Ipotnews - Harga minyak turun tipis, Kamis, tertekan prospek pasokan yang melimpah di pasar minyak tetapi didukung oleh meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 11 sen, atau 0,15%, menjadi USD73,41 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (12/12) atau Jumat (13/12) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 27 sen, atau 0,38%, menjadi USD70,02 per barel.
Badan Energi Internasional (IEA) membuat sedikit revisi ke atas pada prospek permintaannya untuk tahun depan tetapi masih memperkirakan pasar minyak akan dipasok dengan nyaman. Rabu, OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan 2024 untuk bulan kelima berturut-turut.
"Jika kita melihat data aktual, IEA mengatakan bahwa kelebihan pasokan yang mereka prediksi akan terjadi saat ini juga," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group. Persediaan minyak global menyusut 39,3 juta barel pada Oktober karena aktivitas pengilangan yang rendah bertepatan dengan lonjakan permintaan minyak global, menurut data IEA.
Di Amerika, inflasi naik sedikit pada November, sesuai dengan ekspektasi sejumlah ekonom. Investor secara umum memperkirakan the Fed akan kembali memangkas suku bunga, yang memicu optimisme tentang pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
"Laporan inflasi tersebut memberikan banyak kenyamanan. Bisa saja lebih baik, tetapi tampaknya cukup rendah bagi the Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya," kata Bjarne Schieldrop, Kepala Analis Komoditas SEB.
Di konsumen minyak terbesar dunia, Amerika, persediaan bensin dan sulingan meningkat lebih dari perkiraan minggu lalu, menurut data Badan Informasi Energi.
Permintaan minyak global melesat pada tingkat yang lebih lambat dari ekspektasi bulan ini tetapi tetap tangguh, kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan.
Impor minyak mentah China tumbuh secara tahunan untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada November, melejit lebih dari 14% dari tahun sebelumnya.
Di Timur Tengah, Iran setuju untuk diawasi lebih ketat oleh pengawas nuklir PBB di situs Fordow setelah negara itu mempercepat pengayaan uranium hingga mendekati tingkat senjata, yang memberikan tekanan pada harga. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM