News & Research

Reader

Bursa Siang: The Fed Buka Peluang Pangkas Suku Bunga, Saham Asia Lesu, IHSG Flat
Wednesday, November 29, 2023       12:44 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) melemah tipis. Pada akhir perdagangan sesi I hari Rabu (29/11), IHSG drop 0,03% (-3 poin) ke posisi 7.038. Sektor infrastruktur menjadi yang terlemah turun 0,65 persen. Sedangkan sektor basic industri menjadi yang terkuat, naik 1,59 persen.
Total nilai transaksi sebesar Rp5,67 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 119,15 juta lot saham. USD/IDR -0.23% ke Rp15.400 (12.00 PM)
Indeks LQ45 ke 924/-0,08%
Indeks IDX30 ke 478/-0,09%
Indeks IDX80 ke 127/+0,11%
Indeks JII ke 519/+0,26%
Indeks Kompas100 ke 1.128/+0,09%
Indeks Sri Kehati ke 424/-0,33%
Indeks SMinfra18 ke 310/-0,07%
Top Gainer LQ45: , , , , , ,
Top Loser LQ45: , , , , , ,
Saham Teraktif: , , , , , ,
Bursa Asia
Pasar saham Asia sebagian besar melemah, dipimpin oleh kerugian di Hong Kong karena investor menilai komentar dari anggota dewan Federal Reserve AS dan mencerna angka inflasi Australia pada bulan Oktober.
Pada hari Selasa, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dia semakin yakin bahwa kebijakan sekarang sudah tepat untuk mengendalikan inflasi. Namun, dia menegaskan inflasi masih terlalu tinggi. Waller juga mengatakan The Fed mungkin mulai menurunkan suku bunga jika inflasi terus menurun dalam tiga hingga lima bulan ke depan.
"Pasar jelas bergerak karena Gubernur Waller membuka kemungkinan pemotongan suku bunga," kata Tapas Strickland, kepala ekonomi pasar di National Australia Bank di Sydney. Pernyataan Waller menggemakan komentar sebelumnya yang dibuat oleh Ketua Fed Jerome Powell.
Sebaliknya, Gubernur Michelle Bowman mengatakan kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan. "Untuk menjaga kebijakan tetap cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen pada waktu yang tepat."
Tingkat inflasi tertimbang Australia pada bulan Oktober melambat lebih dari perkiraan, yaitu sebesar 4,9% dibandingkan dengan perkiraan para ekonom sebesar 5,2% yang disurvei oleh Reuters. Angka ini juga lebih rendah dari 5,6% yang terlihat pada bulan September. Tingkat inflasi secara keseluruhan mencapai 4,8%, level terendah sejak Januari 2022. Biro statistik negara tersebut mengungkapkan bahwa kenaikan harga yang paling signifikan terjadi pada perumahan, makanan dan minuman non-alkohol, serta transportasi.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) +0,12%
Indeks Topix (Jepang) -0,19%
Indeks Shanghai Composite (China) -0,27%
Indeks Shenzhen Component (China) -0,49%
Indeks CSI 300 (Blue chip China) -0,67%
Indeks Hang Seng (Hong Kong) -1,98%
Indeks Kospi (Korsel) -0,01%
Indeks Taiex (Taiwan) +0,07%
Indeks ASX/S&P 200 (Australia) +0,22%
Currency
USD-JPY ke 147,10/-0,26%
USD-SGD ke 1,3298/-0,11%
AUD-USD ke 0,6649/0,00%
USD-CNY ke 7,1223/-0,20%
USD-MYR ke 4,6485/-0,48%
Minyak
Harga minyak bergerak dalam kisaran sempit pada hari Rabu (29/11) karena investor berhati-hati menjelang pertemuan penting OPEC + untuk memutuskan kebijakan produksi dalam beberapa bulan ke depan. Sementara gangguan pasokan di Laut Hitam memberikan landasan bagi harga. Minyak mentah Brent turun 3 sen menjadi $81,65 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 12 sen atau 0,2%, menjadi $76,53 per barel.
(idx/cnbc/reuters/bloomberg/mk)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM