News & Research

Reader

‘Administered Price` Dorong Laju Inflasi Maret
Tuesday, March 28, 2017       13:43 WIB

Ipotnews - Tekanan inflasi bulan Maret tahun ini diperkirakan mengalami peningkatkan akibat pengaruh dari harga-harga barang yang diatur pemerintah ( administered price ). Kelompok listrik dan perumahan menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi Maret.
"Inflasi Maret diprediksi sebesar 0,32 persen (m-to-m), lebih tinggi dari bulan Februari [0,28 persen]. Kelompok listrik, perumahan penyumbang paling besar, akibat faktor penyesuaian tarif listrik 900 VA," kata Peneliti Institute for Development on Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, di Jakarta, Selasa (28/3).
Sedangkan harga bahan pangan yang rentan gejolak  (volatile food ), meskipun harga cabai di beberapa tempat perlahan turun, kata Bhima, dipastikan masih memberi tekanan ke inflasi. "Pemerintah perlu mewaspadai lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa," ujarnya.
Economist DBS Group Research, Gundy Cahyadi, juga menilai bahwa laju inflasi telah keluar dari dasar terendahnya dan secara bertahap akan beringsut lebih tinggi pada tahun ini. Laju indeks harga konsumen (IHK), kemungkinan akan berhenti di 5 persen pada tahun ini.
"Bahkan inflasi sekarang ini akan lebih mudah melewati batas 4 persen, jika tidak ada kejutan dari moderasi harga pangan," kata Gundy.
Ia memperkirakan inflasi di sektor transportasi dan perumahan/utilitas akan melonjak ke level tertinggi, masing-masing 3,1% dan 3,7% (y-o-y) pada Februari 2017. Tertinggi sejak akhir 2015.
"Lompatannya akan cukup tinggi dan mengejutkan. Kami melihat, kenaikannya akan berlanjut lebih jauh mengingat harga minyak tahun ini akan relatif lebih tinggi. Inflasi dari kelompok perumahan juga telah didorong oleh langkah pemerintah untuk menyesuaikan tarif listrik," ujarnya.
Gundy menambahkan, inflasi inti yang telah mencapai 3,4% sepanjang tahun ini, dari 3,1% di Desember 2016, sebagian mencerminkan permintaan domestik yang lebih kuat, dengan tren yang cenderung bertahan melaju. Secara keseluruhan, ia mengekspektasikan IHK rata-rata tahun ini akan naik 4,5%, dari 3,5% pada 2016.
"Sangat mungkin melonjak ke 5,1 persen di tahun depan, atau bisa lebih tinggi tergantung dari pergerakan harga minyak dunia," tuturnya. (Fitriya)

Sumber : ADMIN

powered by: IPOTNEWS.COM