News & Research

Reader

Era Suku Bunga Tinggi Menekan Indeks Saham Keuangan Sepanjang Tahun Berjalan
Tuesday, April 30, 2024       12:25 WIB

Ipotnews - Era suku bunga tinggi akibat pengetatan kebijakan moneter bank sentral sejumlah negara maju maupun Bank Indonesia, telah membuat indeks saham sektor keuangan berada dalam tren melemah sepanjang tahun berjalan.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu hingga Selasa (30/4) pukul 10.57 WIB, indeks saham sektor keuangan (IDXFINANCE) sedang melemah 33,0 poin atau 2,31% menjadi 1.425, secara year to date (YtD).
Praktisi pasar modal dan Dosen Magister Ekonomi Atma Jaya dan Trisakti, Hans Kwee mengatakan era suku bunga tinggi yang sedang terjadi saat ini menjadi tekanan bagi industri perbankan secara umum. "Mungkin hanya bank-bank besar saja yang masih mampu menjaga likuiditas dan kualitas kredit dengan masih cukup kuat," kata Hans saat dihubungi Ipotnews, hari ini.
Di sisi lain, bank - bank menengah dan bank - bank kecil akan menghadapi persoalan yang lebih berat dalam hal tantangan likuiditas. "Apalagi bank-bank digital yang seperti perusahaan teknologi pada umumnya, lebih sensitif pada isu kenaikan suku bunga," ujar Hans.
Kondisi  higher for longer  suku bungamenekanekonom dunia selama setahun terakhir, termasuk di Indonesia. Kondisi ekonomi global saat ini juga terus-menerus dilanda badai ketidakpastian.
Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang telah menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate-FFR) di angka 5,25% hingga 5,5%. Angka tersebut menjadi rekor kenaikan paling agresif The Fed selama 16 tahun terakhir, dan diperkiraan masih akan bertahan dalam kurun waktu yang lama.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) tanggal 23-24 April 2024 merespon era  higher for longer  ini dengan menaikkan suku bunga acuanya, BI-rate (BI 7-Day Reverse Repo Rate-BI7DRR) menjadi 6,25%. Data menunjukkan sejak satu tahun terakhir, BI telah mengatrol suku bunga acuannya dari 3,5% menjadi 6,25%.
Kecepatan kenaikan BI-rate tersebut juga memecahkan rekor, setidaknya dalam 18 tahun terakhir. BI-rate terendah dalam sejarah moneter Indonesia, yaitu 3,5% pada awal 2021 hingga pertengahan 2022. Sekarang, BI-rate diperkirakan masih akan terdorong naik, di tengah kekhawatiran efek rambatan ketidakpastian perlambatan pertumbuhan ekonomi global. (Adhitya)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM