Bos The Fed Sebut Pertumbuhan Bakal Melambat, Bursa Wall Street Terjungkal
Thursday, April 17, 2025       05:32 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street terjerembab, Rabu, karena Nvidia memperingatkan tentang biaya tinggi dari pembatasan baru Amerika Serikat atas ekspor chipnya ke China, dan Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan pertumbuhan ekonomi AS tampaknya melambat.
Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 699,57 poin, atau 1,73%, menjadi 39.669,39, S&P 500 anjlok 120,93 poin, atau 2,24%, menjadi 5.275,70 dan Nasdaq Composite Index ambles 516,01 poin, atau 3,07%, menjadi 16.307,16, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (16/4) atau Kamis (17/4) pagi WIB.
Nasdaq jatuh serendahnya ke posisi 16.066,46 selama sesi tersebut.
Pada saat bersamaan, pengukur rasa takut Wall Street, indeks Volatilitas Cboe ditutup melonjak 8,37% atau 2,52 poin menjadi 32,64.
Powell, dalam sambutannya di Economic Club of Chicago, mengatakan tarif yang lebih besar dari perkiraan kemungkinan berarti inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat. Namun, dia mengatakan the Fed akan menunggu lebih banyak data tentang arah ekonomi sebelum membuat perubahan apa pun pada suku bunga.
Komentar Powell memicu aksi jual lebih lanjut di bursa Wall Street, yang sebelumnya tertekan oleh penurunan tajam saham Nvidia dan produsen chip lainnya.
"Powell mengonfirmasi apa yang dikhawatirkan investor, yaitu kemungkinan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih membandel sebagai akibat dari tarif," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research.
Selasa petang, Nvidia mengatakan harus menanggung biaya USD5,5 miliar setelah pemerintah Amerika Serikat membatasi ekspor chip kecerdasan buatan H20 ke China, pasar utama bagi salah satu chip terpopulernya.
Itu adalah salah satu perkembangan terbaru dalam perang dagang Amerika-China. Beijing menaikkan tarif impor barang-barang Amerika menjadi 125%, Jumat, sebagai tindakan balasan setelah Presiden Donald Trump yang secara efektif menaikkan tarif atas barang-barang China menjadi 145%.
"Pasar dan investor menginginkan kepastian dan saya yakin akan hal ini: tahun ini akan menjadi tahun yang lebih sulit bagi investor daripada dua tahun terakhir," kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group di Boston.
Saham Nvidia melorot 6,9%, sementara indeks saham semikonduktor kehilangan 4,1%. Pembatasan baru Amerika juga memengaruhi AMD, yang sahamnya menyusut 7,3%.
Rabu, raksasa peralatan pembuat chip Belanda ASML memperingatkan bahwa tarif menyebabkan meningkatnya ketidakpastian tentang prospeknya.
"Pasar terus mencerna rincian penerapan tarif yang masih belum pasti, dan sebagai hasilnya ketidakpastian investor, bisnis, dan konsumen tetap sangat tinggi," kata Bill Northey, Direktur Investasi U.S. Bank Wealth Management di Billings, Montana.
"Perusahaan mulai mengutip dampak dari tarif dan implikasi negatif yang ditimbulkan oleh ketidakpastian itu," katanya.
Jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 1,58 banding 1 di NYSE . Di Nasdaq, 1.469 saham menguat dan 2.964 saham melemah di mana jumlah yang turun melebihi yang naik dengan rasio 2,02 banding 1.
Volume di bursa Wall Street tercatat 16,08 miliar saham, dibandingkan rata-rata lebih dari 18 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Travelers (1,13%)
-Chevron (0,62%)
-Boeing (0,61%)
Saham berkinerja terburuk
-Nvidia (-6,87%)
-Amgen (-4,28%)
-Apple (-3,89%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-APA Corp (3,22%)
-Targa Resources (2,76%)
-Abbott Labs (2,76%)
Saham berkinerja terburuk
-JB Hunt (-7,65%)
-IPG (-7,44%)
-AMD (-7,35%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-American Resources (82,28%)
-Treasure Global (81,74%)
-Odyssey (62,69%)
Saham berkinerja terburuk
-Click Holdings (-74,20%)
-iOThree (-54,21%)
-Sunation Energy (-52,20%)

Sumber : Admin