Data Inflasi Lambungkan Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Penutupan Tertinggi
Wednesday, August 13, 2025       04:23 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street ceria, Selasa, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi, ditopang berita inflasi Juli yang naik secara umum sesuai dengan ekspektasi, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve bulan depan.
Dow Jones Industrial Average ditutup melonjak 483,52 poin, atau 1,10%, menjadi 44.458,61, S&P 500 melesat 72,31 poin, atau 1,13%, menjadi 6.445,76, dan Nasdaq Composite Index melambung 296,50 poin, atau 1,39%, menjadi 21.681,90, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (12/8) atau Rabu (13/8) pagi WIB.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menyatakan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2% secara bulanan pada Juli, sementara inflasi tahunan sedikit di bawah perkiraan, yang memicu desakan dari Presiden AS Donald Trump untuk memotong suku bunga.
Imbal hasil US Treasury berjangka pendek--refleksi dari ekspektasi suku bunga--merosot dan kontrak berjangka suku bunga menunjukkan trader menetapkan peluang 88,8% bahwa the Fed dapat menurunkan suku bunga sekitar 25 basis poin pada September.
"Data CPI mendukung ekuitas secara keseluruhan, memberikan kabar baik dengan the Fed yang tampaknya lebih tepat untuk memangkas suku bunga pada September dan potensi inflasi yang lebih transitori," kata Katherine Bordlemay, Co-Head of Client Portfolio Management, Fundamental Equities di Goldman Sachs Asset Management.
"Hal pertama yang akan saya pandu adalah terus bersandar pada tema perusahaan besar yang semakin besar. Kami terus memiliki keyakinan terhadap mega-teknologi dan teknologi."
Saham Alphabet melesat 1,2% karena Perplexity mengajukan penawaran tunai senilai USD34,5 miliar untuk membeli browser Chrome perusahaan tersebut.
Intel Corp melambung 5,6% setelah Trump mengatakan dia bertemu dengan CEO-nya, Lip-Bu Tan, Senin, memuji Tan dan menyebut pertemuan itu "sangat menarik."
Pekan lalu, Trump menuntut pengunduran diri Tan segera, menyebutnya "sangat berkonflik" terkait hubungannya dengan perusahaan-perusahaan China.
Sementara, kualitas data ekonomi tetap menjadi perhatian beberapa minggu terakhir setelah Trump memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja menyusul revisi ke bawah pada jumlah non-farm payrolls bulan-bulan sebelumnya. Pasar memantau perkembangan seputar calon Trump, E.J. Antoni, untuk jabatan komisioner biro tersebut, dan kandidat potensial untuk jabatan tertinggi the Fed.
"Itu masih tahap awal dari proses ini dan ketika the Fed akan mulai memangkas suku bunga pada musim gugur, saat itulah data inflasi kemungkinan akan mulai mencatat beberapa kenaikan harga tarif yang lebih langsung dan ini bakal mempersulit keputusan pemotongan suku bunga," kata John Velis, analis BNY.
Kelegaan datang ketika Amerika dan China memperpanjang gencatan tarif mereka hingga 10 November, mencegah bea masuk tiga digit untuk barang masing-masing.
Saham Wall Street menguat dalam beberapa pekan terakhir didorong laporan keuangan perusahaan teknologi yang kuat, meredanya ketegangan perdagangan, dan meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga.
Aliran masuk ke saham-saham AS pekan lalu merupakan yang terbesar dalam dua tahun, menurut data BofA Global Research.
Indeks Russell 2000, yang melacak perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil, ditutup melejit 2,99% atau 66,27 poin menjadi 2.282,779.
Indeks yang melacak saham maskapai penerbangan meroket 8,87%, kenaikan satu hari terbesarnya dalam lebih dari sebulan setelah data menunjukkan harga tiket pesawat meningkat 4% pada Juli.
Saham perbankan reli, dengan indeks S&P 500 Banks melonjal 2,1%, karena analis mengatakan kurva imbal hasil yang lebih curam dapat membantu laba bank karena dapat meminjam dengan harga murah dan memberikan kredit dengan suku bunga yang lebih tinggi.
Cardinal Health ambles 7% setelah distributor obat tersebut mengatakan akan membeli perusahaan manajemen layanan kesehatan Solaris senilai USD1,9 miliar.
Jumlah saham yang naik lebih banyak ketimbang yang turun dengan rasio 4,26 banding 1 di NYSE . Terdapat 484 titik tertinggi baru dan 60 titik terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, saham yang menguat melebihi saham yang melemah dengan rasio 2,69 banding 1.
S&P 500 mencatat 27 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 12 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 104 titik tertinggi baru dan 96 titik terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 16,40 miliar lembar saham, dibandingkan rata-rata 18,3 miliar lembar saham untuk sesi perdagangan penuh selama 20 hari transaksi terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Unitedhealth Group (3,65%)
-Goldman Sachs Group Inc (3,36%)
-Boeing Co (2,86%)
Saham berkinerja terburuk
-McDonald's Corporation (-0,89%)
-International Business Machines (-0,72%)
-Johnson & Johnson (-0,60%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-United Airlines Holdings Inc (10,19%)
-Delta Air Lines Inc (9,23%)
-Paramount Global Class B (8,40%)
Saham berkinerja terburuk
-Celanese Corporation (-13,07%)
-Cardinal Health Inc (-7,21%)
-Axon Enterprise Inc (-6,16%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-180 Life Sciences Corp (206,59%)
-X4 Pharmaceuticals Inc (81,69%)
-RumbleON Inc (61,50%)
Saham berkinerja terburuk
-TPI Composites Inc (-38,06%)
-Mint Incorporation Ltd (-33,18%)
-VirTra Inc (-25,03%)

Sumber : Admin