USD Menguat di Tengah Memanasnya Ketegangan Dagang, Bitcoin Catat Rekor Tertinggi
Saturday, July 12, 2025       07:29 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama termasuk yen dan euro setelah Presiden Donald Trump kembali memicu ketegangan dagang dengan pengumuman tarif baru terhadap Kanada dan mitra dagang lainnya.
Trump mengeluarkan surat pada Kamis malam yang menyatakan bahwa tarif sebesar 35% akan dikenakan terhadap seluruh impor dari Kanada mulai 1 Agustus. Uni Eropa dijadwalkan menerima surat serupa pada hari Jumat.
Presiden AS yang telah mengguncang dunia usaha dan kebijakan global lewat gelombang tarifnya, mengusulkan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% terhadap negara-negara lain, naik dari tarif dasar saat ini sebesar 10%.
Minggu ini, Trump mengejutkan Brasil--yang memiliki surplus perdagangan dengan AS--dengan mengenakan tarif sebesar 50%, termasuk terhadap tembaga, produk farmasi, dan chip semikonduktor.
"Ada kekhawatiran baru terkait tarif setelah Trump mengusulkan tarif menyeluruh kemarin," ujar Michael Brown, analis pasar dari broker daring Pepperstone di London. "Secara keseluruhan, pergerakan di pasar valuta asing masih relatif terbatas, dan sejauh ini kisaran pergerakan masih dipertahankan," tambahnya.
Dolar AS menguat 0,79% menjadi 147,4 terhadap yen Jepang, dan diperkirakan mencatatkan kenaikan mingguan hampir 2%--terbesar sejak awal Desember. Terhadap franc Swiss, dolar cenderung datar di posisi 0,79695 franc.
Euro melemah 0,1% ke $1,1688, setelah Trump menyatakan bahwa Uni Eropa dapat menerima surat tarif pada hari Jumat, yang memperburuk ketidakpastian dalam negosiasi dagang antara Brussel dan Washington. Terhadap yen, dolar naik 0,6% ke 147,05 yen.
Dolar Kanada melemah terhadap dolar AS, turun 0,11% ke C$1,3672, setelah sempat merosot lebih dari 0,5% secara tiba-tiba menyusul pengumuman tarif Trump. Sementara real Brasil turun 0,26% terhadap dolar.
Reaksi pasar terhadap gelombang tarif baru ini tergolong tenang dibandingkan aksi jual besar-besaran usai pengumuman "Hari Pembebasan" pada April lalu. Namun, investor tetap waspada terhadap masa depan perdagangan global dan apakah tenggat waktu 1 Agustus benar-benar final.
Meskipun kekhawatiran tarif membantu menopang dolar, beberapa pelaku pasar masih skeptis terhadap prospek dolar AS dalam jangka menengah, mengingat tekanan jual besar yang dialami tahun ini.
"Saya masih memperkirakan dolar akan melemah perlahan tapi pasti dalam jangka menengah. Tapi karena penurunan yang sudah cukup dalam dalam waktu singkat, ada ruang untuk sedikit rebound--terutama jika posisi jual terhadap dolar mulai tertekan," ujar Brown dari Pepperstone.
Dolar juga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja serta risalah rapat kebijakan terbaru Federal Reserve yang meredam ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks dolar sejauh ini turun hampir 10% sepanjang tahun ini, di tengah kekhawatiran bahwa data ekonomi akan mulai mencerminkan dampak negatif kebijakan AS terhadap perekonomian terbesar dunia itu. Namun pada Jumat, indeks ini naik 0,28% ke 97,85 dan diperkirakan mencatatkan kenaikan mingguan, memutus tren penurunan dua pekan berturut-turut.
"USD/CAD masih mempertahankan sebagian besar kenaikannya setelah lonjakan awal pasca pengumuman, namun penguatan tersebut sebagian besar berasal dari sisi dolar, karena pergerakan terhadap CAD relatif datar dibanding sebelum pengumuman," kata analis Goldman Sachs yang dipimpin Stuart Jenkins dalam sebuah catatan untuk investor.
Sementara itu, pound sterling melemah 0,54% ke level terendah dua minggu di $1,35050, setelah data menunjukkan ekonomi Inggris mengalami kontraksi tak terduga selama dua bulan berturut-turut pada Mei.
Mata uang kripto mengalami lonjakan, didorong oleh permintaan dari investor institusional dan kebijakan pro-kripto dari pemerintah AS. Bitcoin naik 3,7% dan mencetak rekor tertinggi baru di $118.832, sementara ethereum melonjak 5,9% menjadi $2.987,15.
"Rekor baru ini mencerminkan ketahanan selera risiko global meskipun ada tarif dari Trump, serta optimisme tinggi terhadap proposal legislatif AS," ujar Chang Wei Liang, ahli strategi valas dan kredit dari DBS. Ia merujuk pada serangkaian kebijakan yang akan dibahas DPR AS dalam pekan mendatang yang dijuluki "Crypto Week."
(reuters)

Sumber : admin