- Bursa Eropa merosot, indeks STOXX 600 melemah 0,7% dipimpin sektor teknologi yang terkoreksi 1,9% akibat kekhawatiran valuasi tinggi dan prospek ekonomi zona euro yang melemah.
- Saham Novo Nordisk, AstraZeneca, dan DHL menguat berkat kinerja dan sentimen positif, sementara Legrand, Schneider Electric, dan Siemens Energy menekan pasar akibat hasil di bawah ekspektasi.
- Data penjualan ritel zona euro melemah dan ekonomi Jerman terancam stagnan, memperkuat kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi kawasan.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa merosot, Kamis, tertekan penurunan tajam saham teknologi, sementara investor mencermati hasil laporan keuangan yang variatif serta data ekonomi utama yang mengecewakan.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,7% atau 4,00 poin menjadi 567,90, dipimpin pelemahan sektor teknologi yang kembali menjadi sasaran aksi jual investor, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Kamis (6/11) atau Jumat (7/11) dini hari WIB.
Bursa regional umata juga bergerak ke selatan. Indeks DAX Jerman kehilangan 1,31% atau 315,72 poin menjadi 23.734,02, FTSE 100 Inggris berkurang 0,42% atau 41,30 poin jadi 9.735,78 dan CAC Prancis menyusut 1,36% atau 109,46 poin ke posisi 7.964,77.
Data menunjukkan penjualan ritel zona euro secara tak terduga melambang sepanjang September, menantang ekspektasi pemulihan ekonomi yang didorong oleh konsumsi.
"Hal ini memperkuat pandangan bahwa badai ekonomi sedang mendekat, dan investor menjadi semakin berhati-hati," ujar Nick Saunders, CEO platform perdagangan saham Webull UK.
Sektor teknologi memimpin kejatuhan dengan koreksi 1,9%, di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas valuasi saham yang dinilai sudah terlalu tinggi.
"Berita buruk saat ini dihukum cukup keras, terutama pada saham teknologi. Reli pasar selama ini ditopang oleh sektor tersebut, dan ada kekhawatirana saham teknologi akan menjadi yang pertama jatuh. Karena itu, tak ada yang ingin menjadi pemegang terakhir," kata Saunders.
Sementara itu, sektor kesehatan justru bergerak positif dengan kenaikan 0,4%. Novo Nordisk melesat 1,9% setelah Pfizer gagal memenangkan gugatan untuk memblokir tawaran perusahaan Denmark itu atas Metsera, menurut sumber Reuters.
AstraZeneca melonjak 3,1% usai membukukan laba kuartal III yang melampaui ekspektasi, sedangkan Novonesis melejit 6,9% berkat pertumbuhan penjualan organik yang lebih tinggi dari perkiraan.
Namun, kinerja negatif sejumlah perusahaan besar menambah tekanan di pasar. Saham Legrand, produsen peralatan pusat data asal Prancis, anjlok 12,2% -- penurunan harian terburuk sejak Maret 2020 -- setelah melaporkan pertumbuhan penjualan 11,9% dalam sembilan bulan pertama tahun ini, sedikit di bawah ekspektasi dan terdampak oleh tarif impor Amerika Serikat.
Saham Schneider Electric dan Siemens Energy masing-masing melorot 2,9% dan 2,5%, karena investor mulai meninjau kembali sektor yang sebelumnya reli berkat antusiasme terhadap pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Sebaliknya, beberapa emiten mencatatkan lonjakan signifikan. Saham Zalando melambung 6,6% setelah retailer fesyen daring tersebut mengumumkan rencana ekspansi ke segmen pakaian olahraga melalui kemitraan dengan klub sepak bola Jerman, serta mencatat pertumbuhan kuartal III yang lebih tinggi.
DHL melesat 8,6% dan menjadi penggerak utama indeks STOXX 600 setelah melaporkan laba operasional kuartal III yang melampaui ekspektasi pasar.
Namun, Bavarian Nordic ambles 20,8% setelah konsorsium yang terdiri atas Nordic Capital dan Permira menarik tawarannya untuk mengakuisisi produsen vaksin asal Denmark tersebut. Commerzbank juga menyusut 2% akibat penurunan tak terduga laba bersih kuartal III.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Sentral Norwegia dan Bank of England sama-sama mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan terbarunya.
Sementara itu, data ekonomi terbaru menunjukkan perekonomian Jerman berisiko stagnan sepanjang 2025, setelah mengalami kontraksi dalam dua tahun berturut-turut -- menambah kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin