Rezim Trump Hendak Pecat Ketua The Fed Jerome Powell, Kurs Rupiah Menguat
Monday, April 21, 2025       12:38 WIB

Ipotnews - Sikap Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang hendak memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menjadi sentimen negatif yang melemahkan dolar AS dan menguatkan kurs rupiah siang ini.
Data Bloomberg pada Senin siang (21/4) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah di level Rp16.817 per dolar AS, menguat 16 poin atau 0,10% dibandingkan Kamis sore (17/4) dilevel Rp16.833 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah dipicu oleh pelemahan dolar AS akibat sentimen negatif karena Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencoba melalukan pemecatan Gubernur Bank Sentral AS, Federal Reserve Jerome Powell. "Ini menjadi penyebab utama penguatan rupiah hari ini," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Sebelumnya, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, saat ditanya wartawan tentang kemungkinan pemecatan Powell oleh Trump, menuduh Powell telah "bermain politik". "Presiden dan timnya akan terus mempelajari masalah itu," kata Kevin dilansir Channel News Asia (CNA), dikutip Minggu (20/4).
Tuduhan Trump itu dilakukan karena Powell dianggap tidak memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate saat ekonomi AS tengah tertekan. Trump juga sempat menegaskan memiliki wewenang untuk mengusir Powell dari jabatannya "dengan sangat cepat".
Namun, penting dicatat Presiden AS tidak memiliki kewenangan langsung untuk memecat Gubernur The Fed, tetapi Trump dapat memulai proses panjang untuk mencoba melengserkan Powell dengan membuktikan adanya "alasan" untuk melakukannya.
"Saya tidak senang dengannya. Saya sudah memberitahunya dan jika saya ingin dia keluar, dia akan segera keluar dari sana, percayalah," kata Trump pada Kamis waktu setempat.
Powell dalam berbagai kesempatan sebetulnya telah mengungkapkan alasannya menahan suku bunga acuan FFR saat ini di level 4,25%-4,5%. Ia mengatakan, kebijakan tarif dagang Trump yang tinggi kepada mitra dagang utamanya dapat mengerek tekanan inflasi di AS yang masih di level tinggi, namun pada saat yang bersamaan turut menekankan pertumbuhan ekonomi.
Dilema tersebut, kata Powell, membuat The Fed kini tengah berada dalam posisi yang tidak menyenangkan, karena harus memilih antara mengatasi inflasi dan pengangguran, atau membiarkan pertumbuhan ekonomi terus terperosok.
(Adhitya)

Sumber : admin