- Bursa Asia dibuka menguat pada Jumat (12/12), mengikuti rekor baru di Wall Street pasca keputusan The Fed.
- Sentimen juga didukung kabar bahwa para pemimpin China menegaskan dukungan ekonomi untuk 2026, termasuk konsumsi, properti, dan penguatan teknologi domestik.
- IHSG diperkirakan berpeluang rebound menuju 8.700 meski masih berisiko melemah, setelah sebelumnya menembus ATH 8.776 dan terkoreksi akibat profit taking.
Ipotnews - Jelang akhir pekan, Jumat (12/12), bursa saham Asia dibuka menguat, mengikuti kenaikan indeks acuan pada sesi penutupan Wall Street. Indeks S&P dan Dow Jones mencetak rekor baru menyusul keputusan terbaru Federal Reserve.
DI China, para pemimpin utama negara itu menyelesaikan pertemuan tahunan perencanaan ekonomi, Kamis kemarin dengan menegaskan dukungan ekonomi yang luas untuk tahun mendatang, termasuk mendorong konsumsi dan menstabilkan sektor properti.
Pembuat kebijakan tetap fokus memperkuat kapabilitas teknologi domestik, yang menjadi prioritas utama dalam rencana lima tahun berikutnya yang dimulai pada 2026.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesaar 0,83%. Indeks berlanjut melaju 1,04% *89,70 poin) ke 8.681,70 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka mengaut 0,29%, sedangkan Kosdaq dibuka mendatar. Kospi juga berlanjut melaju 1% ke 4.151,79.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak meningkat 1,17% (585,20 poin) ke posisi 50.734,02, setelah dibuka melaju 0,96% dan Topix menanjak 1,18%.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan berpeluang kembali ke zona hijau pasa sesi perdagangan hari ini, setelah berhasil menembus level ATH di 8.776, meski ditutup merosot 0,92% ke 8.620 dilanda profit taking . Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange juga merosot 1,01% ke USD18.68.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berpotensi berbalik arah, rebound mendekati 8.700, tapi masih berisiko bergerak ke bawah 8.600. Secara teknikal, candlestick IHSG dalam dua hari terakhir membentuk pola bearish harami yang mengindikasikan adanya pelemahan dengan tekanan jual yang besar.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir variatif. Indeks S&P 500 dan Dow Jones membukukan rekor penutupan tertinggi, merespons update kebijakan The Fed yang lebih dovish dari perkiraan. Klaim pengangguran awal, naik menjadi 236.000, pekan lalu melampaui perkiraan 220.000. Namun Nasdaq melemah terseret kejatuhan Oracle (-10,8%) setelah merilis laporan keuangan.
Sektor komunikasi dan teknologi merosot 1% dan 0,6%, meredam laju S&P. Indeks Philadelphia Semiconductor melorot 0,8%. Sektor material dan keuangan melonjak 2,2% dan 1,9%. Visa melesat 6,1%. American Express, JP Morgan, dan Goldman Sachs melonjak lebih dari 2%. Walt Disney melompat 2,4%. Saham Broadcom anjlok 1,6% tetapi meloncat 4% setelah sesi perdagangan reguler.
- Dow Jones Industrial Average melonjak 1,34% (646,26 poin) ke 48.704,01.
- S&P 500 menguat 0,21% (14,32 poin) menjadi 6.901,00.
- Nasdaq Composite turun 0,25% (-60,30 poin) ke posisi 23.593,86.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup naik didorong pemangkasan suku bunga the Fed dan kebijakan terbaru dari Swiss National Bank. SNB mempertahankan suku bunga kebijakannya di level 0% dan menyatakan kesepakatan terbaru penurunan tarif AS atas barang-barang Swiss mendongkrak prospek ekonomi, meski inflasi di bawah ekspektasi.
