- Wall Street ditutup variatif, dengan Dow naik 0,47% berkat kinerja kuat sektor industri dan konsumsi, sementara Nasdaq turun 0,16% akibat tekanan saham teknologi.
- Sejauh ini, 87% dari 78 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan laba berhasil melampaui ekspektasi, dengan proyeksi pertumbuhan laba kuartal III naik ke 9,2% yoy.
- Investor mencermati dampak shutdown pemerintah AS dan pertemuan Trump-Xi pekan depan di Korea Selatan terkait isu perdagangan.
Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Selasa, dengan Dow memimpin penguatan berkat sentimen positif dari laporan keuangan yang solid di sektor industri dan barang modal, sementara Nasdaq tergelincir akibat tekanan pada saham teknologi dan chip.
Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average menguat 218,16 poin atau 0,47% menjadi 46.924,74, S&P 500 hanya bertambah 0,22 poin ke posisi 6.735,35, sedangkan Nasdaq Composite Index melemah 36,88 poin atau 0,16% jadi 22.953,67, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Selasa (21/10) atau Rabu (22/10) pagi WIB.
Dari 11 sektor utama S&P 500, consumer discretionary dan industrials mencatat kenaikan tertinggi, sementara sektor utilities menjadi yang paling tertekan.
Menurut Michael Green, Kepala Strategi Simplify Asset Management, pasar sedang berada dalam fase "ketidakpastian," dengan reaksi investor terhadap hasil kinerja perusahaan cenderung terbatas. "Tidak ada sentimen yang benar-benar kuat di pasar saat ini. Investor merespons laporan keuangan dengan moderat," ujarnya.
Musim laporan keuangan kuartal ketiga kini memasuki puncaknya, dengan sejumlah korporasi besar seperti General Motors, GE Aerospace, 3M, dan Coca-Cola melaporkan kinerja yang umumnya positif. Namun, karena indeks saham utama Amerika Serikat berada di dekat rekor tertingginya, kinerja yang kuat saja dinilai belum cukup untuk menjaga selera risiko investor.
"Laba yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan margin perusahaan masih meningkat. Artinya, beban tarif berhasil diteruskan ke konsumen atau pemasok," tutur Green.
Saham General Motors melejit 14,9% setelah menaikkan proyeksi kinerja tahunannya sekaligus menurunkan estimasi dampak tarif. Coca-Cola melonjak 4,1% berkat permintaan konsumen yang solid, sedangkan 3M melesat 7,7% setelah menaikkan proyeksi laba setahun penuh, didukung fokus pada produk margin tinggi dan efisiensi biaya.
Sementara itu, saham perusahaan pertahanan seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan RTX juga menguat setelah menaikkan perkiraan kinerja, seiring tingginya permintaan global untuk peralatan militer. Indeks S&P 1500 Aerospace/Defense melonjak 1,9%.
Namun, saham Netflix anjlok 5,8% dalam perdagangan setelah jam bursa karena gagal memenuhi target laba.
Hingga saat ini, 78 perusahaan anggota S&P 500 telah merilis laporan keuangannya, dan 87% di antaranya berhasil melampaui ekspektasi Wall Street. Berdasarkan data LSEG , analis memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 kuartal ketiga mencapai 9,2% secara tahunan, naik dari estimasi 8,8% pada awal Oktober.
Investor kini menantikan laporan keuangan dari sejumlah raksasa Wall Street seperti Tesla, IBM, Procter & Gamble, dan Intel dalam pekan ini.
Saham Warner Bros Discovery melonjak 11% setelah perusahaan mengonfirmasi tengah mempertimbangkan penjualan menyeluruh menyusul minat dari beberapa calon pembeli. Namun, menjelang akhir sesi, dewan direksi menolak tawaran dari Paramount Skydance.
Kebuntuan politik akibat shutdown pemerintahan Amerika yang memasuki minggu ketiga membuat pasar kekurangan data ekonomi resmi, sehingga menyulitkan langkah Federal Reserve yang sangat bergantung pada data.
Meski demikian, survei Reuters terhadap para ekonom memperkirakan bank sentral masih akan memangkas suku bunga acuan dua kali lagi masing-masing sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun, meski pandangan tentang arah kebijakan pada 2026 masih terbelah.
Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan optimisme terkait perdagangan dengan China, menyatakan harapan untuk mencapai "kesepakatan yang adil" dengan Presiden Xi Jinping, sambil meredakan ketegangan seputar isu Taiwan.
Pasar akan mencermati pertemuan antara Trump dan Xi di sela-sela KTT ekonomi di Korea Selatan pekan depan.
Jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,27 banding 1 di NYSE . Terdapat 302 harga tertinggi baru dan 47 harga terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 2.203 saham menguat dan 2.454 saham melemah, di mana jumlah yang turun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 1,11 banding 1.
S&P 500 mencatat 20 harga tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada harga terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 56 harga tertinggi baru dan 63 harga terendah baru.
Volume transaksi di bursa Wall Street mencapai 19,73 miliar lembar saham, dibandingkan rata-rata 20,26 miliar lembar saham untuk sesi perdagangan penuh selama 20 hari terakhir. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-3M Company (7,66%)
-Coca-Cola Co (4,06%)
-Salesforce Inc (3,59%)
Saham berkinerja terburuk
-JPMorgan Chase & Co (-1,74%)
-Verizon Communications Inc (-1,24%)
-Caterpillar Inc (-1,23%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-General Motors Company (14,82%)
-Halliburton Company (11,52%)
-Warner Bros Discovery Inc (10,97%)
Saham berkinerja terburuk
-Newmont Goldcorp Corp (-9,05%)
-Albemarle Corp (-5,00%)
-Vista Energy Corp (-3,97%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Beyond Meat Inc (146,27%)
-Minerva Neurosciences Inc (140,98%)
-rYojbaba Co Ltd (140,00%)
Saham berkinerja terburuk
-Neuphoria Therapeutics Inc (-68,51%)
-American Rebel Holdings Inc (-33,16%)
-SMX Security Matters Ord Shs Class A (-32,75%)
Sumber : Admin