Investor Tepis Ketidakpastian Shutdown Amerika, Bursa Wall Street Melenggang
Tuesday, September 30, 2025       04:31 WIB
  • Wall Street ditutup menguat: Dow Jones +0,15%, S&P 500 +0,26%, Nasdaq +0,48%, dipimpin sektor teknologi berkat optimisme AI dan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed.
  • Investor tetap fokus pada prospek pemotongan suku bunga meski dibayangi potensi shutdown pemerintahan AS dan komentar hawkish pejabat the Fed.
  • Saham menonjol: Nvidia +2%, Microsoft +0,6%, AppLovin +6,3% (rekor tertinggi), EA +4,5% (diakusisi USD55 miliar), dan saham cannabis melonjak usai dukungan Trump terhadap cannabidiol.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Senin, dengan Nasdaq memimpin kenaikan seiring investor memburu saham teknologi dan mengabaikan ketidakpastian potensi penutupan pemerintah (government shutdown) Amerika Serikat serta pernyataan agresif dari pejabat Federal Reserve.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 68,78 poin atau 0,15 persen menjadi 46.316,07, S&P 500 menguat 17,51 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.661,21, sementara Nasdaq Composite Index mencatat kenaikan tertinggi dengan bertambah 107,09 poin atau 0,48 persen ke level 22.591,15, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (29/9) atau Selasa (30/9) pagi WIB.
Sentimen positif terutama ditopang keyakinan investor terhadap prospek pertumbuhan kecerdasan buatan (AI) serta ekspektasi bahwa the Fed tetap melanjutkan pelonggaran suku bunga meski inflasi masih tinggi dan pasar tenaga kerja menghadapi ketidakpastian.
Pelaku pasar juga cenderung mengabaikan risiko penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat yang berpotensi terjadi pada Rabu--awal tahun fiskal baru--akibat kebuntuan politik antara Partai Republik dan Demokrat terkait pendanaan.
Meski ada kemungkinan penundaan rilis data ketenagakerjaan September jika government shutdown terjadi, hal ini tidak menjadi faktor utama bagi pergerakan indeks, ungkap Lindsey Bell, Chief Strategist 248 Ventures di Charlotte, North Carolina.
Dia menilai investor lebih fokus pada prospek pemangkasan suku bunga, kekuatan konsumsi, serta data perumahan yang menunjukkan resiliensi ekonomi.
"Pasar tidak akan melesat jauh, karena ini merupakan risiko. Namun investor dapat mempertimbangkan potensi penutupan pemerintah, karena jika terjadi, kemungkinan akan segera diselesaikan dan pasar dapat kembali berfokus pada hal-hal yang penting, seperti laporan keuangan, kebijakan moneter, dan investasi AI."
Meski penutupan pemerintah cenderung tidak berdampak pada kinerja perusahaan secara historis, ancaman yang akan segera terjadi mungkin membatasi keuntungan dan membuat volume perdagangan tetap rendah pada sesi Senin, menurut Burns McKinney, Manajer Portofolio NFJ Investment Group di Dallas, Texas.
"Satu-satunya alasan penutupan pemerintah akan benar-benar menggerakkan pasar adalah jika berdampak pada bottom line. Secara historis, penutupan pemerintah berlangsung singkat dan tidak berdampak pada profitabilitas sehingga investor cenderung berpandangan ke depan," tutur McKinney.
Dari sisi kebijakan moneter, pernyataan pejabat the Fed masih bernada hati-hati. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menekankan perlunya mempertahankan kebijakan moneter ketat untuk meredam inflasi.
Sementara Presiden Fed St Louis Alberto Musalem mengaku terbuka pada pemangkasan bunga lebih lanjut namun tetap ingin suku bunga cukup tinggi untuk menekan inflasi yang masih sekitar 1 poin persentase di atas target 2 persen.
Kendati demikian, pasar uang memperkirakan peluang 89 persen terjadinya pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan the Fed berikutnya, menurut FedWatch Tool CME Group.
Secara sektoral, sembilan dari sebelas sektor utama S&P 500 berakhir di area positif. Sektor energi melorot 1,9 persen seiring anjloknya harga minyak lebih dari 3 persen, sementara sektor konsumer diskresioner naik 0,6 persen.
Teknologi menjadi pendorong utama, ditopang lonjakan saham Nvidia sebesar 2 persen dan Microsoft 0,6 persen.
Electronic Arts melambung 4,5 persen setelah sepakat untuk diambil alih dalam transaksi senilai USD55 miliar, memicu optimisme terhadap prospek merger dan akuisisi.
Saham Lam Research melesat 2 persen setelah peringkatnya dinaikkan oleh Deutsche Bank dari "hold" menjadi "buy", sedangkan AppLovin mencetak rekor harga baru sebelum ditutup melejit 6,3 persen menjadi USD712,36.
Saham perusahaan ganja juga meningkat tajam setelah Presiden Trump menyebarkan video yang menyoroti manfaat kesehatan cannabidiol berbahan dasar hemp. Canopy Growth meroket 17 persen, Cronos Group melonjak hampir 13 persen, dan Tilray Brands melesat 60,9 persen.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,38 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 337 titik tertinggi baru dan 80 titik terendah baru.
S&P 500 mencatat 38 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan enam titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 116 titik tertinggi baru dan 74 titik terendah baru.
Di Nasdaq, 2.525 saham menguat dan 2.118 saham melorot, di mana jumlah yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,19 banding 1.
Di bursa Wall Street, sekitar 17,91 miliar lembar saham berpindah tangan, dibandingkan rata-rata 18,25 miliar dari 20 sesi perdagangan terakhir. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia Corporation (2,07%)
-Caterpillar Inc (1,26%)
-Walt Disney Company (1,15%)
Saham berkinerja terburuk
-Chevron Corp (-2,54%)
-Boeing Co (-1,89%)
-International Business Machines (-1,59%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Western Digital Corporation (9,23%)
-CSX Corporation (5,41%)
-Seagate Technology PLC (5,35%)
Saham berkinerja terburuk
-Vista Energy Corp (-4,48%)
-Carnival Corporation (-3,97%)
-Devon Energy Corporation (-3,97%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Cemtrex Inc (1.315,02%)
-Orangekloud Technology Inc (303,45%)
-Enanta Pharmaceuticals Inc (91,90%)
Saham berkinerja terburuk
-MoonLake Immunotherapeutics (-89,92%)
-Kala Pharmaceuticals Inc (-89,27%)
-IO Biotech Inc (-76,89%)

Sumber : Admin