News & Research

Reader

Pasar Khawatir Pemangkasan Suku Bunga The Fed Ditunda, Rupiah Melemah
Wednesday, April 17, 2024       12:20 WIB

Ipotnews - Kekhawatiran pelaku pasar bahwa pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve akan mengalami penundaan, membuat kurs rupiah melemah terhadap dolar pada siang ini.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (17/4) pukul 12.00 WIB, rupiah berada di level Rp16.236 per dolar AS, melemah 61 poin atau 0,37% dibandingkan Selasa sore (16/4) di level Rp16.175 per dolar AS.
Fixed Incomed Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Karinska Salsabila Priyatno mengatakan pelemahan rupiah yang signifikan dalam dua hari ini tak lepas dari sentimen investor asing yang mempengaruhi pasar domestik. "Investor asing menarik modal yang cukup besar, terutama dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia sehingga menekan nilai rupiah," kata Karinska dalam keterangan tertulis, hari ini.
Pesimisme meluas terkait keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. "Kondisi ini dikhawatirkan menunda pemotongan suku bunga yang telah lama dinantikan," ujar Karinska.
Selain itu tekanan terhadap rupiah juga dikarenakan tekanan akibat lonjakan imbal hasil obligasi AS dan kekhawatiran terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 4,63%, setelah mencapai puncak lima bulan di 4,66% pada hari Senin lalu. "Juga dipicu oleh kenaikan penjualan ritel AS pada bulan Maret yang melampaui ekspektasi," tambah Karinska.
Perlu diketahui, Ketua the Fed Jerome Powell tadi malam memberi sinyal bahwa para pembuat kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga, setelah serangkaian data inflasi yang sangat tinggi.
Powell merujuk pada kurangnya kemajuan yang dibuat terkait inflasi setelah sempat turun dengan cepat pada akhir tahun lalu. Ia mengatakan para pejabat The Fed kemungkinan butuh waktu lebih lama untuk yakin bahwa inflasi sedang menuju target sebesar 2% sebelum menurunkan biaya pinjaman.
Jika tekanan harga terus berlanjut, ungkap Powell, The Fed dapat mempertahankan suku bunga tetap stabil selama diperlukan.
"Data terbaru jelas belum memberi kami keyakinan yang lebih besar, dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk mencapai keyakinan itu," kata Powell pada Selasa malam (16/4) dalam diskusi panel bersama Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem di Wilson Center di Washington.
Kondisi perekonomian AS terus mengejutkan para pejabat The Fed dengan ketangguhannya. Para pengusaha menambah lebih dari 300.000 tenaga kerja pada bulan Maret - yang terbanyak dalam hampir setahun - dan penjualan ritel melebihi ekspektasi. Peningkatan tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya tekanan harga pada 2024, yang menimbulkan kekhawatiran tentang terhambatnya kemajuan menuju target inflasi bank sentral.
(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM