News & Research

Reader

Mengapa Exchange Traded Fund Sangat Cocok untuk Pemodal Pemula?
Monday, August 20, 2018       15:11 WIB

Pemodal pemula adalah Pemodal yang baru pertama kali berinvestasi di Pasar Modal. Pemodal pemula ini umumnya berusia muda dan tidak memiliki banyak pengalaman berinvestasi. Jumlah uang yang hendak "ditanamkan" oleh Pemodal pemula ini juga umumnya sangat terbatas. Kelebihan Pemodal pemula ini (jika dibandingkan dengan Pemodal lain) adalah usianya yang masih muda, berpendidikan tinggi, dan cukup menguasai teknologi.
Artikel ini ditulis dengan maksud untuk membantu pemodal pemula yang ingin berinvestasi di pasar modal, khususnya investasi pada surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Bukan pada instrumen yang terlalu beresiko buat pemodal pemula seperti halnya instrumen-instrumen derivatif.
Kita sudah sering mendengar nasihat bahwa untuk mulai berinvestasi pada surat-surat berharga, maka cara yang paling baik adalah dengan mulai berinvestasi pada Reksa Dana. Mengapa? Pertama, karena dengan membeli Unit Penyertaan Reksa Dana seorang Pemodal otomatis akan memiliki secara proporsional semua aset milik Reksa Dana tersebut. Jadi, dengan jumlah uang yang minimal Pemodal otomatis dapat melakukan diversifikasi.
Kedua, karena Reksa Dana dikelola secara "profesonal" oleh Manajer Investasi sehingga Pemodal tidak perlu pusing melakukan riset atas Efek-Efek yang akan dibeli. Dua alasan ini paling sering kita dengar tentang Reksa Dana.
Lalu bagaimana dengan Exchange Traded Fund? Bukankah Exchange Traded Fund juga adalah Reksa Dana?
Exchange Traded Fund atau Reksa Dana yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek disebut juga Reksa Dana Bursa. Dengan membeli satu Unit Penyertaan Reksa Dana Bursa atau Exchange Traded Fund, Pemodal secara otomatis telah memiliki secara proporsional seluruh Efek yang dimiliki Reksa Dana tersebut.
Jadi, sama dengan Reksa Dana konvensional, dengan jumlah uang minimal, Pemodal telah otomatis terdiversifikasi atau memiiliki seluruh Efek yang ada dalam Exchange Traded Fund tersebut. Bahkan, untuk Exchange Traded Fund, jumlah dana minimal yang dibutuhkan untuk mulai berinvestasi dapat jauh lebih kecil daripada Reksa Dana konvensional.
Pada Reksa Dana konvensional, untuk dapat membeli Unit Penyertaan pertama kali (melalui Agen Penjual atau Bank yang ditunjuk sebagai Agen Penjual), umumnya Manajer Investasi mensyaratkan minimal Rp.10.000.000.
Bandingkan dengan membeli satu lot Exchange Traded Fund atau sebanyak 100 Unit Penyertaan melalui IPOT (Indo Premier On Line Technology). Perlu diketahui bahwa IPOT tidak mensyaratkan jumlah minimum untuk pembelian saham atau Unit Penyertaan pertama kali.
Misalnya Pemodal membeli satu lot Exchange Traded Fund R-LQ45X yang saat ini harganya 968,35 maka hanya dibutuhkan uang sebanyak Rp96.835 saja untuk mulai berinvestasi. Dengan jumlah investasi awal yang sangat rendah ini, jelas Exchange Traded Fund sangat cocok untuk Pemodal pemula.
Berikutnya, Reksa Dana Bursa atau Exchange Traded Fund juga "dikelola" oleh Manajer Investasi professional, dan hartanya disimpan oleh Bank Kustodian. Perbedaan antara Reksa Dana Bursa atau Exchange Traded Fund dengan Reksa Dana Konvensional adalah pada umumnya Exchange Traded Fund dikelola secara pasif dan Reksa Dana konvensional pada umumnya dikelola secara aktif.
Kami sebut pada umumnya, karena sekarang telah banyak beredar Exchange Traded Fund yang dikelola secara aktif, walaupun mayoritas Exchange Traded Fund memang dikelola secara pasif mengikuti indeks. Demikian juga, mayoritas Reksa Dana konvensional dikelola secara aktif tetapi ada beberapa Reksa Dana konvensional yang dikelola secara pasif mengikuti indeks.
Reksa Dana yang dikelola secara pasif maksudnya adalah Reksa Dana ini hanya melakukan pergantian atau jual dan beli saham dalam portofolionya apabila indeks yang diikutinya juga berubah. Misalnya Reksa Dana Exchange Traded Fund R-LQ45X yang mengikuti indeks LQ-45 hanya melakukan pergantian saham-sahamnya pada saat indeks LQ45 berubah, yaitu dua kali dalam setahun pada akhir bulan Februari dan akhir bulan Juli saja.
Tujuan pengelolaan dana secara pasif bukan untuk mencapai hasil investasi yang setinggi-tingginya, tetapi untuk mendapatkan hasil investasi yang sedekat mungkin dengan indeks yang diikutinya. Karena Exchange Traded Fund dikelola secara pasif, maka tidak diperlukan tenaga riset dan analisa atas saham-saham, demikian juga biaya pembelian (komisi) dan penjualan (pajak atas  capital gain ) saham-saham sangat rendah sehingga biaya pengelolaan dana dapat ditekan seminimal mungkin.
Penelitian atas kinerja Reksa Dana  (mutual fund)  di Negara-negara maju menunjukkan bahwa Reksa Dana yang dikelola secara aktif, hampir seluruhnya tidak berhasil mendapatkan hasil  (return)  yang lebih tinggi daripada indeks yang menjadi tolok ukurnya  (bench mark) . Pada sebagian kecil Reksa Dana yang memberikan hasil  Return  lebih baik daripada indeks, ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik dari indeks secara konsisten (kadang lebih baik, kadang tidak).
Hal ini mudah dipahami karena secara logika, kinerja seluruh Pemodal (termasuk Reksa Dana) di Bursa adalah sama dengan indeks, sebelum dipotong dengan biaya-biaya. Tetapi hasil  (return)  indeks tidak dikenakan biaya, sedangkan kinerja Reksa Dana ada biayanya, sehingga kinerja seluruh Pemodal (secara agregat) setelah dipotong biaya-biaya menjadi di bawah indeks.
Di Indonesia biaya tersebut antara lain berupa biaya Manajer Investasi dan biaya Bank Kustodian. Jika Reksa Dana itu dijual melalui Agen Penjual, maka ada lagi biaya Agen Penjual berupa  front end load  atau  back end load  yang besarnya bervariasi.
Memang secara individual ada Reksa Dana yang memberikan hasil  (return)  yang lebih baik daripada indeks. Tetapi Reksa Dana yang kinerjanya lebih baik dibanding indeks pada tahun ini jarang yang juga lebih baik dari indeks pada tahun lalu, atau akan memiliki kinerja lebih baik dari indeks pada tahun depan. Dengan kata lain, hasil yang lebih baik dari indeks tersebut tidak konsisten.
Perlu diketahui bahwa tidak semua orang memahami hasil riset seperti di atas. Apalagi untuk Pemodal kelas ritel yang memiliki akses terbatas pada hasil riset berkualitas. Dulu pengelolaan portofolio secara indeks hanya tersedia buat nasabah bermodal besar, walaupun telah diketahui bahwa pengelolaan dana secara aktif sulit mengalahkan kinerja indeks setelah biaya.
Produk indeks lalu dijadikan Reksa Dana Indeks supaya dapat dijual kepada banyak orang. Tetapi Reksa Dana indeks tidak dapat dibuat sangat murah karena, dalam kasus S&P 500, Manajer Investasi harus membeli sekaligus 500 macam saham. Kalau tidak,  tracking error  Reksa Dana akan menjadi sangat besar.
Sekarang, dengan tersedianya Exchange Traded Fund, Pemodal pemula yang bermodal kecil sudah dapat mulai berinvestasi di pasar modal. Pemodal pemula juga dapat membeli Exchange Traded Fund melalui jalur  on-line  seperti IPOT yang tidak dikenakan biaya minimum pembelian. Mau?
 Oleh : Fredy Sumendap 

Sumber : IPOT

powered by: IPOTNEWS.COM