- Wall Street terkoreksi karena kehati-hatian investor, dengan Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq melemah signifikan.
- IHSG menguat 0,46% ke 8.660, didorong net foreign buy dan kenaikan saham emas seiring ekspektasi sikap dovish The Fed.
- IHSG masih berpeluang naik ke area 8.680, namun volatilitas global tetap tinggi; saham pilihan , , , serta dan .
Ipotnews - Tekanan jual masih membayangi pergerakan indeks saham utama di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 0,51 persen ke level 48.458,05. Pelemahan juga dialami indeks S&P 500 yang anjlok 1,07 persen ke posisi 6.827,41, sementara Nasdaq terkoreksi lebih dalam sebesar 1,69 persen dan berakhir di level 23.195,17.
Koreksi di bursa saham Amerika Serikat tersebut mencerminkan sikap hati-hati investor di tengah meningkatnya ketidakpastian global serta penantian pasar terhadap rilis data ekonomi penting.
Berbanding terbalik dengan pergerakan Wall Street, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) justru mampu ditutup menguat pada perdagangan terakhir. IHSG naik 0,46 persen ke level 8.660, dengan dukungan aliran dana asing yang mencatatkan net foreign buy sebesar Rp569,66 miliar di pasar reguler. Penguatan ini menunjukkan ketahanan pasar saham domestik di tengah tekanan eksternal.
Menurut Technical Analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda, kinerja positif IHSG terutama ditopang penguatan saham berbasis emas. Sektor ini mendapatkan katalis dari kenaikan harga komoditas global yang didorong ekspektasi pasar terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve. "Harapan bahwa the Fed akan mengambil sikap yang lebih akomodatif turut meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko, termasuk saham-saham komoditas Indonesia," ujar Reza, Senin (15/12).
Secara teknikal, IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan pergerakan naik dalam jangka pendek. Indeks diperkirakan berpotensi menguji area resistance di level 8.680, dengan area support berada di kisaran 8.570. Namun, pelaku pasar tetap dihadapkan pada potensi volatilitas seiring beragam sentimen global yang berkembang.
Pekan ini, perhatian investor akan tertuju pada sejumlah rilis data ekonomi global, antara lain data penjualan ritel China, laporan ketenagakerjaan Non-Farm Payrolls Amerika Serikat, serta data inflasi AS. Dari dalam negeri, fokus pasar akan mengarah pada perkembangan dan arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang dinilai menjadi salah satu faktor penentu pergerakan pasar keuangan domestik ke depan.
Sejalan dengan kondisi tersebut, Reza merekomendasikan beberapa saham yang dinilai menarik untuk dicermati, yakni , , dan .
Selain itu, analis BNI Sekuritas Karina RF, juga menyoroti sejumlah saham yang berpotensi dimanfaatkan untuk perdagangan jangka pendek, di antaranya , , , , , dan , dengan strategi spekulatif yang disesuaikan pada level teknikal masing-masing saham.
Karina menilai meskipun peluang penguatan IHSG masih terbuka, investor tetap perlu mencermati dinamika sentimen global dan domestik serta menerapkan manajemen risiko secara disiplin. "Ketidakpastian arah kebijakan moneter global dan hasil rilis data ekonomi utama diperkirakan masih akan menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat," papar dia. (Marjudin/AI)
Sumber : Admin