Ipotnews - Saham Wall Street reli, Senin, membalikkan pelemahan baru-baru ini menjelang pertemuan antara Presiden Amerika Serikat dan China yang diharapkan investor akan menghasilkan sebuah terobosan.
Analis mengatakan aksi jual hebat dari minggu lalu menetapkan panggung untuk penguatan awal pekan ini, dengan Dow Jones Industrial Average melonjak 1,46 persen atau 354,29 poin menjadi 24.640,24, kenaikan terbesar sejak 7 November,demikian laporan AFP dan CNBC , di New York, Senin (26/11) atau Selasa (27/11) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 naik 1,55 persen (40,89 poin) menjadi 2.673,45, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq melambung 2,06 persen atau 142,87 poin menjadi 7.081,85.
"Pendorong utamanya adalah bahwa kita sudah memasuki periode oversold untuk waktu yang singkat," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar B. Riley FBR. "Kita sedang mengejarnya."
Hogan mengatakan investor berharap perundingan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping dalam KTT G-20 pekan ini di Argentina dapat menghasilkan kesepakatan.
Investor juga mencermati pernyataan pejabat tinggi Federal Reserve, serta risalah pertemuan bank sentral yang akan dirilis pekan ini, dan berharap sinyal lebih hati-hati tentang kenaikan suku bunga pada 2019.
"Pasar khawatir bahwa ekonomi menuju kehancuran dan The Fed tidak peduli," ungkap Ilya Feygin, analis WallachBeth Capital. "Saya pikir dia (Kepala The Fed Jerome Powell) mungkin mengeluarkan nada yang lebih dovish . Itu akan membantu pasar. "
Saham tertekan pekan lalu karena kekhawatiran tentang perang perdagangan dan suku bunga yang lebih tinggi.
Saham emiten ritel secara luas lebih tinggi setelah Adobe Analytics mengatakan data awal menunjukkan "Cyber Monday" akan menghasilkan total USD7,8 miliar, meningkat 18,3 persen dari tahun lalu dan sejalan untuk menjadi hari e-commerce terbesar dalam sejarah Amerika.
Amazon melesat 5,3 persen, sementara perusahaan ritel tradisional seperti Target, Best Buy, dan Macy's semua menguat.
Microsoft melonjak 3,3 persen dan sempat menjadi perusahaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun Apple dengan cepat mendapatkan kembali posisi teratas dan berakhir dengan kenaikan 1,4 persen.
"Ini adalah bagian dari proses bottoming yang normal," tutur Bruce McCain, Kepala Strategi Investasi Key Private Bank. "Ini akan menjadi waktu sebelum kita terpental dari titik terendah."
"Tapi selama ekonomi baik-baik saja dan pendapatan perusahaan terus tumbuh, kita masih memiliki peluang untuk mencetak level tertinggi yang baru" antara kuartal pertama dan kedua 2019, papar McCain. "Ini akan menjadi waktu yang mengkhawatirkan. Ada banyak hal yang perlu dikhawatirkan. Tetapi selama ekonomi tetap kuat, kita seharusnya baik-baik saja."
General Motors melejit 4,8 persen setelah mengumumkan rencana untuk menutup tujuh pabrik di seluruh dunia dan memangkas ribuan tenaga kerja dalam upaya menghemat USD6 miliar.
Rencana tersebut memicu cemoohan dari para pejabat tinggi Amerika, termasuk Trump dan Senator Ohio dari Partai Demokrat, Sherrod Brown, yang mencerca GM dengan "keserakahan perusahaan dalam kondisi terburuknya." (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM