Wall Street Reli Rekor Berjemaah Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
Saturday, September 20, 2025       08:40 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street ditutup naik lagi danreli rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH) berjemaah pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Sentimen pasar didorong oleh keputusan The Fed memangkas suku bunga, yang menegaskan optimisme investor.
Dikutip dari CNBC internasional, indeks Dow Jones Industrial Average naik 172,85 poin (0,37%) menjadi 46.315,27. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,49% ke level 6.664,36 dan Nasdaq Composite melesat 0,72% dan berakhir di 22.631,48. Ketiga indeks saham Wall Street tersebut tidak hanya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa penutupan, tapi juga intraday. 
Sementara itu, indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, malah turun 0,7% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan sehari sebelumnya.
Dari sisi emiten, saham Apple memimpin penguatan dengan lonjakan 3,2% seiring peluncuran iPhone terbaru yang resmi dijual secara global. Saham Tesla juga ikut naik lebih dari 2,2%.
Secara mingguan, Wall Street mencatatkan kinerja solid. Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 1% dan 1,2%, Nasdaq melesat 2,2%. Kenaikan juga terjadi pada indeks Russell 2000 juga naik 2,2% dan mencetak reli tujuh pekan beruntun.
Sentimen positif pasar saham AS pekan ini tidak lepas dari keputusan The Fed memangkas suku bunga acuan jangka pendek sebesar 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember tahun lalu.
Powell Picu Volatilitas
Meski langkah pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut sudah diperkirakan pelaku pasar, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyebutnya sebagai ' risk management cut ' sempat memicu volatilitas perdagangan saham Wall Street.
"Secara historis, September seringkali menjadi bulan penuh koreksi. Namun tahun ini justru berbeda, pasar saham AS sudah naik 35% sejak Maret berkat dukungan teknikal dan fundamental yang kuat," kata Kepala Strategi Pasar di Nationwide Mark Hackett.
"Meski begitu, dengan valuasi S&P 500 yang kini diperdagangkan 22 kali forward earnings dan volatilitas yang cenderung rendah, periode konsolidasi atau pergerakan bergejolak justru bisa dianggap normal dan sehat," tambahnya.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM