Kurs Rupiah Alami Fluktuasi Tajam Sepanjang Semester I
Tuesday, July 01, 2025       12:41 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami fluktuasi tajam sepanjang paruh pertama tahun 2025.
Berdasarkan data dari IPOTNEWS sejak 31 Desember hingga 30 Juni 2025, rupiah membuka tahun ini pada level Rp16.132 per dolar AS dan sempat terpuruk hingga menyentuh Rp16.872 pada 23 April. Level tersebut menjadi titik terlemah rupiah dalam enam bulan terakhir, mencerminkan tekanan pasar global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat.
Kinerja rupiah sepanjang kuartal pertama tahun ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga The Federal Reserve. Sikap hawkish bank sentral AS memicu penguatan dolar dan mendorong arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik global dan data inflasi domestik yang belum stabil turut menambah beban terhadap nilai tukar rupiah.
Namun memasuki Mei dan Juni, rupiah perlahan mulai menguat. Hingga penutupan pasar pada 30 Juni 2025, rupiah tercatat berada di posisi Rp16.238 per dolar AS, menguat sekitar 3,76 persen dari posisi terlemahnya di bulan April.
Penguatan ini terjadi seiring dengan meredanya tekanan eksternal serta langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan oleh otoritas moneter di dalam negeri. Penguatan rupiah menjelang akhir semester pertama dinilai sebagai sinyal pemulihan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Sejumlah analis memandang bahwa meski tren penguatan masih bersifat terbatas, arah rupiah dalam jangka menengah akan sangat ditentukan oleh stabilitas makroekonomi, arus investasi, serta pergerakan suku bunga global.
Dengan kondisi pasar yang masih rentan terhadap dinamika eksternal, pelaku usaha dan investor kini menaruh perhatian besar terhadap kebijakan lanjutan Bank Indonesia serta respons fiskal pemerintah terhadap tantangan global.
Di tengah ketidakpastian tersebut, rupiah menunjukkan tanda-tanda ketahanan, meski tetap harus waspada terhadap potensi tekanan baru di semester kedua tahun ini.
(Adhitya/AI)

Sumber : admin