Data NFP AS Juli Lebih Buruk Dari Perkiraan, Rupiah Menguat Tajam
Monday, August 04, 2025       12:42 WIB

Ipotnews - Data Nonfarm Payrolls (NFP) di Amerika Serikat yang lebih buruk dari perkiraan pada Juli 2025, menjadi sentimen negatif untuk dolar dan memicu penguatan tajam kurs rupiah untuk siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Senin siang (4/8) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.382 per dolar AS, menguat 131 poin atau 0,79% dibandingkan Jumat sore (1/8) dilevel Rp16.513 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan bahwa penguatan tajam ruolpiah hari ini dipengaruhi data tenaga kerja dan manufacturing PMI AS yang sedang buruk.
"Nonfarm Payrolls di Juli hanya 73.000. Participation rate turun ke 62,2%, serta unemployment rate naik ke 4,2%. ISM Manufacturing PMI turun ke 48,0," kata Fikri saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Sebagaimana diketahui, NFP di AS naik sebesar 73.000 pada bulan Juli 2025, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan pada hari Jumat minggu lalu. Pembacaan ini mengikuti kenaikan 14.000 (direvisi dari 147.000) yang tercatat pada bulan Juni dan berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 110.000.
Perincian lain dari laporan menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran naik menjadi 4,2% dari 4,1% di bulan Juni, seperti yang diprakirakan, sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja turun menjadi 62,2% dari 62,3%. Akhirnya, inflasi upah tahunan, yang diukur dengan perubahan dalam Penghasilan Rata-rata Per Jam, naik menjadi 3,9% dari 3,8%.
"Revisi untuk bulan Mei dan Juni lebih besar dari biasanya. Perubahan dalam total pekerjaan nonfarm untuk bulan Mei direvisi turun sebesar 125.000, dari +144.000 menjadi +19.000, dan perubahan untuk bulan Juni direvisi turun sebesar 133.000, dari +147.000 menjadi +14.000," catat BLS dalam siaran persnya.
"Dengan revisi ini, pekerjaan di bulan Mei dan Juni secara keseluruhan adalah 258.000 lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya," ungkap BLS.
(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru