- Bursa Eropa mencetak rekor tertinggi, dengan STOXX 600 naik 1,28% ke 580,13, dipimpin saham kesehatan dan barang mewah, di tengah optimisme berakhirnya shutdown AS.
- FTSE 100 Inggris mencetak rekor, ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga BoE dan hasil positif emiten besar seperti Vodafone (+8,3%), dan Fraport (+6,5%).
- Meski pasar menguat, kepercayaan investor Jerman menurun dan analis memperingatkan risiko dari ketegangan perdagangan serta perlambatan ekonomi kawasan Eropa.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir di level tertinggi sepanjang masa, Selasa, dipimpin penguatan saham kesehatan, seiring meningkatnya optimisme investor terhadap berakhirnya penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat dan penilaian terhadap prospek beragam dari sejumlah perusahaan telekomunikasi seperti Vodafone dan INWIT.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup melonjak 1,28% atau 7,31 poin menjadi 580,13, menandai penutupan tertinggi dalam sejarah, setelah menyentuh rekor intraday baru di awal sesi perdagangan, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Selasa (11/11) atau Rabu (12/11) dini hari WIB.
Indeks FTSE 100 Inggris juga mencatat rekor tertinggi, didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh Bank of England pada Desember menyusul data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja. Pada akhir sesi, FTSE 100 melesat 1,15% atau 112,45 poin jadi 9.899,60, sementara FTSE MIB Italia melejit 1,24% atau 543,21 poin ke posisi 44.438,88, level tertinggi sejak 2001. Sedangkan DAX Jerman naik 0,53% atau 128,07 poin menjadi 24.088,06 dan CAC Prancis melambung 1,25% atau 100,72 poin ke level 8.156,23.
Kenaikan ini melanjutkan reli pada Senin, ketika saham Eropa mencatat penguatan harian terbesar dalam enam bulan terakhir, di tengah keyakinan kesepakatan pembukaan kembali pemerintahan AS akan memungkinkan kembalinya publikasi data ekonomi resmi.
Senin lalu, Senat Amerika menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah dan memulihkan pendanaan federal.
Sementara itu, di Wall Street, kekhawatiran investor meningkat terkait valuasi tinggi saham teknologi, terutama setelah SoftBank Group menjual sahamnya di Nvidia senilai USD5,8 miliar, yang memicu kekhawatiran bahwa euforia terhadap sektor kecerdasan buatan (AI) telah mencapai puncaknya.
"Yang menyelamatkan pasar Eropa hari ini, baik Euro STOXX maupun FTSE 100, adalah paparan yang lebih kecil terhadap saham-saham teknologi yang sedang menekan sentimen pasar global," kata Ipek Ozkardeskaya, analis Swissquote Bank.
Sektor kesehatan memimpin penguatan dengan lonjakan 2,9%. Saham Novo Nordisk melesat 6,4% setelah komentar positif dari analis JPMorgan, sementara perusahaan tersebut juga dilaporkan memangkas harga obat penurun berat badan andalannya, Wegovy, hingga 33% di India. Saham Zealand Pharma turut melambung 8,7%.
Sektor barang mewah melejit 2,4%, sedangkan perbankan menguat 1,1%.
"Kami melihat laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan di sejumlah sektor yang sebelumnya tertekan, seperti barang mewah dan otomotif," ucap Ozkardeskaya. "Meski begitu, musim laporan keuangan kali ini masih beragam, dan risiko bagi pasar Eropa tetap ada akibat ketegangan perdagangan dengan AS dan China, serta prospek pertumbuhan ekonomi kawasan yang masih lesu."
Dari sisi korporasi, Vodafone melonjak 8,3% setelah mencatat pertumbuhan kembali di pasar Jerman dan menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya. Sebaliknya, INWIT anjlok 11,8% setelah menurunkan proyeksi pendapatan untuk 2026.
Saham Swiss juga menguat ke level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu, dengan Richemont naik 1,9% dan Swatch Group melompat 5,7%, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan sedang bekerja sama dengan pemerintah Swiss untuk menurunkan tarif ekspor sebesar 39% yang saat ini berlaku.
Saham Fraport, operator Bandara Frankfurt, naik 6,5% setelah melaporkan laba inti kuartal III yang melampaui ekspektasi pasar.
Namun demikian, lembaga riset ekonomi ZEW melaporkan bahwa kepercayaan investor Jerman justru turun secara tak terduga pada November, mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi kawasan. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin