Wall Street Terkoreksi Berjemaah Jelang Peristiwa Besar
Wednesday, September 17, 2025       09:21 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street terkoreksi berjemaah pada Selasa (16/9/2025). Pelemahan itu seiring investor mengambil sebagian keuntungan menjelang peristiwa besar di Amerika Serikat (AS), yaitu keputusan suku bunga The Fed.
Dikutip dari CNBC internasional, S&P 500 ditutup di 6.606,76, turun 0,13% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) intraday di level 6.626,9 dalam sesi perdagangan tersebut.
Pelemahan juga terjadi pada Nasdaq Composite sebesar 0,07% menjadi 22.333,96. Dow Jones Industrial Average ikut melemah sebanyak 125,55 poin (0,27%) ke level 45.757,9.
Beberapa saham pemimpin pasar bull mengalami penurunan, termasuk Nvidia dan Microsoft masing-masing turun 1,6% dan 1,2%. Saham Palantir dan Alphabet, perusahaan induk Google, juga terkoreksi.
Pertemuan The Fed selama dua hari yang dimulai Selasa ini diperkirakan akan menghasilkan pemangkasan suku bunga pertama sejak Desember 2024.
Berdasarkan CME FedWatch, kontrak suku bunga memprediksi hampir pasti pemangkasan minimal 25 basis poin.
Fokus investor saat ini adalah pandangan The Fed terkait suku bunga untuk sisa tahun ini, termasuk kemungkinan pemangkasan tambahan satu atau dua kali sebelum 2025 berakhir.
Selain itu, perhatian tertuju pada konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan memberi petunjuk arah kebijakan moneter di masa mendatang.
Ketegangan Politik AS
Pertemuan The Fed kali ini juga diwarnai ketegangan politik setelah Senat mengesahkan kandidat Presiden Donald Trump, Stephen Miran, untuk bergabung dengan bank sentral AS. Trump juga berupaya mencopot Gubernur The Fed, Lisa Cook, yang akan memberikan suara pada pertemuan ini bersama Miran.
Chief Global Strategist Principal Asset Management Seema Shah mengatakan, meski permintaan tenaga kerja melunak, masalah pasokan tenaga kerja terus menahan kelemahan, sehingga risiko resesi masih terbatas. Pemangkasan 50 basis poin saat ini lebih terdorong oleh tekanan politik daripada kebutuhan ekonomi.
"Pemangkasan 25 basis poin lebih tepat untuk mengantisipasi perlambatan tanpa bereaksi berlebihan," kata Shah.
Investor juga terus memantau perkembangan perdagangan global, termasuk tarif timbal balik yang dijadwalkan berlaku November mendatang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, negosiasi lebih lanjut masih akan berlangsung sebelum batas waktu tersebut. "China kini merasa kesepakatan dagang mungkin tercapai," ujarnya, setelah pejabat AS dan China menyelesaikan dua hari pembicaraan di Madrid pada Senin (15/9/2025).
Trump juga menilai positif diskusi perdagangan tersebut, yang mendorong reli saham AS dan membuat S&P 500 untuk pertama kalinya menutup di atas 6.600.
Dalam pembicaraan pekan ini, pejabat AS dan China mencapai kesepakatan kerangka terkait TikTok, memungkinkan aplikasi media sosial itu tetap beroperasi di AS. Sumber CNBC mengonfirmasi Oracle akan menjadi salah satu perusahaan yang mendukung TikTok, mendorong saham Oracle naik 1,5% pada Selasa.
Namun, Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer menyatakan, pembicaraan perdagangan yang lebih luas 'ditunda' karena fokus intens pada kesepakatan TikTok.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM