Bursa Eropa Tergelincir, Kejatuhan Saham Luxury Brand Redam Reli Komoditas dan Pertahanan
Thursday, September 25, 2025       03:20 WIB
  • STOXX 600 turun 0,19% dipimpin pelemahan CAC Prancis, meski DAX Jerman dan FTSE Inggris menguat; investor mencermati sinyal kebijakan suku bunga dari Chairman Fed Jerome Powell.
  • Saham komoditas, energi, dan pertahanan naik tajam didorong harga tembaga, minyak, serta faktor geopolitik; sebaliknya saham luxury brand, kesehatan, dan otomotif tertekan.
  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed masih tinggi (94% peluang Oktober), namun ketidakpastian kebijakan dan pelemahan sentimen bisnis Jerman menekan kinerja bursa Eropa.

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa tergelincir, Rabu, seiring penguatan saham komoditas dan pertahanan yang tertahan oleh tekanan pada sektor kesehatan serta barang mewah, sementara investor mencerna sinyal terbaru dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,19% atau 1,07 poin menjadi 553,88, dengan bursa regional bergerak variatif, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Rabu (24/9) atau Kamis (25/9) dini hari WIB.
Indeks acuan Prancis, CAC, memimpin pelemahan dengan koreksi 0,57% atau 44,57 poin menjadi 7.827,45. Sementara, DAX Jerman menguat 0,23% atau 55,48 poin jadi 23.666,81 dan FTSE 100 Inggris naik 0,29% atau 27,11 poin ke posisi 9.250,43.
Sektor sumber daya dasar melonjak 1,8% setelah harga tembaga mencapai level tertinggi dalam 15 bulan. Harga minyak mentah yang melesat ke level puncak tiga pekan turut mendorong saham energi melejit 1,5%.
Saham Anglo American melambung 4,7% usai perusahaan berlian Angola, Endiama, mengajukan tawaran kepemilikan minoritas di unit berliannya, De Beers.
Saham pertahanan juga mencatat hasil positif, di antaranya Rheinmetall, Hensoldt, dan SAAB yang melonjak antara 3% hingga 8%. Kenaikan ini dipicu pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa Ukraina dapat merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia dan harus bertindak segera.
Namun, tekanan datang dari saham luxury brand seperti LVMH , Hermes, Richemont, dan EssilorLuxottica yang sama-sama melemah, mendorong subindeks sektor tersebut melorot 1,5%.
Saham sektor kesehatan juga tertekan 0,6%, dengan AstraZeneca melemah 2% dan Roche turun 0,4%.
Sektor otomotif sempat memangkas pelemahan sebelum akhirnya ditutup turun 0,6% setelah laporan  Bloomberg  menyebutkan Washington secara resmi memberlakukan tarif impor mobil lebih rendah per 1 Agustus.
Di sisi lain, Wall Street juga bergerak negatif seiring pelaku pasar mencermati komentar terbaru Powell yang tidak memberikan kejelasan terkait arah kebijakan suku bunga the Fed.
Traders memperkirakan setidaknya masih ada satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini, dengan peluang pemotongan pada Oktober mencapai lebih dari 94%, menurut FedWatch Tool CME Grup.
Pemangkasan suku bunga pertama tahun ini yang diumumkan pekan lalu sempat mendorong reli aset global, termasuk saham Eropa dan Amerika Serikat. Namun setelah awal tahun yang kuat berkat reli saham pertahanan, performa ekuitas Eropa mulai tertinggal dibandingkan Wall Street yang terdorong reli besar-besaran emiten berbasis kecerdasan buatan.
"Risikonya adalah the Fed akan lebih dovish pada pertemuan Desember karena kebijakan moneter yang ketat dapat memperburuk kondisi ketenagakerjaan, sementara risiko kenaikan inflasi tidak terealisasi," kata Elias Haddad, Senior Market Strategist Brown Brothers Harriman.
Saat ini, STOXX 600 masih berada sekitar 2% di bawah puncaknya pada Maret, namun tercatat melejit 9,2% sepanjang tahun berjalan. Sebaliknya, indeks S&P 500 sudah menguat mendekati 13%.
Dari sisi korporasi, saham Lanxess anjlok 6,6% setelah Deutsche Bank menurunkan rekomendasi dari "buy" menjadi "hold".
Sentimen negatif juga datang dari Jerman, di mana survei menunjukkan penurunan tak terduga dalam tingkat kepercayaan bisnis pada September akibat prospek ekonomi yang masih lemah. (Reuters/CNBC/AI)

Sumber : Admin