Yen Berkibar di Tengah Kekhawatiran Virus, Euro Tertekan Jelang Rilis Data PDB
Friday, February 14, 2020       14:18 WIB

Ipotnews - Yen Jepang mempertahankan penguatan terhadap dolar, Jumat, karena keraguan terbaru tentang skala wabah virus korona mendukung permintaan mata uang  safe-haven .
Yuan menanggung kerugian karena virus yang mirip flu itu--merebak akhir tahun lalu di Provinsi Hubei, China--memberikan beban lebih berat bagi prospek ekonomi, demikian laporan  Reuters , di Tokyo, Jumat (14/2).
Euro bertahan di posisi terendah multi-tahun terhadap dolar AS dan franc Swiss karena investor semakin lebih pesimistis tentang prospek dalam blok mata uang bersama sebelum data produk domestik bruto dirilis Jumat.
Sebaliknya, poundsterling menguat di tengah gelombang optimisme bahwa perombakan kabinet Inggris akan mengarah pada kebijakan fiskal yang lebih ekspansif guna mendukung pertumbuhan.
Pejabat di Hubei mengguncang pasar keuangan, Kamis, dengan mengumumkan peningkatan tajam dalam infeksi baru dan kematian akibat virus korona, yang mencerminkan pengadopsian metode baru untuk mendiagnosis penyakit tersebut.
Ketidakpastian tentang tingkat epidemi yang sebenarnya kemungkinan akan membuat investor tidak berani mengambil risiko berlebihan sampai ada cukup bukti bahwa penyebarannya melambat.
"Penghindaran risiko ( risk aversion ) kembali lagi, sehingga yen dan aset  safe-haven  lainnya meningkat, tetapi reaksi sejauh ini bersifat sementara dan terbatas," kata Masafumi Yamamoto, analis Mizuho Securities di Tokyo.
"Perubahan standar pelaporan di China menjadi kekhawatiran. Ada ketakutan bahwa China masih menyembunyikan sesuatu."
Yen naik menjadi 109,80 per dolar di pasar Asia, Jumat, menyusul penguatan 0,25% pada sesi sebelumnya.
Di pasar  onshore , yuan melemah 0,06% menjadi 6,9818 per dolar, sementara di pasar  offshore  menyusut jadi 6,9853, menyusul depresiasi 0,2% pada sesi Kamis.
Jumat, pejabat di Hubei melaporkan 4.823 kasus baru dan 116 kematian baru pada 13 Februari, tetapi investor masih ketar-ketir setelah provinsi tersebut melaporkan 14.840 kasus baru dan menyebutkan rekor peningkatan kematian hari, Kamis, menggunakan metode diagnostik yang baru guna mengklasifikasi ulang penumpukan kasus.
Ekonomi China diperkirakan tumbuh pada tingkat paling lambat sejak krisis keuangan pada kuartal saat ini, menurut jajak pendapat sejumlah ekonom yang dilakukan  Reuters,  dan menyebutkan penurunan tersebut akan berumur pendek jika wabah itu bisa ditangani.
Virus korona itu pertama kali terdeteksi di ibukota Hubei, Wuhan, dan sejauh ini menewaskan lebih dari 1.300 orang di China dan menyebar ke 24 negara lainnya.
Euro turun 0,1% menjadi USD1,0834, tingkat terendah sejak April 2017, ketika investor bersiap untuk mencermati data PDB dari Jerman dan zona euro yang dirilis Jumat.
Mata uang tunggal itu berada di posisi 1,0619 franc Swiss, dekat dengan level terendah sejak Agustus 2015. Euro sedikit turun menjadi 83,07 pence, dekat dengan tingkat terlemah sejak Desember.
Sentimen bagi euro memburuk setelah data awal pekan ini menunjukkan pelemahan dalam  output  manufaktur zona euro memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif.
Pound sedikit berubah menjadi USD1,3046 setelah kenaikan 0,64% pada sesi Kamis karena ekspektasi penunjukan Menteri Keuangan Inggris yang baru akan menyebabkan belanja fiskal lebih besar untuk membantu negara tersebut melakukan transisi dari Uni Eropa. (ef)

Sumber : Admin