JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)jatuh lagi pada Senin (22/9/2025). Pelemahan itu seiring dengan penguatan dolar AS di tengahpasar tunggu sinyal baru dari The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.06 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini jatuh lagi sebesar 35,5 poin (0,21%) ke level Rp 16.636,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,12% ke level 97,76.
Sedangkan pada perdagangan Jumat (19/9/2025), mata uang rupiah sempat jeblok sebesar 74 poin (0,45%) ke level Rp 16.601.
Dikutip dari Reuters, para pelaku pasar menantikan serangkaian pidato pejabat Federal Reserve (The Fed) sepanjang pekan ini. Pernyataan tersebut diperkirakan memberi petunjuk tambahan terkait arah kebijakan suku bunga AS, setelah bank sentral melanjutkan siklus pelonggaran pada pekan lalu.
Pergerakan mata uang di awal sesi Asia relatif tenang, berbeda dengan volatilitas pekan lalu yang dipicu keputusan suku bunga dari The Fed, Bank of England (BoE), dan Bank of Japan (BoJ).
Yen Jepang tercatat melemah 0,16% menjadi 148,22 per dolar AS, memangkas penguatan yang terjadi pada Jumat lalu. Pelemahan ini terjadi setelah pernyataan hawkish dari BoJ memicu spekulasi bahwa kenaikan suku bunga dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, poundsterling jatuh ke level terendah dua pekan di US$1,3458. Tekanan datang dari lonjakan utang publik Inggris serta keputusan suku bunga BoE yang menegaskan sulitnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan inflasi.
"Kami menggeser proyeksi pemangkasan suku bunga BoE ke tahun 2026. Namun dengan kondisi fiskal Inggris yang memburuk, kami menilai poundsterling masih akan berada di posisi tertekan hingga musim gugur bahkan lebih lama," papar Head of FX Strategy RabobankJane Foley.
Tunggu The Fed
Di pasar global, indeks dolar AS naik tipis ke level 97,75, memperpanjang rebound setelah sempat jatuh tajam usai keputusan pemangkasan suku bunga The Fed pekan lalu. Euro melemah 0,07% ke US$ 1,1738, sedangkan dolar Australia terkoreksi tipis 0,02% ke US$ 0,6589.
Sepanjang pekan ini, sekitar 10 pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pandangan terkait kondisi ekonomi dan independensi bank sentral.
Head of FX and International Economics di Commonwealth Bank of Australia Joseph Capurso mengatakan, ada peluang pidato mereka bisa menggerakkan pasar valuta asing. "Yang paling menarik ditunggu adalah pidato Stephen Miran, karena pasar ingin melihat pandangannya tentang independensi The Fed serta sejauh mana pengaruh Presiden," jelasnya.
Miran, Gubernur The Fed yang baru, Jumat lalu membela dirinya sebagai pembuat kebijakan independen setelah berbeda pendapat dengan mayoritas, dengan memilih pemangkasan lebih besar sebesar 50 basis poin dalam rapat September. Ia berjanji akan memaparkan alasannya secara rinci dalam pidato pada Senin ini.
Dari Asia, China pada Senin memutuskan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) untuk bulan September, menandai bulan keempat berturut-turut tidak ada perubahan. Yuan offshore nyaris tidak bergerak dan terakhir tercatat naik tipis 0,06% ke 7,1151 per dolar AS.
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM