News & Research

Reader

Kesalahan Perencanaan Investasi: Berinvestasi Tanpa Mempunyai Rencana
Friday, January 13, 2023       15:39 WIB

Artikel ini kami tulis dengan maksud supaya orang berhenti melakukan spekulasi, dan mulai berinvestasi secara benar. Seringkali orang masih tidak dapat membedakan antara berinvestasi dengan berjudi atau berspekulasi.
Berinvestasi artinya kita menaruh sejumlah uang dengan (memiliki) harapan ( expectancy ) bahwa uang tersebut akan berkembang menjadi suatu jumlah tertentu dalam satu kurun waktu tertentu. Tetapi, jika uang ditaruh tanpa adanya harapan untuk berkembang, tetapi hanya untung-untungan ( gambling ) saja, maka kita bukan berinvestasi tetapi berspekulasi atau berjudi.
Ambil contoh, kasus pelemparan koin mata uang. Kemungkinan (probabilitas) munculnya kepala ( head ) adalah 50%, dan kemungkinan (probabilitas) munculnya ekor ( tail)  juga sebesar 50%. Jika percobaan pelemparan koin dilakukan cukup banyak, maka harapan akan munculnya kepala ( head ) adalah sama besar dengan harapan munculnya ekor ( tail ).
Misalkan pada setiap kemunculan kepala ( head ) kita mendapat bayaran 1.000, dan pada setiap kemunculan ekor ( tail ) kita harus membayar 1.000. Kadang-kadang, dalam pelemparan koin itu, muncul kepala ( head ) dan kita mendapat bayaran 1.000. Tetapi, pada kesempatan lain, dalam satu pelemparan koin, muncul ekor ( tail ), dan kita harus membayar 1.000.
Kasus pelemparan koin, tentu semua orang tahu, bukanlah investasi tetapi judi ( gambling ) karena kita tidak memiliki harapan ( expectancy ) apa pun akan hasil pelemparan koin tersebut.
Lalu, apa yang dimaksud dengan investasi? Berinvestasi berarti kita memiliki harapan ( expectancy ) akan munculnya suatu hasil dalam kurun waktu tertentu.
Dalam kasus pelemparan koin, jika percobaan pelemparan koin diulang cukup banyak, maka kita akan berakhir impas. Ini bukanlah investasi, karena apa pun hasil yang keluar dari percobaan pelemparan koin, sifatnya untung-untungan saja dan tidak bisa diketahui lebih dahulu.
Banyak orang yang menganggap dirinya telah berinvestasi, hanya karena telah menaruh (membeli) saham tertentu, di mana sesungguhnya ia hanya berspekulasi karena ia tidak memiliki harapan ( expectancy ) apa pun akan hasil yang akan keluar.
Misalnya, seseorang membeli saham XYZ hanya karena rumor mengatakan bahwa perusahaan penerbit saham XYZ sedang melakukan aksi korporasi ( corporate action ) yang akan menaikkan valuasi sahamnya beberapa kali lipat.
Sesungguhnya, kita dapat mengubah tindakan berspekulasi menjadi tindakan berinvestasi, dengan cara memilih dimana kita akan berinvestasi (i.e. memilih investasi yang menghasilkan angka  expectancy  positip).
Sebagai contoh, kembali ke kasus pelemparan koin tadi, semua orang akan mengatakan bahwa kasus pelemparan koin adalah contoh tindakan berjudi ( gambling ), karena kita tidak memiliki harapan ( expectancy ) atas hasil yang akan diperoleh.
Probabilitas kemunculan kepala ( head ) maupun probabilitas kemunculan ekor ( tail ) sama besar dan hasilnya ( pay out ) juga sama besar, yaitu +1,000 jika muncul kepala ( head ), dan -1,000 jika muncul ekor ( tail ).
Sekarang, pada tingkat probabilitas munculnya kepala ( head ) atau ekor ( tail ) yang sama, kita ganti tingkat pembayaran atas hasil ( pay out ). Katakanlah, untuk kemunculan kepala ( head ) kita memperoleh hasil ( pay out ) sebesar 2,000 dan untuk kemunculan ekor ( tail ) kita hanya perlu membayar 1,000.
Jika percobaan pelemparan koin dibuat cukup banyak, maka jumlah kemunculan kepala ( head ) akan sama banyak dengan jumlah kemunculan ekor ( tail ). Tetapi hasil ( pay out ) dari satu kali kemunculan kepala ( head ) adalah menerima pembayaran sebesar 2,000 sedangkan hasil ( pay out ) dari satu kali kemunculan ekor ( tail ) hanya membayar sebesar 1,000 saja.
Jadi, makin banyak percobaan pelemparan koin ini dilakukan (i.e. tindakan spekulasi), makin besar kemungkinan keuntungan yang akan kita peroleh. Mengapa demikian?
Karena hanya investasi yang memiliki nilai harapan ( expectancy ) positip, bukan nol atau negatip. Dengan investasi kita akan memperoleh hasil positip untuk tindakan yang sepintas terlihat spekulatif.
Sebagai contoh, dibandingkan dengan membeli saham-saham berkapitalisasi kecil ( small cap stocks ) secara individual (berdasarkan rumor saja, tidak berdasarkan riset yang memadai), kita dapat membeli seluruh saham-saham dalam indeks LQ-45 secara pasif melalui reksadana Bursa ETF(sama-sama dibeli tanpa melalui riset atas seluruh saham).
Saham-saham individual yang dibeli secara acak (tanpa riset yang memadai tapi berdasarkan rumor saja) memiliki nilai harapan ( expectancy ) negatip atau nol. Tetapi, seluruh saham-saham dalam indeks LQ-45 yang dibeli secara pasif akan memiliki nilai harapan ( expectancy ) yang positif kurang lebih sebesar angka harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun yang bersangkutan.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM