`Booming` Nikel, Kinerja Segmen Nikel Antam Naik di 2021
Friday, January 21, 2022       14:34 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk () atau Antam membukukan pertumbuhan kinerja segmen nikel yang positif sepanjang 2021, di tengah pemulihan kondisi ekonomi global serta tumbuhnya tingkat permintaan nikel.
Menurut siaran pers Antam yang diterbitkan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk komoditas feronikel, pada 2021 Antam mencatatkan produksi feronikel  (unaudited)  sebesar 25.818 ton nikel dalam feronikel (TNi). Angka tersebut, ujar manajemen Antam, relatif stabil jika dibandingkan dengan tingkat produksi feronikel pada tahun 2020.
Sementara, volume penjualan produk feronikel Antam sepanjang 2021 mencapai 25.992 TNi.
Pada 2021, produksi bijih nikel  (unaudited)  Antam yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel dan penjualan kepada pelanggan domestik, mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt). Angka tersebut meningkat 131% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan tingkat produksi tahun 2020 sebesar 4,76 juta wmt.
Kemudian, kinerja penjualan bijih nikel Antam sepanjang 2021 mencapai 7,64 juta wmt, tumbuh 132% dari realisasi penjualan di tahun 2020 sebesar 3,30 juta wmt.
"Capaian kinerja produksi dan penjualan segmen nikel ANTAM yang solid pada tahun 2021, mencerminkan upaya kami untuk menjaga pertumbuhan kinerja Perusahaan yang positif pada tahun 2021," tutur Direktur Utama ANTAM Nicolas D. Kanter dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (21/1/2022).
Kanter menambahkan, seiring dengan tingkat pertumbuhan permintaan produk komoditas Antam yang positif, perusahaan akan mengoptimalkan capaian kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Perusahaan dengan menjaga biaya produksi tetap efisien.
Seiring dengan  outlook  pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri, pada tahun lalu, ANTAM fokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel.
Dalam menghadapi tantangan volatilitas harga komoditas global, manajemen Antam mengatakan, akan berfokus pada upaya penurunan biaya produksi dan implementasi kebijakan strategis terkait inisiatif efisiensi biaya yang tepat dan optimal.
Di pasar saham, per pukul 14.07 WIB, saham bergerak di zona hijau dengan kenaikan 0,26% ke posisi Rp 1.940/saham. Saham berusaha melanjutkan kenaikan 12,17% pada perdagangan Kamis kemarin (20/1).
Sementara, sejak awal tahun (ytd), saham masih melemah 13,78%.
(adf/vap)

Sumber : www.cnbcindonesia.com