Aksi Jual Berlanjut Akibat Kekhawatiran Ekonomi, Wall Street Jeblok
Wednesday, March 12, 2025       04:46 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melorot, Selasa, menambah aksi jual terbesar dalam beberapa bulan, karena investor khawatir tentang dampak ancaman tarif terbaru terhadap ekonomi global.
Perdagangan volatile, menyusul update tarif yang saling bertentangan, sementara kemajuan menuju gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia sempat mengangkat pasat saham.
Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 478,23 poin, atau 1,14%, menjadi 41.433,48, S&P 500 turun 42,49 poin, atau 0,76%, menjadi 5.572,07 dan Nasdaq Composite Index melemah 32,23 poin, atau 0,18%, menjadi 17.436,10, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (11/3) atau Rabu (12/3) pagi WIB.
Masing-masing dari 11 sektor utama S&P melemah, meski teknologi dan consumer discretionary--dua sektor dengan kinerja terburuk tahun ini--membukukan penurunan terkecil.
Indeks S&P 500 tersungkur sedalamnya 5.528,41 poin, sempat menandai penurunan 10% dari rekor penutupan tertingginya di 6.144,15 pada 19 Februari, yang umumnya dikenal sebagai koreksi pasar. Presiden Donald Trump mengatakan akan menggandakan tarif yang berlaku dalam beberapa jam pada semua produk baja dan aluminium Kanada yang diimpor menjadi 50%.
Ancaman tarif terbaru itu menambah keresahan investor bahwa kebijakan perdagangan Trump, yang mencakup bea masuk terhadap Kanada, Meksiko dan China, dapat memicu perlambatan ekonomi atau menyebabkan resesi.
Senin, S&P 500 mencatat penurunan satu hari paling signifikan sejak 18 Desember, menghapus lebih dari USD1,3 triliun dalam nilai pasar, dan USD4 triliun yang mengejutkan dari puncaknya baru-baru ini. Nasdaq yang sarat teknologi mengonfirmasi koreksi 10% akhir minggu lalu.
Indeks berbasis luas S&P anjlok lebih dari 3,4% selama dua sesi terakhir, kerugian terbesar sejak awal Agustus.
"Itu hanya menciptakan kecemasan dan kegugupan di pasar, jadi kita akan terus mendapatkan reaksi seperti 'tembak dulu, tanya belakangan', yang persis seperti yang kita dapatkan," kata Ken Polcari, Chief Market Strategist SlateStone Wealth, di Jupiter, Florida.
Saham memperoleh beberapa traksi setelah Amerika Serikat setuju untuk melanjutkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina segera setelah pembicaraan di Arab Saudi di mana Kyiv menyuarakan kesiapan untuk menerima proposal Washington untuk gencatan senjata selama 30 hari dalam konfliknya dengan Rusia, kata kedua negara dalam sebuah pernyataan bersama.
Menambah momentum positif, Perdana Menteri Ontario mengatakan setuju untuk menangguhkan biaya tambahan 25% provinsi Kanada itu atas ekspor listrik ke Michigan, New York dan Minnesota.
"Pasar mencari sesuatu yang bisa memberi harapan setelah seminggu terakhir atau lebih, tetapi kita selalu mengatakan sulit membuat perubahan berdasarkan sesuatu yang mungkin terjadi," kata Chris Fasciano, Chief Market Strategist Commonwealth Financial Network di Waltham, Massachusetts.
"Jadi, hingga kita melihat sebuah ide, entah itu Rusia, Ukraina, atau apakah kita melihat tarif yang akhirnya akan berlaku atau berapa pengeluaran pemerintah yang akhirnya akan berlaku, sulit untuk membuat perubahan besar-besaran dalam portofolio."
Pasar global berubah sejak Trump memicu gerakan tarif bolak-balik terhadap mitra dagang utama sementara data ekonomi terkini mengindikasikan ekonomi mungkin melemah. Pembacaan harga konsumen, Rabu, akan menunjukkan apakah kemajuan sedang dibuat untuk menekan laju inflasi.
Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika memperlihatkan lowongan pekerjaan meningkat sepanjang Januari.
Ketidakpastian tarif juga membebani sentimen konsumen, dengan para eksekutif perusahaan semakin menandai dampaknya terhadap laba yang akan datang.
Kohl's memperkirakan penurunan lebih besar dari ekspektasi dalam comparable sales tahunan, yang menyebabkan saham pengecer itu anjlok 24,1%.
Dick's Sporting Goods merosot 5,7% setelah pengecer itu memperkirakan hasil tahunan yang suram.
Delta Air Lines tersungkur 7,3% setelah maskapai itu memangkas estimasi laba kuartal pertama hingga setengahnya.
American Airlines ambles 8,3% setelah maskapai itu memperkirakan kerugian kuartal pertama yang lebih besar dari ekspektasi. Pelemahan pada maskapai penerbangan itu membantu menurunkan indeks transportasi Dow hingga 3,1%.
Oracle kehilangan 3,1% setelah perusahaan cloud itu gagal memenuhi estimasi pendapatan kuartalan.
Citi menjadi pialang saham terbaru yang merevisi pendiriannya tentang saham Amerika, menurunkan rekomendasinya menjadi "netral."
Jumlah saham yang turun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 1,6 banding 1 di NYSE , dan rasio 1,1 banding 1 di Nasdaq.
S&P 500 mencetak empat titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 17 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 22 titik tertinggi baru dan 352 titik terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 19,01 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,56 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Boeing (3,99%)
-Nvidia (1,66%)
-Salesforce Inc (1,52%)
Saham berkinerja terburuk
-Verizon (-6,58%)
-Walt Disney (-5,03%)
-McDonald's (-3,31%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Super Micro Computer (10,68%)
-Southwest Airlines (8,34%)
-CrowdStrike Holdings (6,76%)
Saham berkinerja terburuk
-Teradyne (-17,05%)
-Amentum Holdings LLC (-8,19%)
-Expedia (-7,28%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Raytech Holding (94,25%)
-2Seventy Bio (76,79%)
-Hesai ADR (50,41%)
Saham berkinerja terburuk
-Wellchange Holding (-71,52%)
-Arvinas (-52,73%)
-LZ Tech Holding (-48,91%)

Sumber : Admin