Ipotnews - Selama sebulan terakhir pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada dalam pola menurun atau terkoreksi 3,35% hingga penutupan perdagangan hari ini di level 7.501. Jika dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin di level 7.557, indeks mengalami pelemahan 0,74 persen.
Menurut Head of IPOT Fund PT Indo Premier Sekuritas, Dody Mardiansyah di Jakarta, Rabu (9/10), penurunan signifikan pada IHSG dalam beberapa waktu terakhir telah memicu kekhawatiran para investor. Namun, ungkap Dody, para pemegang reksa dana saham tidak perlu panik merespons situasi ini.
Dalam upaya memberikan solusi investasi jangka panjang secara optimal, jelas Dody, IPOT Fund telah menghadirkan produk reksa dana saham Power Fund Series (PFS) yang berbeda dengan reksa dana saham konvensional.
Seperti diketahui, PFS memiliki skema real-time pricing, transparansi portofolio hingga 100 persen, pencairan dana pasti dalam dua hari dan multi opsi transaksi kepada para investor yang menginginkan potensi pertumbuhan modal yang tinggi melalui instrumen saham.
Dody mengemukakan bahwa ada lima tips penting agar para investor tetap tenang dan bijak dalam berinvestasi reksa dana saham, meskipun pergerakan IHSG sedang lesu. Kelima tips tersebut yakni:
1. Fokus pada Jangka Panjang
Penurunan IHSG bersifat sementara dan merupakan bagian dari dinamika pasar yang normal. Reksa dana saham adalah instrumen investasi jangka panjang. Investor yang tetap fokus pada tujuan jangka panjangnya akan lebih mampu menghadapi fluktuasi pasar dengan tenang.
2. Jangan Terburu-Buru Menjual
Saat IHSG bergerak menurun, banyak investor yang tergoda untuk melakukan divestasi karena khawatir terjadi kerugian lebih lanjut. Padahal, penjualan di saat pasar sedang lesu justru bisa membuat kerugian terealisasi. Sebaliknya, tetap bertahan dan menunggu perbaikan pasar sering kali menjadi strategi yang lebih bijaksana.
Ketika pasar menurun, inilah waktu yang baik untuk mengevaluasi kinerja manajer investasi. Pastikan bahwa mereka memiliki rekam jejak yang baik dalam mengelola dana selama kondisi pasar sedang sulit. Kinerja masa lalu dalam mengatasi volatilitas pasar dapat memberikan gambaran tentang kemampuan mereka di masa mendatang.
3. Manfaatkan Harga Saham yang Lebih Murah
Penurunan IHSG membuka peluang bagi investor untuk membeli unit reksa dana saham pada harga yang lebih rendah. Ini adalah saat yang tepat untuk menerapkan strategi Buy on Weakness, yaitu membeli ketika harga rendah dan memaksimalkan potensi keuntungan di saat pasar kembali pulih.
4. Diversifikasi Portofolio
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko saat pasar bergejolak adalah melakukan diversifikasi. Pastikan portofolio tersebar di berbagai sektor dan instrumen keuangan. Reksa dana saham yang dikelola dengan baik biasanya memiliki diversifikasi alami, tetapi tidak ada salahnya mengecek ulang apakah portofolio sudah cukup seimbang.
Reksa dana saham Power Fund Series (PFS) yang 100 persen memiliki transparansi portofolio akan memudahkan para investor dalam melakukan pengecekan saham apa saja yang ada di dalam produk reksa dana saham tersebut.
5. Tetap Tenang dan Hindari Spekulasi
Menghadapi penurunan IHSG memerlukan ketenangan. Hindari keputusan emosional dan spekulasi yang bisa merugikan investasi dalam jangka panjang. Kepercayaan pada proses investasi yang solid dan terencana adalah kunci untuk melalui masa-masa sulit ini. "Investor perlu tetap optimistis dan melihat penurunan pasar ini sebagai peluang investasi jangka panjang," kata Dody. (Budi)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM