Harga Emas Bisa Ngacir ke Rekor Baru, Trump Bikin Pasar Gelisah
Monday, September 22, 2025       09:12 WIB

JAKARTA, investor.id -Harga emas diprediksi masih bisa menguat ke rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH) baru pada pekan ini. Hal itu karena pelaku pasar tengah gelisah memantau perkembangan drama politik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dikutip data dari Trading Economics, harga emas dunia ditutup melonjak sebesar 1,11% menjadi US$ 3.684,22 pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Setelah pada pekan lalu sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 3.7007,4 pada 17 September 2025.
Harga emas telah melonjak sekitar 39% sejak awal tahun. Dalam sebulan terakhir, harga emas naik 10,15%.Sedangkan secara year on year , harga emas melejit 40,55%.
Pengamat Komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pelaku pasar mencermati prospek politik di AS karena Mahkamah Agung pada 18 September menetapkan tanggal 5 November untuk mendengarkan argumen terkait legalitas tarif global Trump.
"Trump juga berulang kali mengkritik The Fed karena tidak memangkas suku bunga dengan cepat dan lebih dalam, yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS," ungkap Ibrahim, Minggu (21/9/2025).
Pada 18 September lalu, lanjut Ibrahim, pemerintahan Trump meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan presiden melanjutkan pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook yang sebelumnya sudah di tolak oleh pengadilan federal. "Hal ini sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS," tegas Ibrahim.
Stephen Miran yang baru diangkat adalah satu-satunya yang tidak setuju, mendesak pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin. Pasar telah memperhitungkan peluang tipis untuk pemangkasan agresif, di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan meningkatnya risiko pengangguran.
Selain itu, Presiden The Fed Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, risiko di pasar tenaga kerja menjadi alasan pemangkasan suku bunga pekan ini dan kemungkinan pemangkasan tambahan pada dua pertemuan bank sentral berikutnya.
Menurut Ibrahim, data ekonomi terbaru menambah kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun pada bulan Agustus, tertekan oleh kelebihan pasokan rumah baru yang tidak terjual.
Sebelumnya, bank sentral AS menurunkan suku bunga acuannya menjadi 4,00%-4,25% pada hari Rabu, pemangkasan pertama sejak Desember. Proyeksi ' dot plot ' The Fed yang diperbarui menunjukkan dua pemangkasan lagi diperkirakan sebelum akhir tahun, sementara memproyeksikan hanya satu pemangkasan lagi pada tahun 2026.
Rusia-Ukraina Memanas
Ibrahim menambahkan, harga emas menguat pada pekan pekan ini juga ditopang memanasnya Rusia dan Ukraina, sehingga memicu spekulasi akan adanya gangguan pasokan minyak lebih lanjut. Meskipun demikian, Trump telah menyerukan harga minyak yang lebih rendah untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina. Trump mengatakan perang akan berakhir jika harga minyak turun.
Selain itu, lanjut dia, Estonia konsultasi dengan anggota setelah pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udaranya pada 19 Septemberlalu. Tiga jet tempur MiG-31 Rusia memasuki langit Estonia 'tanpa izin dan tetap di sana selama total 12 menit' di atas Teluk Finlandia.
Rusia membantah telah melanggar wilayah udara Estonia. "Namun, ketegangan telah meningkat baru-baru ini, setelah Polandia dan Rumania, keduanya anggota mengatakan pesawat tanpa awak Rusia melanggar wilayah udara mereka," jelas Ibrahim.
Dengan berbagai sentimen pendukung tersebut, Ibrahim memprediksi harga emas pada perdagangan Senin (22/9/2025) akan bergerak di kisaran support US$ 3,668.90 hingga resistance US$ 3,696.70. "Sedangkan dalam sepekan, harga emas dunia diprediksi kisaran support US $ 3,654.90 hingga resisitance US$ 3,715.6," jelasnya.
Ibrahim menambahkan, dalam semester II-2025, harga emas diprediksi bisa mencapai US$ 3.788 per troy ounce dan logam mulia di Rp 2.180.000 per gram. "Harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan Analisa baik analisa fundamental maupun analisa teknikal, serta Permintaan dan penawaran terhadap emas Batangan di dunia," tutupnya.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM