News & Research

Reader

Empat Langkah Mudah untuk Memulai Perencanaan Pensiun
Monday, April 10, 2023       16:54 WIB

Pada artikel sebelumnya yang berjudul  Studi Kasus Perencanaan Pensiun , kita sudah membahas pentingnya membagi perencanaan pensiun dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama mengenai perencanaan pensiun yang dilakukan sebelum memasuki masa pensiun, dan tahap ke dua mengenai perencanaan pendapatan pada masa pensiun.
Dengan membagi perencanaan pensiun atas dua tahap, kita dapat membuat perencanaan pensiun menjadi lebih mudah, karena kita telah memisahkan tahap perencanaan pensiun ( retirement planning ) di mana semua arus kas merupakan asrus kas masuk ( cash inflow ) dan tahap perencanaan pendapatan masa pensiun ( retirement income planning ) di mana semua arus kas merupakan arus kas keluar ( cash outflow ).
Dengan membagi perencanaan pensiun atas tahap perencanaan pensiun dan tahap perencanaan pendapatan pada masa pensiun, kita juga dapat melihat permasalahan secara lebih jelas, karena sesungguhnya pada ke dua tahapan perencanaan pensiun itu tantangan yang dihadapi sungguh jauh berbeda.
Perencanaan pensiun secara tradisional tidak membagi rencana pensiun atas dua tahapan yang berbeda. Secara khusus, perencanaan pensiun tradisional tidak membuat perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ).
Kami tidak mengatakan bahwa perencanaan pensiun tradisional itu salah. Sesungguhnya, perencanaan pendapatan masa pensiun ( retirement income planning ) melengkapi perencanaan pensiun yang telah dibuat secara tradisional.
Perencanaan pensiun tradisional ( retirement planning ) sudah selesai ketika seseorang memasuki usia pensiun. Berapa pun dana pensiun yang terkumpul akan dipakai sebagai titik awal dalam perencanaan pendapatan masa pensiun ( retirement income planning ). Akan tetapi, jumlah target dana pensiun yang diharapkan terkumpul sebelum masa pensiun itu tiba, tetaplah merupakan target pencapaian dalam tahap pertama perencanaan pensiun ( retirement planning ).
Perencanaan pensiun, atau untuk lebih umum, perencanaan keuangan merupakan ilmu yang masih berkembang dan masih banyak hal-hal baru yang sebelumnya belum terpikirkan tetapi sekarang dengan riset terus menerus telah menjadi makin nyata.
Sedikit berkisah, penulis pun sebelumnya tidak menyadari akan adanya tantangan perencanaan pendapatan masa pension, berupa urutan terjadinya imbal hasil ( sequence or return risk ), sebelum penulis membaca hasil penelitian ( research paper ) yang ditulis oleh Wade D. Frau PhD, CFA yang berjudul ' Overview of Retirement Income Planning ' yang dimuat dalam  Jurnal of Financial Counseling and Planning , volume 29, Number 1, 1918. Ms.Frau merupakan peneliti dan pendiri pada  Retirement Research Institute .
Penulis juga mendapat masukan yang berharga dari artikel yang ditulis oleh Krisna Patel, CFA yang berjudul  Retirement Income: six strategies  dan dimuat dalam CFA Insitute publication tgl 25 Februari 2022. Penulis sendiri, pada waktu mengambil ujian CFA level 3 pada tahun 2004, belum mengetahui adanya masalah resiko urutan terjadinya  return  ini ( Sequence of Return Risk ).
Perencanaan pensiun yang penulis pelajari saat itu masih bersifat tradisional, untuk ukuran saat ini, yang tidak membedakan perencanaan pensiun menjadi  retirement planning  dan  retirement income planning .
Sekarang kita akan melihat ulang ( review ) perencanaan pensiun yang sudah pernah kita buat sebelumnya. Perencanaan pensiun ini tidak ada bedanya dengan perencanaan pensiun tradisional yang kita biasa kita buat. Perbedaanya sekarang, perencanaan pensiun kita berakhir pada saat kita memasuki usia pensiun. Tetapi, jumlah target dana pensiun yang ingin kita capai tetap sama.
Pada dasarnya, untuk dapat membuat perencanaan pensiun (tradisional) yang baik, kita hanya perlu mengetahui empat hal atau empat langkah ini (atau lima hal jika kita ingin memasukkan pemilihan jenis rekening dana pensiun). (1) mengetahui di mana kita berada sekarang, (2) membayangkan berapa banyak dana pensiun yang kita butuhkan untuk pensiun yang nyaman, (3) mengetahui semua hal yang menjadi prioritas keuangan kita, dan (4) mengetahui jenis investasi yang tepat untuk dana pensiun.
Di sini, kita akan membandingkan empat langkah dalam perencanaan pensiun tahap pertama ( retirement planning ) dengan empat langkah dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ). Hal yang pertama, kita perlu mengetahui di mana kita berada sekarang, supaya kita mengetahui posisi kita sekarang secara keuangan, sebelum mulai ke langkah selanjutnya yaitu situasi masa pensiun yang kita bayangkan.
Dalam kaitan dengan perencanaan pensiun, seringkali kita tidak mengetahui berapa besar dana pensiun yang telah ada dalam rekening BPJS -TK (Badan Pengelola Jaminan Sosial- Tenaga Kerja) kita, atau dalam rekening DPPK kita - jika perusahaan tempat kita bekerja memiliki DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja).
