News & Research

Reader

IHSG di Valuasi Sangat Menarik, IPIM: Saatnya Masuk ke Instrumen ETF, Ini Pilihannya...
Friday, February 28, 2020       15:17 WIB

Ipotnews - Terus tertekan oleh kekhawatiran wabah corona, valuasi pasar saham Indonesia saat ini di posisi valuasi yang sangat menarik, sehingga merupakan peluang sangat baik bagi investor untuk masuk ke instrumen ETF saham. Pilihan yang disarankan: RLQ45, , , XIP), , , dan .
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terkoreksi dalam pada akhir pekan ini, Jumat (28/2). Pada sesi pertama perdagangan, IHSG ditutup di level 5,311.96 atau anjlok 15.68% secara year-to-date.
Saat ini valuasi IHSG berada pada 2.1 stdev di bawah rata-rata 10 tahun. Secara historis, valuasi market berada di bawah 2stdev rata-rata 10 tahun terlihat pada krisis global pada tahun 2008-2009, tahun 2010, dan krisis utang Uni Eropa pada 2011. Namun setelah menyentuh level-level tersebut secara historis, IHSG mengalami rebound.
Terkait hal itu, Indo Premier Investmen Management ( IPIM ) menegaskan bahwa kondisi fundamental Indonesia saat ini masih cukup solid, persepsi risiko (terlihat dari CDS) secara trend terus menurun. Sedangkan negara-negara di dunia saat ini pun terus menyiapkan stimulus dan langkah front loading untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang dikhawatirkan akan terdampak penyebaran virus. Hal ini terlihat dari bagaimana kebijakan bank sentral di beberapa negara telah menurunkan suku bunga, pemberian insentif pada industri, injeksi likuiditas di pasar, dan memantau kondisi yang terdampak secara langsung dengan karantina atau isolasi, begitu juga dengan kebijakan perdagangan antar negara yang lebih teredam dibandingkan tahun lalu, setelah China dan US meneken kesepakatan perdagangan fase 1 untuk mengakhiri perang dagang yang telah mengguncang ekonomi global 18 bulan terakhir.
Bagi IPIM , dalam catatannya yang dirilis Jumat hari ini, kekhawatiran terhadap dampak corona terhadap ekonomi Indonesia masih terbatas karena GDP Indonesia lebih banyak ditopang oleh konsumsi domestik yang cenderung stabil dalam 5 tahun ke belakang, sedangkan pada bagian net export, kontribusinya cukup kecil terhadap GDP Indonesia. Lalu, tahun ini IPIM menilai GDP Indonesia akan terbantu oleh kontribusi cadangan yang positif.
Catatan IPIM menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia saat ini lebih banyak digerakkan oleh oleh investor domestik, terlihat dari trend di pasar reguler yang mulai berubah dibandingkan pergerakan harga saham sejak tahun 2015, walaupun asing melakukan aksi jual selama 5 tahun ke belakang namun kondisi pasar saham masih mengalami trend penguatan. "Selain itu kami menilai bahwa investor asing akan tertarik masuk ke pasar saham negara berkembang salah satunya Indonesia karena valuasi yang lebih murah dibandingkan negara maju," tutur catatan bertajuk "Valuasi Atraktif IHSG " tersebut.
Terkait musim pembagian dividen saat ini, IPIM menyatakan bahwa pada kuartal pertama dan kuartal kedua biasanya pembagian dividen akan diumumkan, secara historis rata-rata dividend yield pasar saham indonesia sekitar 2% dan pada tahun ini market mengepektasikan dividen yield sebesar 2.9% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dan akan menguntungkan portfolio dengan yang memilki eksposure big cap. "Pada portfolio kami secara rata-rata ekspektasi dividen yield untuk tahun ini berada di kisaran 2%-3%," sebut IPIM .
Karenanya, menurut IPIM , valuasi pasar saham saat ini pada posisi yang sangat menarik, karena lebih banyak digerakkan oleh sentimen sementara, secara jangka panjang investor akan kembali ke fundamental di mana saat ini ekonomi Indonesia masih menunjukkan kondisi yang kuat berbeda dengan kondisi saat terjadi krisis beberapa tahun lalu.
Untuk itu, tegas IPIM , saat ini peluang untuk melakukan investasi di pasar saham pada saat valuasi yang relatif lebih murah dibandingkan rata-rata 10 tahun melalui instrumen ETF broad based index (RLQ45 dan ), ETF defensif ( dan ), dan ETF yang secara historis memiliki high yield dividend (, , ).

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM