JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan pada Selasa (16/12/2025), menyusul sinyal dovish dari The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.14 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini melemah 10,5 poin (0,06%) ke level Rp 16.677 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,05% ke level 98,25.
Sedangkan pada perdagangan Senin (16/12/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 21 poin di level Rp 16.667.
Direktur PT Traze Andalan Futures Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, kurs rupiah melemah menyusul sinyal dovish dari The Fed, setelah memangkas suku bunga dan memberi sinyal akan segera mulai membeli obligasi pemerintah jangka pendek mulai Desember 2025.
Brahim menambahkan, aktivitas pembelian aset The Fed menghadirkan prospek dovish untuk kebijakan moneter, terutama mengingat kondisi likuiditas lokal kemungkinan akan semakin melonggar dengan suntikan dana tunai.
"Untuk Selasa, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.660 - 16.690," katanya.
Fokus Data Penting
Tidak hanya itu, Ibrahim mengatakan,fokus minggu ini terhadap data pekerjaan di sektor non-pertanian AS dan data CPI bulan November 2025, yang akan dirilis pada hari ini dan Kamis (18/12/2025).
"Namun, pasar akan mengamati dengan cermat tanda-tanda lebih lanjut dari pelonggaran pertumbuhan pasar tenaga kerja dan pendinginan inflasi, mengingat keduanya merupakan pertimbangan terbesar The Fed untuk memangkas suku bunga," lanjut Ibrahim.
Selain perkembangan moneter dan perekonomian AS, kurs rupiah juga diproyeksi melemah imbas ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di Eropa Timur, di mana Rusia dan Ukraina masih dalam proses kesepakatan perdamaian.
Baru-baru ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menawarkan untuk menghentikan aspirasi negaranya untuk bergabung dengan aliansi militer saat ia mengadakan pembicaraan dengan utusan AS di Berlin.
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM