News & Research

Reader

Mau Investasi? Jangan Lupa Siapkan Hal Ini
Saturday, July 18, 2020       10:29 WIB

Jakarta - Investasi seringkali terdengar tabu dan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang yang belum mengenalnya. Apalagi maraknya kasus penipuan yang dibalut dengan kata-kata investasi dan yang sering terdengar investasi bodong.
Nah berita seperti ini yang sering muncul hingga kurangnya pengetahuan tentang investasi yang membuat orang-orang yang belum berinvestasi atau yang baru memulainya jadi takut, tabu hingga membiarkan potensi uang yang mereka miliki berkembang.
Jadi gampangnya hanya diletakkan di bawah bantal. Kalau sudah begini siapa yang salah? Pemerintah? Lembaga investasi yang menipu? Media? Atau diri kita sendiri karena kurangnya pengetahuan? Kembali lagi sebenarnya sah-sah saja meletakkan uang di bawah bantal, di bawah tumpukan baju yang diselipkan di alam lemari, atau yang lebih aman lagi di dalam brankas. Nah susah deh dibobol atau digotong.
Tapi yang banyak orang tidak tahu adalah uang yang kita rasa aman jika kita simpan dengan cara-cara di atas,ternyata tidak, kenapa? Kalau saja kita tahu pelan-pelan uang kita dicuri orang perampok yang tidak terlihat, dia adalah inflasi.
Inflasi mengambil nilai mata uang kita secara perlahan. Hal ini sudah sering dibahas di banyak artikel, buku, seminar, hingga kelas, tapi karena dampaknya sedikit demi sedikit jadi banyak orang yang masih merasa aman.
Bagi yang belum tahu, gampangnya harga mi instan favorit kita yang awalnya hanya Rp 500 sekarang menjadi Rp 3.000 per bungkus jika dibeli secara eceran di warung-warung. Jadi jika kita menyimpan uang Rp 10.000 di bantal dari beberapa tahun ke belakang hingga hari ini, yang awalnya kita bisa dapat 20 bungkus, eh sekarang cuma 3 bungkus, kebayang kan rasanya. Itu baru satu contoh dalam kasusnya mi instan belum dalam semangkuk bakso.
Kejadian-kejadian seperti ini yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari karena dampaknya pelan-pelan jadi tidak terasa, tapi saya rasa hal ini tidak cukup berlaku bagi ibu-ibu atau para asisten rumah tangga yang sering turun langsung ke lapangan alias berbelanja di pasar.
Cukup sering kita dengar bahkan kita temui beberapa dari mereka mengeluh akan harga bahan baku yang naiknya membludak. Selain karena kelangkaan bahan,faktor inflasi juga turut ambil peran dalam 'kejahatan' ini.
Sampai paragraf ini jadi paham kan pentingnya berinvestasi, tapi karena minimnya pengetahuan kita akan investasi, meskipun cukup banyak media, marketplace, seminar video-video di YouTube, bahkan tahu orang yang sukses karena investasi tetap saja tidak mengubah rasa malas untuk mencari tahu karena tidak punya tujuan dan alasan yang cukup kuat.
Padahal kalau digali lagi faktor inflasi menyebabkan lebih banyak aspek lagi lho dalam kehidupan, seperti naiknya biaya persiapan pernikahan, mahalnya biaya pernikahan, sulitnya mengumpulkan DP rumah, hingga alasan kenapa gaji naik per tahunnya?
Karena menyesuaikan inflasi. Jadi kalau ada yang masih berharap semuanya akan baik-baik saja tanpa investasi, saya rasa waktunya bangun dari tidur siang dan membaca kisah-kisah khayalan karena semuanya itu tidak mungkin.
Survei 1-10 orang kaya di dunia dan Indonesia pasti memiliki investasi. Sudah selayaknya kita ingin hidup yang sejahtera, lupakan dulu soal kaya, tapi mau bagaimana sejahtera kalau kita tidak mau mulai belajar berinvestasi, karena inflasi, karena kenaikan gaji atau pendapatan kita yang tidak sesuai dengan lonjakan harga-harga kebutuhan dasar, kebutuhan sekarang maupun di masa depan yang tidak masuk akal angkanya.Maka kita memerlukan investasi sebagai mesin yang entah mempercepat atau memudahkan kita mencapai hal-hal yang kita butuhkan.
Saat ini sebenarnya sudah tidak ada alasan untuk orang tidak bisa berinvestasi, mengapa? Karena investasi bisa dilakukan di ujung jari Anda, dengan kata lain semua bisa dikerjakan dengan menggunakan telepon pintar anda. Sebelum berinvestasi ada baiknya anda juga menghitung kemampuan anda berinvestasi.

Sumber : DETIK FINANCE

powered by: IPOTNEWS.COM