News & Articles


Friday, December 01, 2023       15:23 WIB

Perencanaan Pensiun untuk Karyawan Berusia 25 Tahun



Pada artikel sebelumnya yang berjudul Perencanaan Pensiun Untuk Karyawan Berusia 35 Tahun kita telah membahas hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu kita membuat perencanaan pensiun bagi karyawan berusia 35 tahun.

Dalam artikel itu, kita menganggap bahwa diri kita adalah karyawan itu sendiri. Kami selalu beranggapan bahwa setiap orang dapat dan mampu untuk bertindak sebagai perencana pensiun bagi dirinya sendiri. Tidak ada gunanya kita membayar perencana keuangan untuk membuat rencana keuangan bagi diri kita karena pada akhirnya, kita adalah pihak yang paling tahu mengenai keadaan keuangan kita (dan juga paling bertanggung jawab atas sukses atau gagalnya rencana keuangan kita buat).

Pada perencanaan keuangan untuk karyawan berusia 35 tahun, ada lima hal penting yang harus menjadi perhatian kita, yaitu: (1) Membangun Sumber Daya Manusia (Human Capital), (2) Mempersiapkan Dana Darurat (Emergency Fund), (3) Mengelola Hutang dengan Bijaksana, (4) Mulailah Menabung (atau lebih baik lagi berinvestasi) untuk Dana Pensiun sekarang, (5) Membiasakan Diri dengan Naik Turunnya Nilai Investasi.

Sekarang kita akan membahas perencanaan pensiun untuk karyawan berusia 25 tahun. Perencanaan pensiun untuk karyawan berusia 25 tahun menjadi sulit terutama karena pada usia tersebut (25 tahun), perencanaan pensiun seringkali belum dianggap sebagai sesuatu yang penting. Jadi permasalahannya terletak pada mencari faktor-faktor yang dapat memotivasi seorang karyawan untuk mulai membuat rencana pensiunnya pada usia muda tersebut.

Pada usia 25 tahun biasanya seorang karyawan baru selesai kuliah S-1 beberapa tahun lalu, dan baru mulai bekerja meniti karir di perusahaan pertama tempatnya bekerja. Karena itu, tingkat perpindahan karyawan (turn over) relatif sangat tinggi.

Jarang ada karyawan yang bekerja terus hingga pensiun hanya di satu perusahaan yang sama sejak lulus kuliah. Kalau pun ada perusahaan besar yang menawarkan gaji yang bagus dan pekerjaan yang menarik, tetap saja orang berpikir bahwa pekerjaan di luar sana mungkin lebih baik atau gajinya lebih besar.

Dari segi pengeluaran, pada usia 25 tahun, seorang karyawan biasanya baru mulai berpikir untuk memiliki memiliki mobil, atau memiliki rumah sendiri. Hampir pasti, pembelian mobil dan rumah itu dilakukan secara kredit (KPR untuk rumah dan KKB untuk kendaraan bermotor). Perencanaan pensiun untuk karyawan berusia 25 tahun akan membahas empat hal penting ini, yang banyak menyangkut masalah berinvestasi secara bijaksana.

1. Investasikan Waktumu Dalam Edukasi Finansial

Edukasi finansial adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang. Latar belakang pendidikan (dan pekerjaan) Anda mungkin seorang insinyur, atau seorang dokter, atau seorang ahli hukum (lawyer) yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan menghitung keuangan pribadi (personal finance). Tetapi, Anda tidak boleh buta terhadap masalah keuangan.

Setidaknya, Anda harus paham tentang neraca keuangan pribadi (personal balance sheet), laporan rugi-laba pribadi (personal income statement), dan barangkali Anda tertarik juga untuk mempelajari tentang laporan arus kas (cash flow statement). Jadi, hidup kita bukan saja menyangkut bagaimana mencari uang, tetapi juga mengetahui bagaimana menyimpan, berinvestasi, dan mengelola uang tersebut.

Kecuali uang Anda sedemikian banyak, atau Anda bekerja sebagai tenaga kerja asing (expatriate) di negara lain yang berbeda dari segi hukum dan pajaknya sehingga Anda perlu perencana keuangan professional untuk mengelola keuangan Anda. Dalam kasus-kasus umum Anda harus melakukan sendiri pengelolaan keuangan tersebut.

Untuk itu, Anda harus terus menerus meningkatkan kemampuan keuangan Anda. Jangan sampai, misalnya, Anda menjadi seorang insinyur yang sangat ahli membangun gedung bertingkat tinggi (high rise building), tetapi Anda buta akan jenis-jenis investasi yang ada di pasar. Akibatnya, Anda hanya akan berinvestasi (menabung) pada instrumen deposito saja, dan hasilnya tidak optimal.

2. Belilah Rumah Tapak (Landed House)

Karyawan yang baru berusia 25 tahun umumnya baru pertama kali membeli rumah. Kami menganjurkan untuk membeli rumah tapak (dibandingkan dengan menyewa rumah, atau membeli apartemen). Mengapa? Harga rumah tapak (landed house) akan naik karena kenaikan harga tanah (supply tanah tidak pernah bertambah).

Walau pun terjadi penurunan harga bangunan yang berusia tua, kenaikan harga tanah dapat dipastikan akan lebih tinggi daripada penurunan harga bangunan di atas tanah tersebut. Bandingkan dengan harga apartemen. Bangunan apartemen akan mengalami penyusutan sementara kenaikan harga tanah tempat berdirinya apartemen itu bukan menjadi hak pemilik apartemen.

