Bursa Sore: Saham Asia Terpuruk, Data Ritel China Melambat, IHSG Menguat
Monday, May 19, 2025       16:43 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) kokoh di zona positif pada akhir perdagangan hari Senin (19/5). IHSG bertambah 34 poin (+0,49%) ke posisi 7.141.
Nilai transaksi mencapai Rp14,80 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 255,12 juta lot saham yang berpindah tangan.
Saham top gainers LQ45: , , . Sementara saham top losers LQ45: , , .
Indeks sektor transportasi&logistik menopang penguatan IHSG . Sektor tersebut naik tersignifikan sebesar 3,09%. Sektor teknologi menjadi yang terlesu, turun 1,06%.
Bursa Asia
Saham Asia turun seiring rilis data ekonomi Tiongkok yang beragam menunjukkan ekonomi domestik sedang berjuang ketika tarif AS mulai menggerogoti ekspor. Sementara Gedung Putih terus memberikan tekanan retorikanya pada mitra dagang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Minggu menolak penurunan peringkat utang disematkan oleh Moody's. Besset sambil memperingatkan mitra dagang bahwa mereka akan dikenakan tarif maksimum jika mereka tidak menawarkan kesepakatan dengan "itikad baik".
Kegelisahan atas utang Amerika Serikat sebesar $36 triliun juga meningkat saat Partai Republik semakin dekat untuk meloloskan paket pemotongan pajak yang luas, yang diperkirakan dapat menambah utang baru sebesar $3 triliun hingga $5 triliun selama dekade berikutnya.
Pada Jumat pekan lalu, Moody's Ratings menurunkan peringkat kredit negara AS satu tingkat dari Aaa ke Aa1, dengan alasan meningkatnya tantangan dalam mendanai defisit anggaran federal dan meningkatnya biaya pembiayaan kembali utang dalam lingkungan suku bunga tinggi.
"Hal ini memperkuat kekhawatiran mengenai defisit anggaran dan utang AS yang terus meningkat, tetapi ini bukanlah hal baru dan telah dibahas secara luas selama beberapa bulan terakhir, dan bahkan beberapa tahun terakhir," kata Vasu Menon, direktur pelaksana tim strategi investasi OCBC dalam sebuah catatan..
Pertumbuhan penjualan ritel China melambat pada bulan April, data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan pada hari Senin.
Penjualan eceran naik 5,1% dari tahun sebelumnya pada bulan April, meleset dari estimasi analis sebesar 5,5%, menurut jajak pendapat Reuters. Penjualan tumbuh sebesar 5,9% pada bulan sebelumnya.
Produksi industri tumbuh 6,1% tahun ke tahun pada bulan April, lebih kuat dari ekspektasi analis untuk kenaikan 5,5%.
Investasi aset tetap selama empat bulan pertama tahun ini, yang mencakup investasi properti dan infrastruktur, meningkat 4,0%, sedikit lebih rendah dari ekspektasi analis untuk pertumbuhan 4,2% dalam jajak pendapat Reuters.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) -0,68% ke 37.498
Topix (Jepang) -0,08% ke 2.738.
Shanghai Composite (China) +0,00% ke 3.367
Shenzhen Component (China) -0,08% ke 10.171
CSI300 (China) -0,31% ke 3.877.
Hang Seng (Hong Kong) -0,05% ke 23.332
Kospi (Korsel) -0,89% ke 2.603
Taiex (Taiwan) -1,46% ke 21.523
ASX200 (Australia) -0,58% ke 8.295
Asia Currencies
Yen naik 0.53% menjadi 144.93 per USD
SGD naik 0,44% menjadi 1,2947 per USD
AUD naik 0,31% menjadi 0,6426 per USD
Rupiah menguat 0,07% menjadi 16.433 per USD
Rupee naik 0,13% ke 85,4075 per USD
Yuan melaju 0,01% ke 7,2129 per USD
Ringgit melorot 0,04% ke 4,2957 per USD
Baht naik 0,82% ke 33,0940 per USD
Bursa Eropa
Saham Eropa dibuka di wilayah negatif pada trading hari Senin (19/5). Indeks acuan regional seluruh Eropa, Stoxx 600 turun 0,4% tak lama setelah bel pembukaan.
Sebagian besar sektor dan seluruh bursa utama mengalami kerugian. Indeks FTSE 100
dan CAC 40 turun 0,5%. Sementara DAX Jerman diperdagangkan 0,2% lebih rendah.
Oil
Harga minyak merosot pada perdagangan hari Senin (19/5) sore, terbebani oleh penurunan peringkat kredit negara AS oleh Moody's dan data resmi yang menunjukkan perlambatan laju produksi industri dan penjualan eceran Tiongkok.
Harga minyak mentah Brent turun 51 sen menjadi $64,90 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 45 sen menjadi $62,04 per barel. Kontrak WTI bulan Juni berakhir pada hari Selasa. Kontrak Juli yang lebih aktif turun 48 sen menjadi $61,49 per barel.
(reuters/cnbc/bloomberg/idx)

Sumber : admin