Bursa Wall Street Semringah, S&P 500 dan Nasdaq Dekati Rekor Tertinggi
Friday, June 27, 2025       05:31 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona hijau, Kamis, mendorong S&P 500 dan Nasdaq mendekati rekor penutupan tertinggi karena gencatan senjata Israel-Iran terus berlanjut dan serangkaian indikator ekonomi tampaknya mendukung kasus Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga tahun ini.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 404,41 poin, atau 0,94%, menjadi 43.386,84, S&P 500 naik 48,86 poin, atau 0,80%, menjadi 6.141,02 dan Nasdaq Composite Index melonjak 194,36 poin, atau 0,97%, menjadi 20.167,91, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Kamis (26/6) atau Jumat (27/6) pagi WIB.
Ketiga indeks saham utama Amerika Serikat menanjak dalam reli luas yang menempatkannya di jalur untuk mencatat keuntungan mingguan.
S&P 500 dan Nasdaq kini hanya berjarak beberapa langkah dari rekor penutupan tertinggi sepanjang masa, dan saat detik-detik mendekati bel penutupan, tampaknya rekor tersebut dapat dicapai.
"Jelas sekali, ekspektasi pemangkasan suku bunga yang akan dimajukan ke tahun ini menjadi faktor kunci pergerakan pasar," ujar Bill Northey, Senior Investment Director U.S. Bank Wealth Management, Billings, Montana. "Sekarang pasar memperkirakan ada tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini."
Saham sektor perbankan memimpin penguatan, menyusul rencana the Fed untuk melonggarkan aturan leverage bagi bank-bank besar, yang berpotensi mengurangi persyaratan modal terhadap aset berisiko rendah. Indeks sektor perbankan S&P 500 melesat 1,6%.
"Pemerintahan ini menjanjikan deregulasi," kata Ross Mayfield, analis Baird di Louisville, Kentucky. "Dan ini bukan sekadar contoh, tetapi semacam tanda bahwa akan ada lebih banyak lagi yang akan datang."
Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, memperingatkan agar tidak mengambil opsi di tengah ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung, tetapi menambahkan bahwa dia tidak memperkirakan tarif akan "seinflasi seperti yang dikhawatirkan banyak orang."
Efek tarif yang diredam dapat membantu mendukung penurunan suku bunga musim gugur ini, menurut Presiden Fed San Francisco, Mary Daly. Presiden Fed Boston, Susan Collins, Rabu, mengatakan dia condong ke arah pemotongan suku bunga akhir tahun ini di tengah prospek ekonomi yang tidak pasti.
Pernyataan ini mengikuti kesaksian Chairman Fed, Jerome Powell, di depan Kongres selama dua hari, di mana dia menegaskan kembali sikap kebijakan "wait-and-see" bank sentral sehubungan dengan penurunan suku bunga dan efek tarif ekonomi.
Pasar keuangan saat ini memperkirakan kemungkinan hampir 21% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Juli, dan lebih dari 75% kemungkinan penurunan pertama tahun ini akan terjadi pada September, menurut FedWatch Tool CME Group.
"Saat kita melihat data ekonomi, termasuk pasar tenaga kerja, aktivitas ekonomi, dan tingkat harga, kita melihat bahwa beberapa pelonggaran tambahan sesuai hingga akhir tahun ini," ucap Northey. "Pertanyaannya tetap seputar besaran dan yang terpenting waktu pemotongan pertama."
Pekan lalu, the Fed merilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi terbarunya, yang menunjukkan perumus kebijakan mengantisipasi pemotongan suku bunga kebijakan utama sekitar setengah poin persentase pada akhir tahun.
Serangkaian data ekonomi memperlihatkan PDB kuartal pertama berkontraksi lebih dari yang dilaporkan sebelumnya karena belanja konsumen yang lebih lemah dari ekspektasi, sementara klaim pengangguran mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun, memicu kekhawatiran kondisi pasar kerja mulai rapuh. Namun demikian, pesanan barang tahan lama dan penjualan rumah mencatat kejutan positif.
Sementara itu, di antara 11 sektor utama S&P 500, jasa komunikasi menikmati persentase kenaikan terbesar, sementara real estat membukukan kejatuhan terdalam.
Micron memperkirakan pendapatan kuartal keempat yang lebih baik dari ekspektasi, Rabu petang. Meski begitu, saham perusahaan teknologi itu merosot 1,0%.
Harga tembaga melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan, mendorong saham perusahaan tambang Freeport-McMoRan dan Southern Copper masing-masing melejit 6,8% dan 7,8%.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 4,76 banding 1 di NYSE . Ada 338 saham baru yang naik dan 66 saham baru yang turun di NYSE . Ada 338 saham tertinggi baru dan 66 saham terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 3.128 saham menguat dan 1.359 saham menyusut di mana jumlah yang naik melebihi yang turun dengan rasio 2,3 banding 1.
S&P 500 membukukan 29 saham tertinggi baru dalam 52 minggu dan 6 saham terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 79 saham tertinggi baru dan 67 saham terendah baru. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nike (2,83%)
-Caterpillar (2,77%)
-Goldman Sachs (2,58%)
Saham berkinerja terburuk
-Walmart (-1,18%)
-Merck & Co (-1,05%)
-Sherwin-Williams (-0,51%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Enphase (12,83%)
-Freeport-McMoran (6,87%)
-Super Micro Computer (5,71%)
Saham berkinerja terburuk
-Equinix (-9,61%)
-Fair Isaac (-4,10%)
-Abbott Labs (-2,71%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
- AYRO Inc (1.676,51%)
-Brera Holdings (909,25%)
-Cyngn (172,85%)
Saham berkinerja terburuk
-Ostin Technology (-93,90%)
-Globavend Holdings (-74,39%)
-Altimmune (-53,18%)

Sumber : Admin