Tambahan pula, membeli apartemen tidak akan membebaskan pemilik apartemen dari biaya pemeliharaan yang mahal karena dihitung berdasarkan luas apartemen (dan seringkali harus dibayar dalam mata uang asing/US dollar). Bandingkan misalnya dengan iuran pemeliharaan lingkungan (uang keamanan dan uang pengangkutan sampah) yang dibebankan pada pemilik rumah tapak tanpa melihat ukuran rumah.

Mungkin Anda berpendapat, apartemen lebih praktis karena ada di tengah kota yang berarti dekat dengan tempat kerja dan dekat dengan berbagai sarana kehidupan kota besar. Pendapat Anda itu benar, tetapi ingatlah bahwa rumah tapak yang Anda beli sekarang, dalam waktu sepuluh atau lima belas tahun lagi, akan menjadi semakin mahal dan tidak terbeli jika Anda tidak membelinya sekarang. Sementara itu, apartemen milik Anda harganya tidak akan naik banyak karena nilai bangunan yang susut (depresiasi).

3. Selalu Tahu Ke mana Gajimu Terpakai

Pada usia 25 tahun, di mana Anda baru pertama kali merasakan memegang uang (dalam jumlah yang relatif besar), dan bebas menggunakan uang tersebut sesuai keinginan Anda tanpa harus meminta persetujuan orang tua, tentulah sangat menyenangkan. Anda mungkin mempunyai keinginan untuk membeli mobil idaman, atau memiliki kartu kredit sendiri, atau ingin berbelanja pakaian yang mahal, atau makan enak di restoran mewah, silahkan Anda menikmati kebebasan itu.

Setelah Anda puas menikmati kebebasan finansial Anda, mulailah untuk membuat alokasi atas semua uang gaji yang Anda terima setiap bulan. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola belanja rutin Anda dan bagaimana Anda mengelola keuangan setiap bulan. Tanpa mengetahui ke mana uang gajimu terpakai, berapa pun besarnya gaji yang diterima, Anda akan selalu mengalami defisit.

Keuntungan membuat alokasi uang gaji adalah kita bisa menghindari mebelanjakan uang secara impulsif. Belanja secara impulsif yaitu belanja hanya karena ingin (wants) dan mampu untuk membayar keinginan itu, tetapi sesungguhnya apa yang dibelanjakan bukanlah sesuatu yang sungguh-sungguh dibutuhkan (needs).

4. Selalu Membuat Keputusan Rasional Sejauh Menyangkut Masalah Uang

Kita setiap saat dihadapkan pada berbagai pilihan. Untuk berangkat ke kantor misalnya, Anda dapat memilih menggunakan transportasi umum, atau mobil pribadi. Untuk tempat tinggal, Anda dapat tinggal indekos, atau mulai mencicil rumah. Semua tergantung kepada Anda dan uang yang Anda miliki.

Hal yang penting di sini adalah apa pun pilihan yang Anda lakukan, selalu lakukan itu dengan kesadaran bahwa tujuan akhir dari semua pilihan yang kita lakukan itu adalah untuk membangun kekayaan.

Pada waktu membuat keputusan keuangan, yang terkadang sulit karena pendidikan keuangan (financial education) Anda yang masih kurang memadai pada usia belia, Anda mungkin melakukan kesalahan di sana-sini.

Teruskan saja lakukan apa yang harus Anda lakukan. Tetapi ingatlah untuk consciously decide on building wealth over time.

Sebagai contoh, katakanlah suatu saat Anda menghadapi dua pilihan ini: menerima uang tunai 100 juta sekarang, atau uang tunai 150 juta tiga tahun kemudian. Mana yang harus Anda pilih? Saya jelaskan dulu persoalannya.

Katakanlah Anda mendapat pembagian warisan dari kakek buyut yang sepuluh tahun lalu meninggal dunia. Oleh paman Gembul yang bertugas membagi-bagi warisan ini, pilihan ini diberikan. Paman Gembul akan membayar tunai 100 juta, jika Anda menginginkan warisan itu sekarang. Alternatifnya, paman Gembul akan menunggu hasil penjualan rumah warisan itu dalam waktu tiga tahun, dan membayarkan hasilnya sekitar 150 juta. Apa pilihan Anda?

Kebanyakan orang akan memilih yang pertama, yaitu menerima 100 juta sekarang. Apa lagi jika dalam pertemuan keluarga, uang tunai 100 juta itu ikut dibawa dan Anda dapat melihat, memegang, dan mencium bau uang tersebut.

Tetapi, dari sudut pandang perencana keuangan dan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini, pilihan kedua yaitu menerima 150 juta tiga tahun lagi mungkin pilihan yang lebih baik. Mengapa? Implikasi memilih pilihan kedua adalah return (imbal hasil investasi) sebesar 50% dalam tiga tahun.

Artinya, jika dibandingkan dengan suku bunga deposito, Anda perlu mencari Bank yang membayarkan deposito dengan suku bunga 16,5% setahun. Saat ini, dengan suku bunga deposito bank hanya berkisar 6,5% setahun, tentu mencari deposito yang akan membayar 16,5% setahun merupakan hal yang mustahil.

Oleh: Fredy Sumendap, CFA


powered by: IPOTNEWS.COM


 Previous Page

Untuk informasi, silahkan hubungi kami
   

Copyright@2013 PT INDO PREMIER SEKURITAS Term of Use | Privacy Policy


Website ini dimiliki dan dioperasikan oleh : Indopremier