Outlook IHSG 2025 Direvisi Negatif, Target Baru 6.900
Friday, April 25, 2025       14:13 WIB

Ipotnews - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) diprediksi tidak akan mencapai 8.000 di akhir tahun 2025, melainkan berakhir di level 6.900.
Proyeksi tersebut mengacu pada ponflik dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang masih memanas. Terutama ditandai dengan aksi saling balas tarif hingga 145% untuk impor dari Tiongkok dan 125% untuk barang AS.
"Perang dagang AS - China telah secara signifikan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global," kata Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4).
Eskalasi ini diperkirakan akan menekan pertumbuhan PDB global ke level paling lambat sejak pandemi Covid-19. "Ini terlihat dari dengan proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi global 2025 dan 2026 hanya sebesar 2,8% dan 3,0%," ujar Rully.
Oleh sebab itulah Rully menurunkan target IHSG di akhir tahun ini menjadi 6.900 dari sebelumnya 8.000. Revisi ke bawah ini mencerminkan penyesuaian asumsi makroekonomi.
Dengan minimnya katalis jangka pendek, Rully memperkirakan pemulihan akan berlangsung secara bertahap, didukung oleh potensi partisipasi pasar dari Danantara, peningkatan alokasi ekuitas oleh BPJS TK, serta kemungkinan langkah-langkah counter-cyclical dari pemerintah.
"Sebagai bagian dari strategi portofolio, kami mengeluarkan dari daftar saham pilihan dan meningkatkan bobot pada , , , dan ," tutur Rully.
Kinerja ekonomi Indonesia lebih lemah dari ekspektasi sebelumnya, sehingga proyeksi pertumbuhan PDB 2025 dan 2026 direvisi turun menjadi 4,75% dan 4,95% (dari sebelumnya 5,01% dan 5,15%). Konsumsi rumah tangga yang belum optimal serta memburuknya lingkungan global, terutama perlambatan perdagangan dan investasi menjadi risiko besar bagi sektor ekspor.
"Kondisi ini akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," pungkas Rully.
(Adhitya)

Sumber : admin