- Bursa Eropa ditutup menguat tipis (STOXX 600 naik 0,18%), ditopang sektor kesehatan (+0,9%) dan barang mewah (+1,9%), meski saham perbankan (-1,1%) dan energi tertekan oleh jatuhnya harga minyak.
- Saham unggulan: UCB cetak rekor tertinggi, GSK +2,2% usai pergantian CEO, AstraZeneca hampir +1% setelah rencana pencatatan di NYSE ; sektor pertambangan +1,7% mengikuti reli emas dan tembaga.
- Investor mencermati risiko shutdown AS yang bisa menunda data ketenagakerjaan September; Citigroup memperkirakan kemungkinan penutupan cukup besar, sementara pasar tetap optimistis kesepakatan tercapai.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir di zona hijau, Senin, didorong penguatan sektor kesehatan dan luxury brand yang mampu mengimbangi pelemahan saham perbankan dan energi. Investor juga mencermati potensi penutupan sementara (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat yang bisa menunda rilis sejumlah data ekonomi penting.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,18% atau 1,01 poin menjadi 555,53, setelah pekan sebelumnya berakhir mendatar, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Senin (29/9) atau Selasa (30/9) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga berakhir positif. Di Jerman, Indeks DAX bertambah 0,02% atau 5,59 poin jadi 23.745,06, FTSE 100 Inggris menguat 0,16% atau 15,01 poin ke posisi 9.299,84 dan CAC Prancis meningkat 0,13% atau 10,19 poin menjadi 7.880,87.
Sektor kesehatan memimpin kenaikan dengan lonjakan 0,9%. Saham UCB mencetak rekor tertinggi usai pesaing asal Amerika Serikat, MoonLake Immunotherapeutics, merilis data variatif terkait obat penyakit kulit.
Saham GSK melesat 2,2% setelah mengumumkan pergantian pucuk pimpinan: CEO Emma Walmsley akan mundur dan digantikan Luke Miels mulai Januari mendatang.
AstraZeneca menguat hampir 1% setelah menyatakan akan mencatatkan saham secara langsung di Bursa Efek New York, menggantikan struktur depository shares saat ini.
Selain itu, saham pertambangan Eropa melejit 1,7% mengikuti kenaikan harga emas yang mencetak rekor serta penguatan harga tembaga di London. Saham teknologi juga melonjak 1,1%.
Sektor barang mewah memberikan tambahan dorongan dengan kenaikan indeks 1,9%, merebut kembali posisi setelah koreksi pekan lalu.
Sebaliknya, sektor perbankan zona euro merosot 1,1%, dengan Commerzbank Jerman anjlok 3%. Saham energi juga melemah seiring kejatuhan harga minyak mentah sekitar 2%.
Investor menantikan pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan pimpinan Partai Demokrat dan Republik di Kongres guna membahas perpanjangan pendanaan pemerintah. Tanpa kesepakatan, shutdown akan dimulai pada Rabu.
Jika terjadi, Departemen Tenaga Kerja AS akan menghentikan publikasi data ekonomi, termasuk laporan ketenagakerjaan September yang dijadwalkan rilis Jumat. Pasar menantikan data tersebut sebagai acuan arah kebijakan moneter Federal Reserve.
"Sejauh ini, pasar tampaknya mengabaikan kemungkinan besar penutupan...saham tampaknya berspekulasi bahwa kesepakatan akan tercapai dalam waktu singkat dengan gangguan minimal," kata Mark Malek, Chief Investment Officer Siebert Financial.
"Data (pasar tenaga kerja) minggu ini tentu akan menginformasikan langkah selanjutnya dalam kebijakan the Fed."
Namun, analis Citigroup memperkirakan kemungkinan shutdown pada Oktober tetap besar dan laporan ketenagakerjaan September berpotensi tertunda.
Di sisi lain, saham Carnival ambles 4,5% dan menjadi yang terlemah di STOXX 600 meski perusahaan menaikkan proyeksi laba tahunan.
Saham Genmab Denmark memangkas pelemahan dan ditutup sedikit lebih rendah setelah menyetujui akuisisi perusahaan biotek Merus NV senilai USD8 miliar.
Meski pasar Eropa merespons pemangkasan suku bunga the Fed awal bulan ini, kinerjanya masih tertinggal dibanding Wall Street, membalik keunggulan yang sempat dicatat pada awal tahun. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin