- Bursa Eropa ditutup melemah 0,17%, terseret sektor kesehatan dan perbankan, sementara saham barang mewah Prancis menahan penurunan berkat lonjakan LVMH (+3,6%) dan Kering (+5,7%).
- Krisis politik Prancis usai pengunduran diri PM Sebastien Lecornu menekan sentimen; analis menilai ketidakstabilan pemerintahan berpotensi memicu volatilitas pasar dan hambatan anggaran 2026.
- Sektor energi menguat dengan Shell naik 1,5%, sedangkan saham Bayer (-2%), Novo Nordisk (-2,8%), dan B&M (-7,8%) menekan indeks; DAX dan FTSE 100 ditutup nyaris flat.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir di zona merah, Selasa, terseret kejatuhan saham kesehatan dan perbankan, sementara penguatan sektor luxury brand Prancis membantu menahan kerugian regional setelah gejolak politik sehari sebelumnya.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,17% atau 0,97 poin menjadi 569,27, mundur dari rekor tertinggi yang dicapai pada sesi sebelumnya, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Selasa (7/10) atau Rabu (8/10) dini hari WIB.
Saham blue-chips Prancis sempat melesat di awal sesi, namun akhirnya CAC ditutup naik tipis 0,04% atau 3,07 poin menjadi 7.974,85, setelah kejatuhan tajam pada perdagangan Senin akibat pengunduran diri mendadak Perdana Menteri Sebastien Lecornu, hanya sehari setelah pembentukan kabinet barunya.
Lecornu memulai pembicaraan dua hari untuk membentuk pemerintahan baru, sementara analis memperingatkan bahwa kekacauan politik dapat menggagalkan pembahasan anggaran 2026.
Presiden Emmanuel Macron menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengundurkan diri atau menggelar pemilu yang dipercepat, di tengah krisis politik yang menyebabkan lima perdana menteri mundur dalam dua tahun terakhir.
"Bagi pasar keuangan, yang paling penting adalah bagaimana anggaran akan dijalankan," kata Anthi Tsouvali, analis UBS Global Wealth Management. "Situasi tanpa pemerintahan yang stabil akan menimbulkan banyak volatilitas."
Indeks acuan Prancis masih mencatat kinerja terburuk di Eropa tahun ini, hanya naik 8%, tertinggal jauh dibandingkan negara lain yang melambung dua digit. Kondisi ini menyoroti kerapuhan politik dan parlemen yang terfragmentasi sejak Macron terpilih kembali pada 2022.
Bursa regional utamanya relatif flat. Indeks DAX Jerman bertambah 0,03% atau 7,49 poin menjadi 24.385,78, dan FTSE 100 Inggris naik 0,05% atau 4,44 poin ke posisi 9.483,58.
Sementara itu, prospek kinerja perusahaan Eropa sedikit membaik menurut proyeksi laba terbaru, meskipun kuartal ketiga diperkirakan tetap menjadi periode dengan laporan keuangan terburuk sejak awal 2024.
Sektor barang mewah melonjak 1,8%, didorong debut desainer baru di beberapa rumah mode dan strategi harga lebih terjangkau yang memunculkan harapan pemulihan bertahap.
Morgan Stanley menaikkan rating saham LVMH dan Kering menjadi "overweight" dari "equal weight", mendorong saham keduanya masing-masing melejit 3,6% dan 5,7%.
Sebaliknya, saham kesehatan menjadi beban terbesar bagi indeks Eropa, turun 0,4%, setelah Novo Nordisk anjlok 2,8% menyusul penolakan pengadilan Amerika Serikat atas gugatan terhadap program negosiasi harga obat Medicare.
Saham Bayer merosot 2% setelah catatan dari Goldman Sachs memperkirakan laba kuartal ketiga raksasa farmasi Jerman itu akan berada di bawah ekspektasi pasar.
Di posisi terbawah indeks STOXX 600, B&M jatuh 7,8% setelah pengecer diskon itu memperkirakan penurunan laba inti semester pertama sebesar 28% dan prospek laba tahunan yang lebih rendah.
Sektor energi justru menguat, dengan saham Shell meningkat 1,5% setelah perusahaan menandai potensi kenaikan produksi gas alam cair (LNG) dan hasil perdagangan gas yang lebih baik pada kuartal ketiga.
Dari sisi data ekonomi, harga rumah di Inggris naik 1,3% pada tahun hingga September, lebih lambat dari perkiraan, sementara pesanan industri Jerman turun untuk bulan keempat berturut-turut pada Agustus.
Saham Skanska melonjak 6,7% setelah Jefferies menaikkan rekomendasi menjadi "buy" dari "hold". Sebaliknya, Nexans melorot 4,9% setelah peringkatnya diturunkan menjadi "hold" dari "buy". (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin