NEW YORK , investor.id -Harga emas berbalik menguat pada perdagangan Rabu (10/12/2025), setelah The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya. Namun, ketidakpastian arah kebijakan moneter tahun depan masih membayangi pasar.
Dikutip dari CNBC internasional, di saat bersamaan, harga perak melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).
Harga emas spot emas naik 0,45% ke posisi US$ 4.227,83 per ons troi saat berita ini ditulis. Sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari terlihat naik 0,48% di US$ 4.256,4 per ons troi.
The Fed memangkas suku bunga dalam pemungutan suara yang kembali terbelah, namun memberi sinyal akan menahan laju pemangkasan berikutnya. Pejabat bank sentral memilih menunggu arah pasar tenaga kerja dan inflasi menjadi lebih jelas sebelum mengambil langkah lanjutan.
"Pelaku pasar emas menyukai hasil hari ini. Harga kini berada di level tertinggi harian setelah sempat terkena aksi ambil untung," ujar analis logam independen Tai Wong.
Suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Mayoritas pejabat The Fed memperkirakan suku bunga jangka pendek masih perlu dipangkas tahun depan, meski mereka berbeda pandangan mengenai seberapa besar penurunannya. Sebagian bahkan menolak pemangkasan lebih lanjut, sementara tiga pejabat memproyeksikan kenaikan suku bunga.
Pernyataan Powell
Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan, kebijakan suku bunga saat ini berada dalam posisi yang cukup fleksibel untuk merespons perkembangan ekonomi. Namun, ia enggan memberikan petunjuk apakah pemangkasan tambahan akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Powell kembali berhasil memimpin komite yang terbelah untuk menyetujui pemangkasan, hanya dengan tiga suara penolak. Pasar merespons positif sepanjang konferensi persnya. Namun, belum jelas apakah emas bisa kembali menembus rekor baru," kata Wong.
Sementara itu, harga perak spot menembus rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 61,85 per ons troi. Sepanjang tahun ini, harga perak telah melonjak 113%, didukung oleh meningkatnya permintaan industri, penurunan stok, serta statusnya sebagai mineral kritis yang ditetapkan pemerintah AS.
Analis SP Angel dalam risetnya menyebut, kenaikan agresif harga perak mencerminkan aliran dana spekulatif yang masuk ke aset dengan leverage lebih besar, terutama setelah emas sempat terkoreksi. "Selain aliran spekulatif, perak juga didorong pasar fisik yang sangat ketat dan tekanan suplai yang terjadi sejak Oktober," tulis analis SP Angel.
Sementara itu, harga Platinum malah anjlok 1,95% menjadi US$ 1.660,19 dan palladium jatuh 2,15% menjad US$ 1.478,02.
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM