BBTN Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah dari VICO dan BVIC
Friday, June 06, 2025       13:41 WIB

Ipotnews - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah ( BVIS ) sebagai bagian dari proses spin-off BTN Syariah selalu unit usaha syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Akuisisi tersebut dipatenkan melalui Penandatanganan Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham yang dilakukan oleh dengan para pemegang saham BVIS , yakni PT Victoria Investama Tbk () dan PT Bank Victoria International Tbk () di Menara BTN 1 Jakarta, Kamis (5/6).
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menyampaikan, aksi korporasi yang merupakan inisiatif strategis dalam kerangka spin-off tersebut diharapkan bisa mendukung pencapaian visi untuk menjadikan BTN Syariah sebagai bank syariah nomor dua terbesar di Indonesia.
"Proses spin-off BTN Syariah direncanakan dapat berlangsung sekitar Oktober hingga November tahun ini. Setelah spin-off, diharapkan BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS akan menjadi lebih besar. Kami sudah berjanji kepada Menteri BUMN (Erick Thohir) bahwa bank syariah baru ini ditargetkan untuk menjadi bank syariah terbesar kedua dalam kurun waktu yang tidak lama, dengan bisnis yang efisien, inklusif dan berbasis nilai-nilai syariah," papar Nixon.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama , Aldo Jusuf Tjahaja mengatakan, pihaknya optimistis BVIS di bawah naungan akan menjadi lembaga keuangan syariah yang bertumbuh dan lebih kompetitif di masa yang akan datang. Langkah strategis ini, kata Aldo, akan membuka peluang besar bagi para pemain lainnya untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah di Indonesia.
"Harapan kami BVIS akan menjadi salah satu institusi pemain kuat di perbankan syariah Indonesia. Semoga kolaborasi ini dapat menjadi kemitraan strategis bersama dan mampu mendukung ekonomi masyarakat dan khususnya ekonomi nasional melalui sektor jasa keuangan syariah," ujar Aldo.
Lebih lanjut Nixon mengatakan, melakukan penandatanganan dokumen akuisisi tersebut pada 5 Juni 2025, setelah menerima surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon perusahaan pengendali. Baru-baru ini, BTN juga telah meraih persetujuan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan spin-off terhadap BTN Syariah.
"Kami secara resmi sudah mendapatkan izin-izin yang dibutuhkan, karena itulah kami segera menandatangani Akta Jual Beli ini, dengan nilainya kurang lebih Rp1,5 triliun atau sekitar 1,4 kali hingga 1,5 kali buku BVIS ," jelas Nixon.
Nixon mengungkapkan, BUS gabungan BTN Syariah dan BVIS nantinya akan memiliki nama baru yang ditentukan oleh Presiden Prabowo Subianto berdasarkan usulan BTN dan Menteri BUMN , serta diharapkan bank baru ini akan diresmikan dan beroperasi setidaknya sebelum tahun 2025 berakhir.
"Namun kami tidak dapat menyebutkan calon namanya sekarang, karena ada unsur legal. Nantinya perlu dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham, baik di BTN maupun Bank Victoria Syariah, karena akan ada perubahan anggaran dasar, merek dan lain-lainnya," ucap Nixon.
Dengan visi menjadikan BTN Syariah sebagai bank BUKU 2, Nixon mengatakan, kebutuhan modal awal sebesar Rp6 triliun yang berasal dari pendanaan sekitar Rp3,5 triliun hingga Rp4 trilliun, kemudian nilai pembelian BVIS senilai Rp1,5 triliun, serta rights issue sebesar Rp1 triliun yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
"Untuk memenuhi kategori BUKU 2 dan Capital Adequacy Ratio (CAR/raso kecukupan modal), kami buat mirip dengan kondisi BTN hari ini, yaitu sekitar 18-19 persen, sehingga bank baru ini nantinya bisa langsung ekspansi," tegas Nixon.
memilih untuk mengakuisisi BVIS dan menggabungkannya dengan BTN Syariah ketimbang membangun bank baru, karena prosesnya yang lebih mudah dan lebih cepat.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK ) No.12/2023 dan Undang Undang No.4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, sebuah UUS wajib dipisahkan dari induk bank konvensionalnya jika nilai asetnya mencapai 50 persen dari total nilai aset induk atau memiliki aset paling sedikit Rp50 triliun.
Pada akhir 2023, total aset BTN Syariah sebesar Rp54,28 triliun, sehingga wajib spin-off dalam kurun waktu dua tahun setelah laporan keuangan tersebut. "Di bulan Oktober tahun ini mungkin asetnya sudah sekitar Rp65 triliun sampai Rp67 triliun. Jadi nantinya dengan adanya bank syariah BUKU 2 yang baru, Indonesia akan punya ekosistem perbankan syariah yang lebih baik. Sebab market perbankan syariah ini besar, tidak mungkin hanya dilayani satu pemain saja," ujar Nixon.
Bank Syariah Digital
Melalui corporate plan yang telah disiapkan untuk BTN Syariah selama kurun 2-3 tahun ke depan, bank syariah baru ini diharapkan akan menjadi bank yang berfokus pada digital, meskipun core business-nya tetap di sektor perumahan. BTN Syariah dan BVIS akan saling mengintegrasikan teknologi informasi, sumber daya manusia, model bisnis dan tata kelola berdasarkan road map menjadi bank syariah yang progresif dan mengedepankan digital sharia banking.
Dengan basis digital yang kuat ini, BTN Syariah akan lebih menguasai area consumer banking dan retail banking. "Business process-nya akan digital, bahkan lebih digital dibanding induknya. Sehingga, kami akan hire banyak orang IT untuk menjadikan bank ini lebih kuat di digital sharia banking," jelas Nixon.
Direktur Risk Management , Setiyo Wibowo menambahkan, fokus bisnis BTN Syariah nantinya akan melayani dua segmen yang selama ini loyalitasnya cukup tinggi terhadap perbankan syariah, yaitu segmen masyarakat syariah yang konformis dan segmen konservatif, sehingga mereka berminat untuk ber-bank di BTN Syariah.
"Untuk bisa masuk ke dua segmen itu perlu perbaikan digital, teknologi dan lain-lain, sehingga produk dan layanan syariah yang ada dapat dilayani dengan proses digital," ucap Setiyo.
(Budi)

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:29 WIB
Kepemilikan Saham 31 Mei 2025 PDES
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:21 WIB
Timur Tengah Memanas Lagi, Logam Kuning Bersinar
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:20 WIB
Kepemilikan Saham 31 Mei 2025 LAPD
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:18 WIB
Australian shares erase early gains to close lower
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:11 WIB
Kepemilikan Saham 31 Mei 2025 KOKA
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:03 WIB
Kabar Baru dari Entitas Grup GOTO
Thursday, Jun 12, 2025 - 14:03 WIB
Kepemilikan Saham 28 Mei 2025 BUMI