IHSG Berpotensi Rebound, Cermati Enam Saham Ini
Tuesday, September 23, 2025       07:47 WIB
  • IHSG ditutup turun 0,14% kemarin dengan net sell asing Rp147 miliar, namun berpotensi rebound teknikal hari ini.
  • Analis merekomendasikan saham sektor komoditas dan teknologi seperti , , , , , dan untuk trading harian.
  • Fundamental pasar didukung pemangkasan suku bunga, ekspektasi pertumbuhan ekonomi 2025 di kisaran 4,6%-5,1%, serta potensi lonjakan harga emas global hingga USD5.000 per ounce.

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) ditutup melemah tipis 0,14 persen atau 11 poin pada perdagangan kemarin ke level 8.040.
Pelemahan indeks tersebut disertai aksi jual bersih investor asing senilai sekitar Rp147 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain PT Amman Mineral Internasional Tbk. (), PT Bank Central Asia Tbk. (), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (), PT Bumi Resources Minerals Tbk. (), dan PT Barito Renewables Energy Tbk. ().
Meski demikian, IHSG diproyeksikan berpotensi mengalami rebound teknikal pada perdagangan hari ini. " IHSG memiliki support di level 7.950-8.000 dan resistance di 8.080-8.120. Kami melihat peluang rebound teknikal hari ini," ujar Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas dalam risetnya, Selasa (23/9).
Sejumlah saham direkomendasikan untuk trading harian, di antaranya , , , , , dan . Misalnya, disarankan untuk speculative buy di area Rp115-119 dengan target jangka pendek Rp123-128. Sementara direkomendasikan beli jika mampu menembus level Rp3.580, dengan target Rp3.650-3.700.
Dari sisi teknikal, analis menilai IHSG masih berada dalam tren positif dimana saat ini masih dalam pola uptrend. "Indikator Stochastics K_D dan RSI memberi sinyal positif, ditambah MA20 dan MA60 yang bergerak ke atas," ungkap M. Nafan Aji Gusta Senior Market Analyst dari PT Mirae Asset Sekuritas.
Ia menambahkan, faktor fundamental juga mendukung prospek pasar setelah pemangkasan suku bunga BI maupun The Fed yang dapat memberikan angin segar bagi perekonomian domestik, sekaligus momentum positif untuk market.
Selain itu, pasar menanti data M2 Money Supply YoY per Agustus 2025 dari Bank Indonesia, yang akan menjadi indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional. BI sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada di kisaran atas proyeksi, yaitu 4,6 -5,1 persen.
Sementara itu, harga emas global diprediksi akan bergerak naik signifikan di tengah ketidakpastian global. "Goldman Sachs bahkan memperkirakan emas bisa naik hingga hampir USD5.000 per ounce, jika risiko geopolitik dan kebijakan moneter semakin menekan," kata Nafan.
Emiten-emiten emas di BEI seperti , , , , , dan , dan disebut berpotensi terdorong.(Marjudin/AI)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM