News & Research

Reader

Bursa Ekuitas Eropa Melemah Setelah ECB Pangkas Suku Bunga Sesuai Ekspektasi
Friday, December 13, 2024       03:14 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir lebih rendah, Kamis, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi, dan membiarkan pintu terbuka untuk pelonggaran lebih lanjut guna mendukung ekonomi yang sedang berjuang di tengah meningkatnya risiko politik.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,14% atau 0,75 poin menjadi 519,20 dalam sesi yang berombak, meski saham perbankan zona euro yang sensitif terhadap suku bunga menguat 0,3%, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Kamis (12/12) atau Jumat (13/12) dini hari WIB.
Bursa regional utama berakhir variatif. Di Jerman, Indeks DAX menguat 0,13% atau 27,11 poin menjadi 20.426,27 dan FTSE 100 Inggris bertambah 0,12% atau 10,14 poin jadi 8.311,76, sementara CAC Prancis berkurang 2,46 poin atau 0,03% menjadi 7.420,94.
ECB menurunkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini karena kekhawatiran inflasi mereda, mengalihkan perdebatan tentang apakah pemotongan tersebut cukup cepat untuk mendukung ekonomi yang stagnan yang juga berisiko mengalami perang dagang baru dengan Amerika Serikat.
Namun, beberapa investor fokus pada komentar Presiden Christine Lagarde yang menekankan bahwa perang melawan inflasi belum berakhir, yang menyebabkan imbal hasil obligasi acuan Jerman menguat.
Kini, pelaku pasar memperkirakan sekitar 120 basis poin pemotongan suku bunga pada akhir 2025, menurut data yang dikumpulkan LSEG .
"ECB berpegang pada rencana tersebut. Inflasi melambat, indikator utama menunjukkan pertumbuhan upah akan melambat, dan pertumbuhan menyusut tetapi tidak terlalu parah," kata Mathieu Savary, analis BCA Research.
"Hasilnya, mempertahankan laju pelonggaran yang konsisten adalah hal yang tepat, dan memungkinkan untuk menyimpan amunisi jika perang dagang muncul tahun depan."
Indeks STOXX melambung lebih dari 8% tahun ini karena ekspektasi biaya pinjaman yang lebih rendah, sementara indeks acuan S&P 500 Wall Street meroket lebih dari 27%.
Zona euro mencoba mengatasi perlambatan ekonomi, ketidakstabilan politik di Jerman dan Prancis, serta permintaan yang lesu dari konsumen utama China tahun ini. Mengingat mayoritas perusahaan Eropa bergantung pada ekspor, perang dagang dengan AS tetap menjadi hambatan yang signifikan pada 2025.
Bank sentral di kawasan tersebut, termasuk Swiss National Bank dan bank sentral Denmark menurunkan suku bunga kebijakan masing-masing.
Saham Swiss berakhir lebih tinggi sebesar 0,3%, sementara ekuitas Denmark turun 0,5%.
Di indeks STOXX, sumber daya dasar menjadi sektor yang turun paling tajam, anjlok 1,7%, sementara barang mewah memimpin kenaikan dengan penguatan 0,9%.
Di antara penggerak individu, saham Brunello Cucinelli, Italia, melesat 8% setelah grup barang mewah itu menaikkan panduan pendapatan 2024-nya.
SThree Plc ambles 26% setelah perekrut Inggris itu memperingatkan tentang laba tahun keuangan saat ini, dengan alasan kondisi pasar perekrutan yang sulit di tengah meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi makro, khususnya di Eropa.
Diageo Plc melonjak 2,7% setelah UBS meng-upgrade rating sahamnya, dengan alasan tanda-tanda positif untuk bisnis pabrikan minuman beralkohol itu di AS.
Pabrikan obat kontrak Swiss, Lonza, melejit 4,9% menyusul rencana untuk keluar dari bisnis kapsul dan bahan kesehatannya. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM