Sector Update / Telecommunications / Klik untuk versi PDF
Penulis: Aurelia Barus ; Belva Monica
- Kapasitas IT pusat data Indonesia telah tumbuh dengan CAGR sekitar 30% pada 2018-25F, dan diperkirakan akan terus meningkat, namun hambatan utama masih bertahan.
- Realisasi rencana pemerintah untuk peta jalan AI nasional dengan regulasi baru dan infrastruktur listrik yang lebih baik dapat menjadi game changer .
- Jika reformasi terwujud, Indonesia siap untuk pertumbuhan tinggi di pusat data dan industri terkait AI dengan peluang investasi yang melimpah.
Indonesia siap untuk pertumbuhan pusat data yang lebih cepat
Kapasitas IT terpasang pusat data Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 520 MW pada akhir 2025F, tumbuh dengan CAGR sekitar 30% pada 2018-2025F. Pertumbuhan ini didukung oleh regulasi kedaulatan data dan ekspansi pesat ekonomi digital, seiring dengan iklim investasi dan infrastruktur yang membaik. Dalam 5-7 tahun ke depan, total kapasitas pusat data dapat mencapai sekitar 1,5-1,8 GW.
Pada 2030F, kami memperkirakan bahwa potensi permintaan dapat menyamai tambahan pasokan ini di sekitar 1,3-1,75 GW, didorong oleh proyeksi peningkatan empat kali lipat GMV ekonomi digital, penerapan lebih luas regulasi kedaulatan data, serta meningkatnya penggunaan low-latency seperti 5G dan IoT. Namun, hambatan utama masih ada; terutama dalam perizinan, kesiapan infrastruktur, dan insentif investasi.
Indonesia adalah wilayah netral, tetapi belum menjadi hub regional
Indonesia memiliki potensi strategis sebagai hub pusat data regional karena netralitas geopolitiknya, menempatkan diri sebagai alternatif nonblok politik bagi hyperscaler AS dan China di tengah meningkatnya ketegangan. Meski demikian, Indonesia belum muncul sebagai hub regional sejati, tertinggal dari negara-negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia akibat lambatnya proses perizinan, lemahnya keandalan listrik, regulasi yang terfragmentasi, pasokan energi bersih yang kurang, serta minimnya insentif.
Peta jalan AI nasional dan peningkatan infrastruktur listrik bisa menjadi game changer
Pengecekan kami menunjukkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan Peta Jalan AI Nasional bersamaan dengan regulasi baru untuk membuka sepenuhnya potensi investasi pusat data dan terkait AI. Ini dapat mencakup: (1) memperluas aturan kedaulatan data ke lebih banyak sektor seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan; (2) insentif pajak yang lebih luas, termasuk bea masuk lebih rendah, tax holiday , dan manfaat energi terbarukan; serta (3) penyederhanaan proses perizinan untuk mempercepat investasi infrastruktur digital.
Pada saat yang sama, rencana Green Super Grid dapat meningkatkan keandalan listrik di luar Jawa, sehingga meningkatkan kelayakan pengembangan pusat data yang lebih luas.
Indonesia bersiap untuk pertumbuhan digitalisasi dengan peluang melimpah
Jika reformasi terwujud, Indonesia berada pada posisi yang baik untuk pertumbuhan tinggi di pusat data dan industri terkait AI. Hal ini akan meningkatkan partisipasi institusi keuangan, didukung oleh imbal hasil jangka panjang yang menarik. Produsen listrik ( IJ, IJ, IJ) berada pada posisi yang tepat untuk mendukung meningkatnya permintaan energi, sementara pengembang kawasan industri ( IJ, IJ) dapat memanfaatkan cadangan lahan strategis. Perusahaan konstruksi ( IJ), integrator IT ( IJ, IJ), dan distributor chip ( IJ) akan diuntungkan dari meningkatnya permintaan infrastruktur. Pemimpin kolokasi yaitu IJ, IJ, dan IJ (melalui NeutraDC) - tetap menjadi penerima manfaat utama dari lonjakan beban IT di sektor cloud, AI, fintech , dan e-commerce . ( Riset IndoPremier )

Sumber : IPS