- IHSG berpotensi menguat ke level 8.200-an pada kuartal IV-2025, didorong stimulus ekonomi, pemangkasan suku bunga BI, dan peluang The Fed kembali menurunkan suku bunga.
- Sepanjang 2025, IHSG naik 13,86% menjadi 8.061,06 per 30 September, meski sempat anjlok ke 5.967,99 (-15,71%) pada April akibat capital outflow dan ketidakpastian global.
- Fundamental ekonomi Indonesia dinilai tetap solid, dengan skenario terburuk IHSG bisa terkoreksi ke 7.400 jika muncul risiko sistemik dari kebijakan pemerintah.
Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi melanjutkan penguatan pada Kuartal IV 2025 ke level 8200-an.
Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan momentum penguatan IHSG berpeluang terus berlanjut pada tiga bulan terakhir tahun ini.
"Kita harapkan berbagai stimulus yang sudah dilakukan akan mulai memperlihatkan dampak terhadap perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di 4Q25," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews, Rabu (1/10).
Nafan melihat pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia yang cukup besar memberikan andil terhadap penguatan IHSG sepanjang tahun berjalan. "Ke depan masih ada peluang the Fed memangkas suku bunga acuan pada bulan ini, dan Bank Indonesia juga masih punya ruang memangkas lagi," ujar Nafan.
Skenario terburuk IHSG bisa terdepresiasi sampai 7.400 apabila terjadi resiko sistemik dari kebijakan pemerintah. Namun sejauh ini Nafan melihat kinerja fundamental ekonomi Indonesia masih solid.
"Jadi penguatan IHSG bisa sampai 8.200-an," ucap Nafan.
Sebagaimana diketahui, IHSG sempat melalui gejolak tajam sepanjang 2025, sebelum akhirnya ditutup menguat signifikan di akhir September 2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun dari IPOT , IHSG bergerak dari level 7.079,90 pada penutupan perdagangan 30 Desember 2024 menjadi 8.061,06 pada Selasa (30/9). Artinya, dalam sembilan bulan, indeks mencatat kenaikan 13,86%.
Perjalanan indeks tidak mulus. Pada awal tahun, IHSG justru terkoreksi tajam. Tercatat pada 9 April 2025, IHSG anjlok hingga ke level terendah di 5.967,99 atau turun 15,71% dibandingkan akhir tahun sebelumnya. Tekanan kala itu dipicu oleh arus keluar dana asing serta kekhawatiran investor atas ketidakpastian ekonomi global.
Namun, memasuki paruh kedua tahun, indeks mulai pulih. Pergerakan positif didorong oleh stabilisasi nilai tukar rupiah, rilis kinerja keuangan emiten yang solid, serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan global. Alhasil, pada 23 September 2025, IHSG sempat menembus level 8.125,20 atau menguat 14,76% dibandingkan akhir 2024, sebelum terkoreksi tipis di akhir September.
Dengan pencapaian ini, IHSG berhasil keluar dari tekanan yang sempat menekan indeks ke bawah level psikologis 6.000, dan kini berpotensi menjaga momentum positifnya hingga akhir tahun 2025.
(Adhitya/AI)
Sumber : admin