- menghadapi tekanan biaya akibat ketergantungan pada impor LNG berharga tinggi, berbeda dengan China dan India yang menikmati harga gas lebih rendah.
- Margin usaha berpotensi tertekan di tengah pelemahan permintaan regional, namun Fitch mempertahankan peringkat BBB- dengan outlook Stabil berkat dukungan pemerintah.
- Mayoritas perusahaan gas Asia-Pasifik tetap solid, dengan prospek jangka panjang positif sebagai energi transisi meski ada pelemahan permintaan jangka pendek.
Ipotnews - Fitch Ratings memproyeksikan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk () akan dibayangi tekanan biaya akibat ketergantungan pada pasokan liquefied natural gas (LNG) berbiaya tinggi. Padahal, saat ini mayoritas perusahaan gas di Asia-Pasifik dinilai tetap tangguh secara keuangan.
Menurut Associate Director Fitch Ratings (Hong Kong) Limited, Tony Wu dalam keterangannya yang dikirim melalui surat elektronik, Kamis (11/9), saat ini utilitas di China sedang menikmati harga gas domestik lebih rendah dan India juga diuntungkan oleh penurunan harga minyak mentah.
Namun, lanjut dia, justru harus menanggung biaya impor LNG yang lebih tinggi. Kondisi ini berpotensi menekan margin usaha, terutama ketika permintaan gas regional sedang melambat akibat cuaca lebih hangat di China dan pelemahan ekonomi di dua pasar utama, China dan India.
Meski demikian, ungkap Tony, Fitch mempertahankan peringkat di level BBB- dengan prospek perusahaan pada posisi Stabil, sejalan dengan dukungan kuat pemerintah sebagai pemegang saham utama. Fitch juga menekankan bahwa dalam jangka panjang, prospek permintaan gas di kawasan tetap positif, karena perannya sebagai energi transisi dengan emisi karbon lebih rendah dibandingkan batubara dan minyak.
Tony menambahkan, Fitch Ratings telah menegaskan bahwa utilitas gas di kawasan Asia-Pasifik masih memiliki ruang peringkat kredit yang kuat, meski permintaan jangka pendek diperkirakan melemah akibat faktor cuaca dan ekonomi. Mayoritas perusahaan gas di kawasan ini tetap memiliki profil keuangan yang solid, tetapi Binhai Investment Company Limited (BB+/Stabil) menjadi pengecualian karena penurunan volume penjualan gas dan jumlah sambungan baru.
Fitch memproyeksikan, rasio leverage sektor gas Asia-Pasifik akan meningkat tipis menjadi 1x pada 2025-2027, dibandingkan 0,9x pada 2024, seiring dengan peningkatan belanja modal oleh GAIL (India) Limited (BBB-/Stabil) dan PetroVietnam Gas Joint Stock Corporation (BB+/Stabil).
Pada sisi biaya pasokan, ujar Tony, perusahaan di China akan diuntungkan dari harga gas domestik yang lebih rendah, berkat pasokan pipa yang meningkat, kapasitas penyimpanan gas yang lebih luas dan produksi domestik yang lebih tinggi. Sementara itu di India, penurunan harga minyak mentah juga akan menekan harga gas, karena keterkaitan dengan harga Brent.
Secara umum, jelas Tony, Fitch menegaskan peringkat mayoritas perusahaan gas di Asia-Pasifik akan tetap stabil, karena statusnya sebagai government-related entities (GREs) atau anak usaha GREs, yang pemeringkatannya terkait langsung dengan peringkat kredit sovereign masing-masing negara.
(Budi/AI)
Sumber : admin