Pasar Abaikan Kesepakatan AS-China, Bursa Ekuitas Eropa Merosot
Thursday, June 12, 2025       03:26 WIB

Ipotnews - Penguatan ekuitas Eropa di awal sesi meredup, dan ditutup pada posisi merah, Rabu, karena perundingan perdagangan Amerika Serikat-China hanya memberikan sedikit rincian, meski ada janji tentang kesepakatan tingkat tinggi.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 menanjak menyusul laporan inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan meredakan kekhawatiran terkait tarif dan memperkuat harapan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Namun, indeks tersebut akhirnya ditutup melemah 0,27% atau 1,48 poin menjadi 551,64 - kerugian hari ketiga berturut-turut, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Rabu (11/6) atau Kamis (12/6) dini hari WIB.
Bursa regional utama berakhir variatif. Di Jerman, Indeks DAX turun 0,16% atau 38,66 poin menjadi 23.948,90 dan CAC Prancis berkurang 0,36% atau 28,43 poin jadi 7.775,90, sedangkan FTSE 100 Inggris naik 0,13% atau 11,27 poin menjadi 8.864,35.
Sementara itu, sehari setelah pejabat dari Washington dan Beijing menyetujui kerangka kerja untuk memulihkan gencatan perdagangan mereka, Presiden Donald Trump mengatakan kesepakatan AS-China sudah dicapai, dengan Beijing siap memasok magnet dan mineral tanah jarang.
Menurut seorang pejabat Gedung Putih, perjanjian dengan China memungkinkan AS mengenakan tarif sebesar 55% atas barang-barang China yang diimpor, termasuk tarif "timbal balik" dasar 10%, tarif 20% untuk perdagangan fentanil, dan tarif 25% yang mencerminkan tarif yang sudah ada sebelumnya. China akan mengenakan tarif 10% atas impor AS, kata pejabat tersebut.
Investor di Eropa menanggapi dengan hati-hati, kendati perundingan berakhir dengan gencatan, analis mengatakan investor berharap akan adanya kemajuan yang lebih substansial.
"Pasar memiliki banyak harapan bahwa orang-orang di London akan melihat beberapa terobosan besar dan pada dasarnya yang dilakukan hanyalah mengulangi apa yang mereka lakukan sebulan yang lalu," ujar Daniela Hathorn, analis Capital.com.
Namun, indeks acuan tersebut masih 2% kurang dari rekor tertingginya yang dicapai pada Februari.
Eropa, yang dulunya merupakan penerima manfaat utama dari rotasi aset Amerika, kini dilanda kehati-hatian yang meluas akibat kebijakan tarif Trump yang tidak menentu.
Katalis terbesar bagi pasar Eropa adalah lonjakan belanja pertahanan dan pemangkasan biaya pinjaman oleh Bank Sentral Eropa. Namun, pejabat ECB mengindikasikan bahwa siklus pelonggaran akan berakhir. Trader memperkirakan hanya akan ada satu pemangkasan suku bunga lagi pada akhir tahun ini.
"Investor berbondong-bondong masuk ke pasar Eropa dan memanfaatkan pasar ekuitas yang murah, sekarang tinggal menunggu apa lagi yang akan terus mendorong hal ini," kata Hathorn.
Di sisi pasar, sektor utilitas, yang sering diperdagangkan sebagai proksi obligasi, muncul sebagai sektor dengan kinerja terbaik sesi ini.
Sebaliknya, sektor ritel memimpin kejatuhan, anjlok 1,7% akibat penurunan saham Inditex sebesar 4,4% setelah pemilik Zara itu gagal memenuhi perkiraan penjualan kuartal pertama.
Perusahaan pengembang perumahan asal Inggris, Bellway dan Vistry, mencatat kenaikan setelah Menteri Keuangan Rachel Reeves mengumumkan program perumahan terjangkau senilai 39 miliar pound (USD52,54 miliar) selama satu dekade yang akan hampir menggandakan belanja tahunan untuk rumah berbiaya rendah. (ef)

Sumber : Admin