Seringkali kita juga tidak membuat perencanaan pensiun secara formal tetapi kita sesungguhnya telah memiliki tabungan dana pensiun, walau pun kita mungkin tidak mengetahui jumlah dana pensiun yang ada dalam rekening kita. Misalnya, berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) yang berlaku, setiap perusahaan yang mempekerjakan minimal sepuluh orang karyawan wajib mengikut-sertakan seluruh karyawannya dalam program dana pensiun BPJS -TK. Atau, kita mungkin telah mencicil pembelian rumah tinggal sehingga dapat dianggap telah memiliki tabungan dana pensiun berupa rumah tinggal.
Sekarang kita bandingkan langkah pertama dalam perencanaan pensiun (tradisional) ini dengan langkah pertama dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun. Dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun, yang dimulai ketika seseorang memasuki usia pensiun, langkah pertama adalah mengetahui berapa jumlah dana pensiun yang telah terkumpul. Dari dana pensiun yang telah terkumpul inilah semua pendapatan kita di masa pensiun berasal.
Langkah ke dua dalam perencanaan pensiun (tradisional) adalah membayangkan berapa besar dana pensiun yang kita butuhkan untuk dapat pensiun dengan nyaman. Jadi, kita harus tahu ke mana kita akan berangkat dari titik awal kita mulai pada langkah pertama tadi.
Kita mungkin berencana untuk pensiun di daerah pedesaan di Ubud, Bali atau di kota Batu, Malang yang sejuk. Selain biaya hidup sehari-hari, biaya transportasi, biaya perawatan kesehatan, dan biaya hiburan, kita juga harus memikirkan biaya relokasi tempat tinggal pada waktu pensiun.
Langkah ke dua dalam perencanaan pensiun (tradisional) ini lalu kita bandingkan dengan langkah ke dua dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ). Dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun, tujuan keuangan kita pada masa pensiun adalah membiayai empat hal ini: gaya hidup ( lifestyle ), usia panjang ( longetivity ), warisan ( legacy ), dan likuiditas ( liquidity ).
Langkah ke tiga dalam perencanaan pensiun (tradisional) adalah mengetahui prioritas keuangan kita. Dalam perencanaan pensiun (tradisional), prioritas keuangan dibagi atas tujuan keuangan jangka pendek, tujuan keuangan jangka menengah, dan tujuan keuangan jangka panjang.
Tujuan keuangan jangka pendek misalnya adalah melunasi utang-utang kartu kredit atau menabung untuk mempersiapkan dana cadangan ( reserve fund ). Tujuan keuangan jangka menengah misalnya menabung untuk biaya kuliah anak di universitas. Tujuan keuangan jangka panjang misalnya adalah memiliki rumah tinggal sendiri yang bebas dari hutang bank (KPR).
Langkah ketiga dalam perencanaan pensiun (tradisional) ini lalu dibandingkan dengan langkah ke tiga dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun. Pada perencanaan pendapatan pada masa pensiun, prioritas keuangan tidak perlu dibagi-bagi secara kaku sebagaimana perencanaan pensiun tradisional sebelum masa pensiun.
Misalnya, mungkin kita menyimpan dana pensiun dengan sistem keranjang ( bucket ), di mana ada keranjang pertama berisi uang tunai dalam tabungan dan deposito berjangka 3 bulan untuk keperluan jangka pendek sampai dengan tiga tahun dan dana cadangan. Keranjang ke dua berisi dana pensiun yang akan dipakai untuk jangka waktu tiga sampai sepuluh tahun, dan keranjang ke tiga berisi dana pensiun yang tidak akan dipakai untuk lebih dari sepuluh tahun.
Setiap kali keranjang pertama habis atau hampir habis, keranjang kedua akan diambil untuk menggantikan keranjang pertama. Selanjutnya, keranjang kedua akan digantikan dengan keranjang ke tiga, dan seterusnya.
Langkah ke empat dalam perencanaan pensiun (tradisional) adalah mengetahui jenis investasi yang tepat untuk dana pensiun. Untuk perencanaan pensiun (tradisional), jangka waktu investasi sudah diketahui. Karenanya, jenis investasi juga dapat disesuaikan dengan jangka waktu (horizon) investasi.
Pada umumnya perencana pensiun menyarankan untuk berinvestasi dalam instrumen ekuitas ketika jangka waktu investasi masih sangat panjang, dan perlahan-lahan investasi dialihkan ke instrumen pendapatan tetap yang lebih stabil nilainya ketika subjek makin mendekati usia pensiun.
Akan tetapi, dalam kasus perencanaan pendapatan pada masa pensiun, jangka waktu investasi walaupun terbatas, tidak dapat dipastikan lamanya karena kapan seseorang akan meninggal tidak ada yang tahu.
Dikaruniai usia panjang merupakan berkat yang patut disyukuri, tetapi berusia panjang tanpa memiliki cukup dana pensiun tentu bukanlah hal yang diharapkan. Karena itu, dalam membuat perencanaan pendapatan pada masa pensiun, perencana pensiun harus siap jika harus membiayai usia panjang ( longetivity ).
Para pembaca IPOTNEWS, sampai di sini, mungkin bisa membaca kembali artikel yang kami tulis sebelumya yang berjudul  Beberapa Konsep Kunci untuk Berpikir Tentang Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun. 
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM