Bursa Wall Street Berakhir di Zona Merah Jelang Musim Laporan Keuangan
Friday, October 10, 2025       04:21 WIB
  • Wall Street ditutup melemah pada Kamis karena investor melakukan konsolidasi menjelang musim laporan keuangan kuartal III di tengah shutdown pemerintahan AS yang masih berlangsung.
  • Dow Jones turun 0,52%, S&P 500 menyusut 0,28%, dan Nasdaq terkoreksi 0,08%, dengan sektor material memimpin pelemahan dan consumer staples menjadi sektor penguat utama.
  • Pasar menanti laporan keuangan bank besar pekan depan dan pemangkasan suku bunga the Fed yang diperkirakan sebesar 25 basis poin pada akhir Oktober, sementara ketidakpastian meningkat akibat minimnya data ekonomi.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir melemah, Kamis, karena investor memilih melakukan konsolidasi posisi menjelang dimulainya musim laporan keuangan kuartal III, di tengah ketiadaan data ekonomi baru akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat yang masih berlangsung.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 243,36 poin atau 0,52% menjadi 46.358,42, sementara S&P 500 menyusut 18,61 poin atau 0,28% jadi 6.735,11, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 18,752 poin atau 0,08% ke posisi 23.024,62, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di New York, Kamis (9/10) atau Jumat (10/10) pagi WIB.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, material mencatat penurunan terbesar, sedangkan consumer staples menjadi sektor yang paling menguat.
"Sulit menyebut satu alasan spesifik untuk penurunan hari ini karena koreksinya tidak besar," ujar Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. "Investor tampaknya mulai mengatur posisi menjelang laporan keuangan pekan depan, sambil mengambil sebagian keuntungan dari saham yang sudah naik signifikan."
Pergerakan pasar ini terjadi setelah reli panjang yang banyak ditopang oleh kebangkitan teknologi kecerdasan buatan (AI), yang memunculkan kekhawatiran adanya gelembung harga saham (bubble) dan potensi koreksi dalam waktu dekat.
Minggu mendatang akan menandai tiga tahun bull market yang dimulai sejak Oktober 2022, ketika indeks berbasis luas S&P 500 mencapai titik terendah setelah periode pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Sejak itu, indeks tersebut meroket hampir 90%, didorong terutama oleh saham teknologi besar.
Sementara itu, penutupan pemerintahan AS memasuki hari kesembilan, tanpa tanda-tanda kemajuan di Kongres. Kondisi ini membuat pelaku pasar tidak memiliki acuan data ekonomi penting, sehingga fokus beralih pada pernyataan pejabat the Fed untuk mencari sinyal arah kebijakan suku bunga hingga akhir tahun.
Presiden Fed New York John Williams dalam wawancara dengan  The New York Times  menyatakan mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun, mengingat meningkatnya risiko pelemahan pasar tenaga kerja.
"Menarik untuk melihat langkah the Fed tanpa adanya data ekonomi," tambah Carlson. "Apakah mereka tetap bergerak, atau menunggu data baru karena mereka selalu menekankan pendekatan berbasis data?"
Menurut FedWatch Tool CME Group, pelaku pasar menilai peluang 94,6% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan 28-29 Oktober.
Sektor perumahan dan konstruksi menjadi salah satu yang paling lemah, masing-masing merosot lebih dari 2%.
Pekan depan, sejumlah bank kakap Amerika -- termasuk JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo -- dijadwalkan melaporkan kinerja kuartal ketiga, menandai awal musim laporan keuangan.
Analis memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 sebesar 8,8% dibanding tahun sebelumnya, melambat dari 13,8% pada kuartal II dan 9,1% pada periode yang sama tahun lalu, menurut data LSEG .
Dari sisi emiten, Delta Air Lines melonjak 4,9% setelah membukukan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dan memberikan prospek positif untuk kuartal berjalan. Kabar ini juga mendorong indeks S&P 1500 Airlines melesat 2%.
Saham Costco Wholesale menguat 2,2% setelah merilis data penjualan September, sementara Albemarle melejit 4,9% usai TD Cowen menaikkan target harga sahamnya di tengah kabar China memperketat ekspor logam tanah jarang.
Jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 3,51 banding 1 di NYSE . Terdapat 300 titik tertinggi baru dan 78 titik terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 1.514 saham menguat dan 3.111 saham melemah, di mana jumlah yang turun melebihi yang naik dengan rasio 2,05 banding 1.
S&P 500 mencatat 19 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 10 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 117 titik tertinggi baru dan 55 titik terendah baru. (Reuters/CNBC/Investing)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Salesforce Inc (2,04%)
-Nvidia Corporation (1,81%)
-Merck & Company Inc (1,24%)
Saham berkinerja terburuk
-Boeing Co (-4,14%)
-Travelers Companies (-2,95%)
-Honeywell International Inc (-2,68%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Albemarle Corp (5,25%)
-Kenvue Inc (4,70%)
-Delta Air Lines Inc (4,29%)
Saham berkinerja terburuk
-Amentum Holdings LLC (-5,35%)
-Dell Technologies Inc (-5,21%)
-PulteGroup Inc (-4,90%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-New Era Helium Inc (83,12%)
-Bluejay Diagnostics Inc (75,40%)
-SU Group Holdings Ltd (59,67%)
Saham berkinerja terburuk
-Kandal M Venture Ltd (-44,63%)
-VS Media Holdings Ltd (-38,10%)
- CCSC Technology International Holdings Ltd (-32,91%)

Sumber : Admin