Indeks STOXX 600 naik 0,55% menjadi 581,34, dipimpin kenaikan sektor perbankan (1,7%), diikuti sektor konstruksi dan perjalanan (1,8%), dan luxury brand (0,6%) . Unicredit, ING dan BBVA melonjak 2,4%, 2,2%, dan 2,3%. Sektor utilitas melemah 0,45%, terseret kejatuhan 6,4% saham Naturgy. Indeks kedirgantaraan dan pertahanan Eropa melorot 0,8%. Saham Delivery Hero dan Givaudan ambles 5,3% dan 7,7%. Schneider Electric dan RS Group melompat 2,7% dan 6,6%.
- DAX Jerman meningkat 0,68% (164,47 poin) ke 24.294,61.
- FTSE 100 Inggris naik 0,49% (47,63 poin) menjadi 9.703,16.
- CAC Prancis menanjak 0,79% (63,07 poin) ke 8.085,76.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup melemah. Nada kebijakan The Fed dinilai kurang hawkish dari ekspektasi sebagian besar pelaku pasar. Sentimen dolar tertekan oleh turunnya imbal hasil US Treasury dan rencana injeksi likuiditas USD55 miliar dari The Fed. Injeksi likuiditas dinilai positif bagi sentimen dan aset berisiko, tetapi negatif bagi aset safe haven seperti dolar. Indeks Dolar AS (DXY) turun 0,45% menjadi 98,35.
Dolar AS juga tertekan oleh data kenaikan klaim pengangguran awal yang menyentuh level tertinggi dalam hampir 4,5 tahun. Klaim pengangguran pekan lalu meningkat 44.000 menjadi 236.000. Franc menguat usai SNB menahan suku bunga, sementara ekspektasi kebijakan global cenderung lebih hawkish dibanding the Fed. Euro menguat, menyentuh level tertinggi sejak 3 Oktober. Poundsterling mendatar. Dolar juga melemah terhadap yen.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.1740 | 0.00 | 0.02% | 6:23 PM |
Yen (USD-JPY) | 155.54 | 0.05 | 0.03% | 6:23 PM |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3391 | 0.00 | 0.02% | 6:23 PM |
Rupiah (USD-IDR) | 16,676 | 12.00 | 0.07% | 2:59 AM |
Yuan (USD-CNY) | 7.0570 | 0.01 | 0.16% | 1:59 PM |
Sumber : Bloomberg.com, 11/12/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup turun lebih dari 1% karena fokus pasar pada prospek damai Rusia-Ukraina dan minimnya dampak serangan drone Ukraina maupun penyitaan kapal tanker minyak oleh AS di perairan Venezuela. Pembeli di Asia dikabarkan menuntut diskon besar atas minyak mentah Venezuela.
Laporan tahunan International Energy Agency menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2026, dan memangkas perkiraan pertumbuhan pasokan. Laporan bulanan OPEC mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2025 dan 2026.
- Harga Brent berjangka drop 93 sen (-1,49%) ke USD61,28 per barel.
- Harga WTI berjangka anjlok 86 sen (-1,47%) ke USD57,60 per barel.
Harga emas di bursa berjangka AS dini hari tadi ditutup melonjak di tengah pelemahan dolar, pasca pemangkasan suku bunga The Fed. The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga, namun mengisyaratkan potensi jeda penurunan dengan memantau kondisi pasar tenaga kerja serta inflasi yang "masih agak tinggi". Investor menunggu laporan non-farm payrolls AS yang akan dirilis pada 16 Desember.
Mendukung harga, regulator dana pensiun India,resmi mengizinkan dana pensiun negara itu berinvestasi dalam ETF emas dan perak. Harga perak spot meloncat hampir 4% ke posisi USD64,22 per ounce, mendekati rekor USD64,31 yang dicapai pada awal sesi. Logam mulia lainnya juga bergerak naik; platinum melompat 2,5% ke USD1.697,61 per ounce, sementara paladium melaju 1,1% ke USD1.492,55
- Harga emas di pasar spot melaju 1,2% ke USD4.280,08 per ounce.
- Harga emas berjangka AS melonjak 2,1% ke USD4.313 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)