News & Research

Reader

Harga Nikel Global Melaju Kencang, Ini Gara-garanya
Saturday, April 27, 2024       09:36 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas nikel belakangan ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Bahkan harga nikel telah mendekati level psikologis US$ 20.000 atau tertinggi sejak 7 bulan terakhir.
Komisaris PT Ifishdeco Tbk () Ryan Fong Jaya menilai melonjaknya harga nikel global tak terlepas dari pengaruh Indonesia. Terlebih Indonesia saat ini menguasai pasar nikel dunia.
"Jadi Indonesia sebenarnya mempunyai pengaruh yang besar dalam hal permintaan dan penawaran sehubungan dengan harga pasar juga. Jadi salah satu faktor yang sebenarnya kita lihat adalah pembentuk harga nikel," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Jumat (26/4/2024).
Di samping itu, terdapat beberapa faktor lainnya yang membuat harga nikel terkerek naik. Salah satunya disebabkan oleh lambatnya proses penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya ( RKAB ) periode 2024-2026 perusahaan nikel.
"Makanya sebenarnya ada sedikit kekurangan nikel di pasaran, karena kita lihat kuotanya banyak sebenarnya masih mentok di Kementerian ESDM , tapi untuk PT Ifishdeco Tbk () Kami sebenarnya sudah menerima kuota di bulan Februari jadi kami sudah memulainya produksi dan penjualan," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) buka suara terkait harga nikel dunia yang saat ini hampir menyentuh US$ 20.000, tepatnya hingga US$ 19.675 atau setara Rp 317,8 juta per ton (asumsi kurs Rp 16.157 per US$) pada Selasa (23/4/2024).
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengungkapkan bahwa siklus naik turun harga berbagai komoditas, termasuk komoditas nikel, di dunia merupakan kejadian yang berulang dengan penyebab yang berbeda-beda.
"Siklus naik turunnya harga untuk semua komoditas mineral adalah suatu kejadian yang selalu berulang dengan penyebab tertentu dan mengarah ke supply demand dan stok yang berubah. Tentunya ini akan menyebabkan naik turunnya harga nikel," jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (26/4/2024).
Walaupun tidak disebutkan secara gamblang penyebab tingginya harga nikel saat ini, Irwandy mengatakan bahwa kondisi saat ini nikel masih dibutuhkan terutama untuk produksi stainless steel dan baterai kendaraan listrik, logam paduan, dan keperluan industri pesawat.
"Nikel bagaimanapun tetap dibutuhkan. Selain untuk stainless steel, juga dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik, logam paduan, dan logam nikel murni untuk misalnya industri pesawat," tuturnya.
Menurut penilaiannya, tingginya harga nikel saat ini bukan merupakan pengaruh dari penundaan persetujuan kuota nikel di Indonesia. "Analisis saya tidak ada pengaruh penentuan kuota nikel," tegasnya.
Dengan begitu, dia juga mengatakan bahwa harga nikel yang memecah rekor harga nikel tertinggi selama 7 bulan belakangan merupakan akibat dari siklus harga yang terjadi dan bukan merupakan 'durian runtuh' bagi Indonesia.
"Harga saat ini yang naik sekitar US$ 19.000 per ton bukan merupakan durian runtuh, tapi akibat siklus harga yang terjadi," tandasnya.
(ven)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Wednesday, May 08, 2024 - 10:33 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KIOS
Wednesday, May 08, 2024 - 10:28 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of YELO
Wednesday, May 08, 2024 - 10:25 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MBTO
Wednesday, May 08, 2024 - 10:22 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of FORU
Wednesday, May 08, 2024 - 10:15 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of FILM
Wednesday, May 08, 2024 - 10:15 WIB
Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD)
Wednesday, May 08, 2024 - 10:11 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DUTI
Wednesday, May 08, 2024 - 10:02 WIB
Sebulan Saham PGEO Sudah Melonjak 20%, Gegara Mau Bagiin Dividen?
Wednesday, May 08, 2024 - 10:01 WIB
Hasil RUPS Tahunan Mei 2024 KDTN
Wednesday, May 08, 2024 - 09:59 WIB
Ada Volatilitas Transaksi, Manajemen CINT Sampaikan Penjelasan