- STOXX 600 Eropa naik 1,15% ke 564,62, didorong lonjakan saham kesehatan setelah kesepakatan Pfizer-AS.
- Saham farmasi melejit: AstraZeneca +11,2%, Merck +10%, Roche +8,6%, Sartorius +9,5%, Ambu +9,3%, Novartis +3,9%.
- Government shutdown di AS berpotensi menunda data tenaga kerja, meningkatkan volatilitas, sementara peluang pemangkasan suku bunga the Fed Oktober tetap terbuka.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa membukukan rekor tertinggi, Rabu, dipimpin lonjakan saham sektor kesehatan setelah kesepakatan Pfizer dan pemerintah Amerika Serikat meredakan ketidakpastian di industri farmasi. Sementara itu, investor juga mencermati dampak dimulainya penutupan sebagian operasi pemerintah (government shutdown) AS.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup melesat 1,15% atau 6,44 poin menjadi 564,62, mencatat kenaikan harian terbesar sejak 23 Juli, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Gdansk, Rabu (1/10) atau Kamis (2/10) dini hari WIB.
Mayoritas bursa regional utama turut menghijau, dengan Indeks FTSE 100 Inggris mencapai rekor tertinggi, melambung 1,03% atau 96,00 poin menjadi 9.446,43. Sementara, Indeks DAX Jerman menguat 0,98% atau 232,90 poin ke posisi 24.113,62 dan CAC Prancis meningkat 0,90% atau 71,01 poin jadi 7.966,95.
Sektor kesehatan mencatat lompatan 5,4%, kinerja harian terbaik sejak November 2008. Sehari sebelumnya, Pfizer menyepakati penurunan harga obat resep dalam program Medicaid AS sebagai imbalan atas keringanan tarif. "Sektor ini kesulitan dalam setahun terakhir, dan kini mulai terlihat adanya kejelasan aturan main," kata Richard Flax, Chief Investment Officer Moneyfarm.
Sejumlah saham farmasi melejit, antara lain Ambu melesat 9,3%, Sartorius 9,5%, Merck 10%, Roche 8,6%, dan AstraZeneca 11,2%. Novartis juga menguat 3,9% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika menyetujui obat oral untuk penyakit kulit inflamasi kronis.
Hampir seluruh sektor berakhir di zona positif, kecuali perjalanan dan rekreasi yang melemah 0,4%.
Di Amerika Serikat, pemerintah resmi menghentikan sebagian besar operasinya, Rabu, yang berpotensi menunda rilis laporan ketenagakerjaan September pada Jumat mendatang.
Absennya data tersebut diperkirakan meningkatkan volatilitas pasar dan menyulitkan Federal Reserve dalam menilai kondisi ekonomi jangka pendek.
Sementara itu, laporan ketenagakerjaan swasta menunjukkan hasil di bawah ekspektasi, sedikit meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga pada Oktober. "The Fed masih sangat mungkin memangkas suku bunga lagi pada Oktober, tetapi tanpa data tenaga kerja, tugas mereka tentu tidak akan lebih mudah," ujar Luke Bartholomew, Deputi Kepala Ekonom Wealth & Investments Group Aberdeen.
Dari Eropa, data memperlihatkan aktivitas manufaktur zona euro kembali terkontraksi pada September, sementara inflasi meningkat dipicu kenaikan harga jasa dan perlambatan penurunan biaya energi. Inggris mencatat penyusutan manufaktur tercepat dalam lima bulan, sejalan dengan pelemahan yang juga dilaporkan di Prancis dan Jerman.
Meski demikian, indeks utama saham Inggris tetap menguat berkat dorongan sektor kesehatan, sementara indeks midcap menutup perdagangan naik tipis 0,2%.
Namun, saham Tate & Lyle anjlok 13% setelah produsen bahan pangan itu memperingatkan penurunan laba dan pendapatan tahunan. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin